CVC 5: Pameran Primo Amore

542 36 2
                                    

Duh, nyaris bedebu ni lapak gegara baru lanjut lagi. Pemanasan dulu yah. Cerita ini terbit DAILY JUNI, semoga gak ada kendala. Bismillah ....

***

Cinta pertama bagi seorang perempuan adalah keindahan berbunga- bunga, rasa beterbangan bagai kupu- kupu, mentari yang indah, sepasang kekasih berpegangan tangan, serta ciuman semanis gula. Tema itulah yang diusung Cassandra dalam lukisan yang dipajang di Pameran Primo Amore. Total ada 11 lukisan yang siap dilelang, 2 di antaranya sudah terjual seharga 10 juta rupiah dan 12 juta rupiah. Harga yang cukup fantastis untuk pelukis muda.

Sold out untuk pameran lukisan tidaklah seramai atau sesak seperti konser artis Kpop. Ruangan atrium Ventura lengang, musik akustik nuansa kafe Italia mengalun merdu. Pengunjung berjalan melihat-lihat lukisan sambil mengangkat gelas sampanye mereka, sementara untuk anak- anak atau di bawah umur disajikan jus jeruk. Anak- anak bermain di wahana permainan yang memang disediakan mengingat acara tersebut penggalangan dana untuk anak- anak berkebutuhan khusus. Mereka didampingi pengasuh dan tim pengawas berkostum boneka lucu agar anak- anak tidak mengacau pameran.

Cassandra menyapa pengunjung dan berbincang mengenai karyanya serta beramah tamah. Ia tampak kalem dan selalu tersenyum. Akan tetapi raut mukanya berubah dingin ketika mendengar suara- suara keramaian orang dewasa tertawa- tawa. Ia melihat seorang pria tampan dikelilingi wanita- wanita cantik. Pria yang pernah memperkenalkan dirinya sebagai Aaron Sebastian.

Ada dua hal yang harus dijauhi wanita, yaitu gula dan pria bernama Sebastian. Sebatas teman tidur tanpa kepastian. Mungkin karena nama itu penyebab Cassandra tidak menyukai Aaron. Sudah jelas menggambarkan sifatnya. Tanpa segan menggandeng perempuan, merayu mereka di tengah publik dan bersenda gurau tidak tahu tempat. Suara candaan mereka seperti suara meongan sekelompok kucing di musim kawin. Tidak lama lagi akan muncul pejantan lain yang membuat keributan dengan Aaron.

Mata tajam Cassandra mendelik pada panitia acaranya. Benar saja dugaan Cassandra. Seorang pria bergegas berjalan ke arah Aaron. Tangan terkepal dan muka merah padam. Seorang perempuan panitia event segera menghalau pria itu. "Tuan, silakan nikmati jamuan spesial kami di ruangan VIP. Kami akan menghubungi partner Anda secepatnya setelah Anda duduk di sana," ucap wanita berseragam setelan kerja serba hitam itu.

Pria itu menelan ludah, tanpa berkata apa- apa mematuhi arahan wanita itu. Ia dituntun ke ruangan bersantai di bagian lain Atrium Ventura. Perempuan yang dimaksud pria itu tidak lama kemudian menyusul. Cassandra lega satu masalah teratasi. Sekarang adalah mengenyahkan si pembawa masalah sebenarnya.

Aaron merasa salah satu perempuan yang menemaninya tadi menjauh karena arahan seseorang yang pasti adalah tuan rumah acara yang dihadirinya. Aaron tersenyum tipis. Senang ada kemungkinan besar Cassandra menaruh perhatian atas kehadirannya. Aaron pamit pada pengagum roti sobek di sekelilingnya. "Permisi, aku harus menyapa bintang acara ini. Aku ingin menyampaikan langsung pendapatku mengenai karyanya."

"Ouuh ...." Para wanita itu berseru kecewa. "Aku akan menghubungi kalian lagi nanti," hibur Aaron. Meski hanya bualan kosong, mereka dibuat berbunga- bunga.

Aaron meninggalkan mereka untuk mendekati Cassandra yang berdiri di sisi sebuah lukisan taburan bunga- bunga buttercup (ranunculus) aneka warna. Cassandra tengah berbincang dengan seorang perempuan pengunjung pameran. Aaron berdiri tegap di dekat perempuan itu, menatap lukisan bunga yang bermakna pesona tersebut. Sekilas ia memperhatikan lekuk tubuh Cassandra menegang walaupun pembicaraannya dengan pengunjung tetap tertata.

Aaron bergumam sendiri. "Menurut legenda Persia, ada seorang pangeran jatuh cinta pada seorang nimfa yang jelita sehingga bernyanyi untuknya siang dan malam, hingga nimfa itu bosan dan menolak cinta sang pangeran. Pangeran itu meninggal karena patah hati dan muncul bunga ranunculus raksasa dari jasadnya." Ucapan Aaron membuat perempuan di sebelahnya terpesona. Mereka bertatapan. "Sungguh sebuah kisah yang tragis dari sebuah keindahan," lanjut Aaron.

Cassandra VS Cassanova (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang