CVC 29. Dinner Date

595 17 0
                                    

Elliana sedang lomba dance online melalui aplikasi Just Dance di depan smart tv di ruang tengah ketika ada telepon dari Rosalinda. Elliana mematikan audio, lalu menjawab telepon manajernya itu.

"Selamat, ya, Cassie. Lukisanmu terjual seharga 3,7 Milyar!" ujar Rosalinda berbunga- bunga.

"Alhamdulillah ...," puji Elliana.

"Selamat juga, kamu akan makan malam sama pemenang lelang. Pelang.gan lama kamu juga."

"Siapa?" Elliana terpikir Mister Joshua Cheng. Ia senang bertemu dan berbincang dengan pria tua itu karena banyak pengalaman seru diceritakannya. Namun ketika Rosalinda menyebutkan siapa nama pelang.gannya, menjadi kejutan spesial bagi Elliana.

"Bapak Aaron Sebastian."

Muka Elliana langsung masam bak mau muntah. "Kam.pret!" katanya.

Urusan restoran diatur oleh Rosalinda. Ia memilih dinner di restoran Amuz Gourmet, sebuah restoran yang menyajikan makanan Prancis. Interior design khas Eropa, perabot mewah dan chandelier indah menggelantung di atas setiap meja makan. Piano solo dimainkan mengiringi pengunjung menikmati sajian degustation, sebuah set menu yang terdiri dari beberapa tahapan, mulai dari appetizer hingga dessert. Menu bertahap seperti itu akan selesai dalam 2-3 jam, tidak boleh asal makan langsung sekali banyak, kenyang, lalu pulang. Tidak. Acara makan itu memberi peluang Aaron berlama- lama bersama Cassandra.

Meja khusus pemenang lelang disiapkan di tengah ruangan, berdekatan dengan piano sehingga pelang.gan yang makan di situ akan menjadi pusat perhatian semua orang. Lukisan "Tragically Beauty" dipajang berdampingan dengan piano, dipamerkan untuk pengunjung restoran. Nantinya setelah dinner, lukisan itu akan dikirim ke rumah pemiliknya, yaitu tamu VIP restoran. Beberapa pengunjung memoto- moto lukisan tersebut yang kebetulan juga ada pelukisnya. Cassandra, berdiri dekat meja makan, bersiap menyambut sang pemenang lelang sementara Rosalinda menunggu kedatangan Aaron di pintu depan.

Cassandra sangat memesona mengenakan gaun sesuai dress code Black tie, sehelai full-length gown warna hitam bertaburan gemerlapan berlian, dengan halter neck yang menutupi belahan da.da serta punggungnya yang ditempeli koyo, tetapi bahu dan lengan jenjang halusnya terbuka. Rambutnya lurus hitam licin tergerai bebas di punggung. Penampilannya dilengkapi anting mini dan riasan bold lipstik merah tebal serta alis meruncing tajam. Beberapa orang meminta berfoto bersama, Cassandra meladeni dengan ramah dan terbuka.

Satu pria tampan, berpenampilan elegan bagai eksekutif muda menghampirinya dan meminta berfoto bersama. Tangan pria itu merangkul pinggul Cassandra, sedikit membuat Cassandra salah tingkah, tetapi berusaha disembunyikannya. Gesture itu mungkin hanya kebiasaan pertemanan. Selesai berfoto 2 jepretan, pria yang memperkenalkan dirinya.

"Saya Billy," kata pria rupawan berambut hitam licin itu. "Saya ikut lelang, tetapi sayang sekali saya kalah di menit terakhir. Saya lega sekali datang ke sini dan mendapat kesempatan bertemu langsung dengan Anda meski kita hanya berfoto bersama."

Cassandra tersenyum bersahabat. "Mungkin di lain kesempatan, Pak Billy," katanya.

"Eh, panggil Billy saja. Jangan terlalu formal pada saya."

"Baiklah, Billy."

"Bagaimana kalau kita bertukar nomor telepon, supaya lebih mudah komunikasi."

Cassandra menolak sesopan mungkin. "Maaf, saya khawatir tidak terladeni. Anda bisa menghubungi manajer saya saja atau instagram saya jika ingin melihat koleksi lukisan yang sedang dijual."

Billy malah memicingkan mata lalu mendengkus kasar. "Huh! Sombong juga ya kamu, ternyata, Cassandra!"

"Hah? Apa?" Cassandra terperangah pada sikap Billy yang berubah tiba- tiba.

Cassandra VS Cassanova (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang