Naruto melangkahkan kakinya memasuki bathub dan perlahan menenggelamkan setengah tubuhnya. Sejenak dia menikmati bau mawar yang menguar dari bathub yang sebelumnya dia tambahkan. Tanpa berpikir panjang lagi Naruto melemaskan seluruh tubuhnya dan membiarkan seluruh tubuh beserta kepalanya masuk kedalam bathub.
Ide yang benar-benar gila.
Naruto terbangun. Kali ini ketika Naruto membuka mata yang dilihatnya pertama kali adalah langit-langit sebuah kamar. “Sepertinya aku belum mati.” Gumamnya pelan. Naruto merasakan sentuhan pada tangannya yang ada ditepi ranjang kemudian menolehkan kepalanya dan melihat Sasuke yang terlelap dengan kepala sebagai bantalannya.
Naruto tak mau membangunkan Sasuke yang mungkin saja lelah menuggunya bangun. Bukankah harusnya Naruto mati saja. Dia tak tahu ekspresi seperti apa yang harus dipasangnya ketika berhadapan dengan Sasuke. Dia sudah benar-benar tak termaafkan kali ini.
Naruto menangis. Dia terisak tanpa dia sendiri sadari. Suara tersebut membangunkan Sasuke yang langsung berdiri dari duduknya dan memeluk Naruto dengan hati-hati.
“Maaf.” Kata Naruto lirih di sela isakannya.
“Aku minta maaf. Harusnya aku mati saja. Kali ini aku benar-benar tak termaafkan. Sasuke maafkan aku.” Naruto mengangkat tangannya dan membalas pelukan Sasuke.
“Aku tidak akan memaafkanmu jika kau yang pergi meninggalkanku. Kau jahat, Naru. Kau tahu betapa takutnya aku kehilanganmu. Jika kau pergi maka aku juga akan menyusulmu.” Sasuke berbisik ditelinga Naruto.
“Tidak. Aku yang salah aku hanya bertanggung jawab. Mati adalah hukuman yang pantas karena aku telah melanggar janji yang kubuat sendiri. Aku tak pantas disampingmu, Sasuke.”
Dalam pelukan Naruto, Sasuke menggeleng pelan. “Kau salah. Kau tidak harus mati agar aku memaafkanmu, aku yang akan memberikan hukuman untukmu jika kau salah. Dan kali ini bukan salahmu, Naru. Yang salah adalah para bajingan yang melakukan hal keji padamu. Aku sudah menghukum mereka. Yang pantas mati bukan kau tapi para bajingan itu.”
Naruto semakin menangis atas kebaikan Sasuke. Bagaimana bisa dia mendapatkan seseorang yang begitu baik padanya setelah banyak dosa yang dia lakukan selama ini. Harusnya dia pantas mati.
“Sekarang kau baik-baik saja, aku akan melindungimu dan aku berjanji hal seperti ini tidak akan terjadi padamu, Naru.”
Sasuke sudah melepas pelukannya dari Naruto dan kembali duduk di kursi yang ada disamping ranjang. Dia sudah memanggil dokter dengan menekan tombol yang tersedia di ruangan.
“Aku minta maaf.” Naruto sekali lagi meminta maaf. “Aku minta maaf tak bisa menjaga diriku sendiri, aku minta maaf karena aku lemah.” Lanjutnya.
Sasuke menggelang. Kau kuat. “Kau sudah berusaha melawan mereka sendirian. Selanjutnya aku akan menjagamu. Pasti.” Sasuke tersenyum menguatkan Naruto.
Naruto ikut tersenyum melihat senyuman Sasuke juga membuat hatinya menghangat. “Terimakasih.” Katanya. Betapa beruntungnya Naruto memiliki seseorang seperti Sasuke yang bisa menerima baik buruknya Naruto.
Naruto mentitikan air matanya. Terharu dengan kebaikan yang diberikan oleh Sasuke. Tangan Sasuke menghapus air mata Naruto. “Terimakasih karena telah percaya dan mau menerimaku, Sasu.” Kata Naruto ketika tangan Sasuke menghapus air matanya.
“Begitu juga aku, Naru. Terimakasih karena sudah mau menerima kekuranganku.”
Dokter yang memeriksa Naruto sudah datang bersamaan dengan Konohamaru yang mengekor dibelakang sang dokter sambil membawa keranjang buah ditangannya.Naruto tersenyum ketika melihat dokter yang datang tersenyum. “Sepertinya kau sudah baik-baik saja?”
Naruto mengangguk menanggapi dokter. Kemudian Naruto ditanyai beberapa hal oleh dokter dan diakhir kata. “sepertinya besok kau sudah boleh pulang.”
KAMU SEDANG MEMBACA
No Sex No Life [Completed]✔
FanfictionNaruto adalah jalang. dia butuh laki-laki lain untuk memuaskan hasrat birahinya, Naruto ingin disentuh, Naruto ingin kasih sayang, dan Naruto ingin dicintai, dia akan memberikan apapun pada seseorang yang memberinya ruang termasuk tubuhnya, dan hidu...