"Sepertinya kau sedang buru-buru, sayang." Naruto menghentikan langkahnya, dia kenal betul dengan suara ini. Ya Naruto yakin.
Perlahan Naruto menolehkan kepalanya untuk melihat orang yang bersuara tersebut. Dan benar. Dugaan Naruto tidak mungkin salah.
Dia adalah pria yang sering melakukan pelecehan padanya di kereta. Tanpa pikir panjang Naruto menolehan kepalanya cepat dan berjalan dengan tergesa-gesa. Dia ingin segera menjauh dari pria itu. Naruto merasakan firasat yang buruk atas hal ini.
"Hei!! Kenapa kau terburu-buru begitu? Tak bisakah kau menemaniku sebentar."
Naruto tak berani menoleh dan terus berjalan cepat. Semakin lama jalannya Naruto semakin berlari. Dia takut, sambil memeluk tas kerjanya Naruto mempercepat larinya. Hingga suara langkah kaki yang mengikutinya hilang Naruto berjalan tanpa berani menoleh kebelakang.
Kenapa lingkungan saat itu sepi, pikir Naruto. Naruto berhenti berlari ketika tak mendengar lagi suara langkah kaki. Dia mengembuskan napas lega karena orang tadi sudah menghilang. Firasatnya salah.
"Kau mencari seseorang?"
Naruto kembali menolehkan kepala ke sumber suara. Jalan ke rumahnya hanya tinggal sebentar lagi, tapi lihat. Orang yang mengikutinya kini ada tiga meter dihadapannya. Sesaat mata Naruto terbelalak. Kaget. Suara jantungnya semakin cepat berdetak. Pria itu muncul dari gang lainnya.
Sesaat ketika Naruto hendak berbalik untuk berlari tangannya dicengkram kuat oleh si pria tak dikenal itu.
"Tolong!" teriak Naruto. Berharap ada sesorang saja yang membantunya.
Pria itu kini memegang kedua tangan Naruto membuattas kerja Naruto hanya tergeletak ditengah jalan.
"T-tolo.."
"Diam atau aku akan menggoreskan pisau ini pada kulitmu." Satu tangan pria itu sudah cukup untuk mencengkram kuat dua pergelangan Naruto. Naruto merutuki dirinya yang tak bisa melawan.
"Dan berhenti meronta atau pisau ini tanpa sengaja akan mengenai kulit mulusmu." Pria itu berkata dengan penuh intimidasi ketika Naruto mencoba melepas pergelangan tangan yang dicengkram si pria.
"Aku tidak ingin melukai kulit mulusmu ini, sayang." Suara pria itu terdengar jelas di telinga Naruto karena dengan sengaja dia mendekatkan mulutnya pada telinga Naruto. Naruto bahkan dapat merasakan embusan napas di pria itu. Satu hal yang dipikirkannya. Menjijikan.
Naruto menangis tanpa suara, tapi napasnya tidak teratur. Dirinya diliputi dengan ketakutan. Berharap ada Sasuke yang akan datang menolongnya. T-tapi itu tidak mungkin.
"Berjalan seperti biasa di sampingku dan hapus air matamu." Kata orang itu melepaskan cengkraman tangannya pada tangan Naruto yang terlihat sedikit merah akibat cengraman kuat yang diberikan si pria tak dikenal itu. "Jangan mencoba kabur, atau aku akan benar-benar melukaimu." Pria itu kembali mengintimidasi.
Naruto sesekali melihat wajah pria itu berharap dia lengah dan Naruto akan berlari sekuat yang dia bisa menjauh dari pria menjijikan itu.
Ini saatnya. Pikir Naruto, sesaat Naruto melihat pria disampingnya tidak memerhatikannya. Dan Naruto berlari. Kabur berlari sejauh yang dia bisa.
"Shhh. Jalang ini." Belum jauh Naruto berlari, tangannya sudah kembali deicengkram si pria yang mengikutinya. Naruto mencoba menepis sekuat tenaga. Tapi cengraman pria itu makin kuat membuat Naruto mengerang sakit satu tangannya yang bebas mencoba membantu tangan satunya untuk lepas dari cengkraman kuat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Sex No Life [Completed]✔
FanfictionNaruto adalah jalang. dia butuh laki-laki lain untuk memuaskan hasrat birahinya, Naruto ingin disentuh, Naruto ingin kasih sayang, dan Naruto ingin dicintai, dia akan memberikan apapun pada seseorang yang memberinya ruang termasuk tubuhnya, dan hidu...