(◍•ᴗ•◍)❤ Hai all. notifikasi update Drimi agak kacau. Kadang nongol kadang nggak. jamnya pun salah. Story ini terbit daily kalau gak jam 21.00 WIB, jam 06.00 WIB. Oke, lanjut cerita.
***
CASSANDRA ingin sekali tertawa seperti tokoh jahat film Disney, tetapi melihat wajah panik Gabriel, Cassandra tidak bisa tertawa. Juga tidak bisa bertanya-tanya apa yang terjadi pada Aaron Sebastian. "Cepat bantu aku memindahkannya," pinta Gabriel sambil membenahi selimut Novan lalu berusaha memapahnya. Namun, tubuh orang yang pingsan benar-benar tidak ada daya serta menjadi sangat berat. Tubuh Novan yang gempal membuat Gabriel kesusahan.
Gabriel pun tidak ada waktu menyelidiki bagaimana Elliana bisa ada dan hubungannya dengan Cassandra. Ia harus melindungi Novan lebih dulu.
"Memindahkannya ke mana?" tanya Elliana ogah- ogahan.
"Ke tempat yang bisa menyembunyikan Novan. Satpam pasti sedang menuju ke sini."
"Jadi, namanya Novan?"
"Nanti saja kujelaskan. Kita bawa dulu dia." Gabriel mengangkat bagian pundak Novan, Elliana mengangkat kedua kakinya.
"Beh, berat sekali!" keluh Elliana.
"Uggh!" Gabriel mengerang mengerahkan kekuatannya menarik Novan. Dalam redup remamg, ia dan Elliana seperti sepasang pembunuh yang sedang mengenyahkan jasad korban mereka. Gabriel mengarahkan membawa Novan ke ruangan sempit bekas para tukang bangunan menyimpan peralatan. Novan didudukkan meringkuk di sudut karena luas ruangan yang tidak seberapa.
Gabriel terengah dan pakaian setelan jasnya berantakan setelah otot-ototnya bekerja keras. Ia berkacak pinggang memandangi Novan, lalu sorot perihatin itu beradu pandang dengan tatapan gusar Elliana. "Kau juga masuk ke sana!" ujar Gabriel tiba-tiba sambil mendorong Elliana ke sisi Novan.
"Eh? Eh? Kenapa aku juga harus sembunyi?"
"Supaya kau tidak bicara macam-macam! Masuk saja, supaya tidak tambah runyam."
Elliana ternganga, tetapi tidak melawan ketika Gabriel mendorongnya masuk lalu menutup pintu, meninggalkannya bersama Novan dalam gulita pekat.
Gabriel kembali ke mobil dan bertepatan dua orang satpam patroli tiba di sana. Elliana bisa mendengar suara gema percakapan mereka.
"Eh, Bapak Gabriel, ada apa, Pak?" tanya mereka.
"Ini, ban mobilnya kempes."
Kedua pria berseragam putih biru malam itu memeriksa kondisi luar mobil. "Astagfirullah, semua bannya kempes. Ini ada unsur kesengajaan. Kami akan memeriksa CCTV untuk mencari tahu siapa pelakunya."
Gabriel berujar pasrah. "Tidak usah. Aku sudah tahu siapa yang melakukan ini. Cassandra Elliana tadi ke sini, 'kan?"
"Wah, iya, benar, Pak! Waah, ini pasti karena ia marah dipecat. Apa perlu kami laporkan ke polisi, Pak?"
"Tidak usah. Aku akan mencoba menyelesaikannya secara kekeluargaan. Kalian carikan aku mobil cadangan saja untuk kupakai pulang, dan mobil ini panggilkan montir untuk membereskannya."
"Baik, Pak! Segera! Ada 1 unit wagon Apaanza yang nganggur, Pak. Kalau Bapak mau, saya ambilkan."
"Ya, aku pakai itu saja," ujar Gabriel.
Satu satpam bergegas mengambil mobil tersebut, sementara Gabriel memeriksa dalam mobil sedannya Aaron kalau- kalau ada barang penting.
Mendengar situasi di luar sudah terkendali, Elliana mengeluarkan ponselnya dan menyalakan layar. Cahaya minim menerangi penglihatannya mengamati Novan yang masih pingsan. Wajah pria itu memang persis Bapak Aaron yang dikenalnya, hanya saja lebih berisi hingga membulat bagai siluman babi Chu Pat Kai teman kera sakti Sun Wukong. Tak habis pikir, Elliana mengaktifkan nomor Cassandra untuk mengirim pesan pada Rosalinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cassandra VS Cassanova (END)
RomanceAaron, bujangan tampan dengan kekayaan melimpah dari jabatannya sebagai CEO Novantis Internasional, berkelakuan seperti CEO kebanyakan. Arogan, dominan, playboy dan memegang reputasi terkenal sebagai seorang cassanova. Tidak ada wanita yang tidak ak...