CVC 4. Meet Cassandra

905 53 0
                                    

"Cassandra Eliana," gumam pria berwajah tampan dan tubuh semampai berbalut jubah mandi handuk putih pada ponselnya dan benda interaktif itu segera membuka akun selebgram seorang gadis cantik bernama Cassandra Eliana, pelukis beraliran naturalis yang setiap keping karyanya mampu terjual hingga jutaan rupiah.

Aaron meletakkan ponselnya di slot alat treadmill dan menjalankan mesin lari itu pada mode jogging 30 menit. Aaron membuka jubah mandi dan melemparnya ke sudut ruangan. Pria itu bertelanjang da.da dan berlari di atas jalur treadmill.

"Hai, guys, selamat pagi!" Suara wanita menyapa para penonton dari siaran ceritanya. sekitar 200.000 - an orang menonton siarannya.

"Pagi juga!" sahut Aaron seolah bercakap dengan gadis jelita di dalam ponselnya. Aaron rutin memantau aktivitas Cassandra karena pelukis itu adalah target kencan yang berikutnya. Ia tidak mengenalnya secara pribadi, tetapi dengan menjadi follower setia artis itu ia bisa mengenal personal traits - nya sedikit demi sedikit.

Cassandra Eliana, dalam balutan dress hijau tua bermotif shabby chic duduk di pantri sebuah dapur bernuansa vintage dengan perabotan didominasi warna krem, alur kayu serta tanaman hias dalam pot-pot kecil. Di depannya tersaji secangkir cappuccino ala kafe dengan art berbentuk hati, masih mengepul panas. Wanita cantik berusia 24 tahun itu tersenyum manis sambil mengibaskan rambut panjang bergelombangnya.

"Mau mengingatkan kalian lagi hari ini jangan lupa hadir di pameran lukisan aku yang kedua, yaa...," kata Cassandra. "Ajak juga anggota keluarga kalian ...." Seekor kucing ras Persia berbulu tebal warna abu-abu melompat ke pangkuannya dan berdiri mencium bibir Cassandra. "Um ... uh, Momo, hentikan ...," rengek Cassandra sambil berusaha menjauhkan kucing jantan berusia 3 tahun itu. Kucing yang gemuk, berat, agak susah diturunkan.

Kucing itu tetap berdiri dengan 2 kaki depan bertumpu ke selangka Cassandra dan berusaha menyapukan wajahnya ke bibir Mommy-nya. "Moses, hentikan!" Cassandra setengah membentak piaraannya. Suara lembut Cassandra membuat bentakan itu terdengar seperti rengekan manja.

Aaron tertawa kecil menyaksikan hal itu. Tingkah si jelita yang kerepotan dengan ulah kucing manjanya membuat para penonton merasa ter-uwu-kan. Banyak yang memberi respon suka dan cinta. Setelah beberapa saat jadi cameo, kucing bernama lengkap Moses itu melompat turun, menyingkir dari sorot kamera.

Cassandra tampak membenahi gaunnya lalu duduk manis menatap kamera. "Duh, maaf gangguannya, ya .... Moses lagi iseng ...." Terdengar suara teriakan kucing dan Cassandra langsung melongok dengan mata melotot. Mata dengan netra cokelat di bawah naungan bulu mata panjang dan tebal terlihat berbinar indah. Bibir merah ranum sedikit terbuka seakan mendesah sen.sual. Ekspresi marahnya bahkan terlihat sangat anggun.

"Moses, jangan ganggu Anais!" tegur Cassandra. "Moses!!"

Terdengar meongan nyaring kucing marah, disusul bunyi kaca pecah, dan meongan nyaring lagi. Cassandra menoleh ke sampingnya lalu menjauh dari kamera. Terdengar suaranya berteriak, "Moses! Anais!"

Di layar ponsel yang menampilkan salah satu sudut dapur sekaligus ruang makan sebuah apartemen yang tertata apik, tampak seekor kucing berbulu kekuningan melintas cepat, disusul si Moses yang tambun. Moses kucing obesitas, tetapi mampu berlari gesit mengejar kucing betina bernama Anais tadi.

Di belakang Moses, menyusul Mommy para kucing itu. Cassandra tampak memikat dalam dress motif bunga-bunga, berlari kecil mengejar kucing- kucingnya sambil memanggil mereka. "Moses! Anais!" Lalu gambar stagnan karena mereka berada di ruangan lain. Hanya suara-suara gaduh terdengar, yang tidak lama menjadi hening.

Cassandra muncul lagi di kamera ponselnya, duduk di kursi pantri sambil membenahi rambut panjangnya yang sedikit berantakan. Sedikit terengah dan wajahnya bersemu rona segar, sedikit berkeringat sehabis menangkap kedua kucingnya dan memasukkan mereka ke kandang. "Aduh, maaf yah... Momo lagi ingin kawin, tapi Anais- nya lagi tidak ingin, makanya... jadi repot deh!" ujarnya dengan kedua tangan mengipasi wajah.

Cassandra VS Cassanova (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang