Naruto datang ke kantor. Tersenyum ramah kepada beberapa teman kantor yang juga sudah datang. Ada yang membalas dan ada yang memilih abai, tak memedulikan senyum naruto yang begitu manis. Termasuk Sai yang datang dari arah berlawanan dengan Naruto membawa setumpuk buku tebal, dia juga tidak memedulikan naruto. Sama sekali tidak.
Naruto juga memilih tak acuh dan melanjutkan langkahnya untuk menuju ke ruangan yang hanya tinggal 10 langkah lagi. Dan dipintu masuk, dia dikejutkan dengan kedatangan Sakura-istri Kiba.
"Sakura!" Naruto berseru. "Bagaimana kabarmu, rasanya sudah lama kita tidak bertemu. Ettoo-sejak pernikahanmu dan Kiba tiga bulan lalu."
Naruto menyapa Sakura dengan riang dan dengan senyuman lebar yang menghias wajahnya. Naruto ini adalah salah satu penggemar Sakura. Dimatanya Sakura adalah berlian yang berkilau. Naruto benar-benar menghormatinya. Kesampingkan masalah dia sering bermain dengan Kiba sebelumnya.
"Baik." Sakura menjawab singkat lalu melengos meninggalkan Naruto yang masih menatap punggung Sakura yang perlahan menjauh dari jarak pandangnya.
Naruto masih tersenyum setelah tak diacuhkan oleh Sakura. Baiklah dia memang sudah biasa dibegitukan. Tapi Sakura masih tetap menjadi wanita tercantik dalam daftar kepalanya. Iyaa meskipun Sakura tidak membangkitkan gairah napsunya. Dalam diri Naruto hanya pria gagah yang membuatnya bergairah. Ah dia jadi merindukan Sasuke. Tapi jika Naruto menelponnya itu berarti dia kalah dalam tantangan dengan Sasuke.
Naruto menghela napas. Kini dia sudah duduk dan bersiap kerja, membereskan kembali meja kerjanya yang sudah rapi sembari berpikir apa perlu dia menelpon Sasukenya. Tapi takut menganggu Sasuke yang jauh disana.
Setelah menimbang cukup lama, Naruto mengambil ponselnya. Sekali lagi berpikir untuk menelponnya atau tidak. Ahh dia ingin mnedengar suara Sasuke.
Dan pada akhirnya dia memutuskan untuk menelpon saja. Tidak masalah dia akan kalah dengan Sasuke. Tepat ketika Naruto membuka kontak Sasuke, nada dering panggilan terdengar, di layar terdapat tulisan pemanggil. Sasuke.
Naruto mengangkatnya tanpa pikir panjang. Dia tidak jadi kalah.
"Halo." Sapa Naruto.
"Aku kalah. Aku ingin mendengar suaramu." Naruto tersenyum mendengar suara Sasuke dari seberang.
"Sudah ku bilang, aku tidak akan kalah darimu."
"Apa itu artinya kau tidak merindukanku?"
Naruto menggeleng, dia juga sama dengan Sasuke, dia juga hampir menelpon Sasuke jika Sasuke tidak menelponnya duluan.
"Aku tidak." Naruto berbohong.
"Baiklah. Kau tidak. Cukup aku saja yang merindu. Pekerjaanku akan selesai lebih cepat. Jadi aku akan pulang tiga hari lagi. Ada sesuatu yang kau inginkan dari sini, Naru?"
"Kau pasti sangat merindukanku sampai bekerja lebih keras."
Sasuke tertawa. "Aku benar-benar merindukanmu."
"Terimakasih, Sasu."
"Jadi, apa oleh-oleh yang kau inginkan."
"Terserah kau saja. Sasu"
"Baiklah. Siapkan satu ciuman untukku jika aku sudah sampai rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
No Sex No Life [Completed]✔
FanfictionNaruto adalah jalang. dia butuh laki-laki lain untuk memuaskan hasrat birahinya, Naruto ingin disentuh, Naruto ingin kasih sayang, dan Naruto ingin dicintai, dia akan memberikan apapun pada seseorang yang memberinya ruang termasuk tubuhnya, dan hidu...