CVC 20. Luar Dalam Panjang Pendek

268 16 0
                                    

SORE hari jam pulang karyawan kantor Novantis. Elliana dan beberapa rekannya di bagian marketing dulu, termasuk Wiwi keluar berbarengan dari dalam satu lift. Mereka berjalan bergerombol dan berangkulan. "Eh, jadi 'kan, udah booking room di Karaoke Happy?" ucap Wiwi pada rekan lain yang bernama Firda.

Firda mengecek ponselnya. "Udah nih! 3 jam ya, kita booking, sama paket makan prasmanan untuk 10 orang ya, Ell?" ujar Firda memastikan pada yang membayar semua biaya makan di luar mereka.

Elliana semringah dan mengiyakan. Selain merayakan jabatan barunya, Elliana juga ingin berbagi uang hasil melukisnya karena itu ia tidak keberatan mentraktir teman- temannya. "Waaah, asyik, Elliana baik banget iiih. Kalau kayak gini, kami bakalan terus ngedoain karier elu Ell, mudah- mudahan semakin meroket!" seru mereka lalu bersahutan tertawa riang. "Nggak kayak yang ono noh, pelit pake banget. Sok cari muka lagi!" gumam mereka menggibah Yosephina. Elliana senyum- senyum saja.

Aaron dan Gabriel keluar dari lift CEO mendengar keramaian para pegawai itu. Melihat ada Elliana di sana, sontak Aaron menyapa mereka. "Eh, kalian mau ke mana? Kok rame banget?"

Muka Elliana langsung datar. Matanya tanpa ekspresi, dalam hati merutuk, Duh, apa lagi ulah si mutan ini? Rekan lainnya langsung tersenyum sungkan. "Eh, anu, Pak, kami mau makan- makan di luar sambil karaokean. Ini, buat ngerayain baliknya Elliana dan naik pangkatnya," jawab Wiwi.

Aaron langsung sewot. "Hah? Kan yang naikin jabatan dia aku. Kenapa aku gak diajak? Keterlaluan sekali kalian ini!"

Yang lainnya langsung kincep seperti siput kena garam. "Anu, Pak, Elliana yang traktir. Kami mah ... penggembira saja," kilah mereka.

Aaron langsung menyasar Elliana. "Elliana, bagaimana sih kamu ini? Dasar pegawai durhaka!"

Elliana langsung mendesis kepedasan, wajahnya mengernyit kesal. Gabriel mendeham keras agar Aaron ingat bahwa malam itu ia sudah ada janji kencan, bisa- bisanya tiba- tiba ingin ikutan acara relaksasi karyawan.

Elliana berkacak pinggang sebelah tangan, sebelahnya lagi mengibas pakai gerakan jari menuding- nuding udara. "Dengerin ya, Pak. Acara kami tuh, gak level sama kelas Bapak. Kami booking yang murah- murah saja. Takutnya gak sesuai selera Bapak, nanti Bapak kejang."

Aaron terperangah. "Astaga, Elliana! Perusahaan menggaji kamu cukup besar, loh. Masa kamu nyediain yang murahan buat temen temen kamu? Pelit sekali kamu!"

Elliana langsung seram mukanya, mengomeli Aaron. "Gaji besar dari Hongkong! Bapak 'kan kemaren baru pecat saya. Uang pesangon itu Pak yang saya pakai. Yang ini saya belum terima gaji. Gila aja kali baru naik jabatan langsung terima gaji baru. Ya, kecuali Bapak sudah gila ngasih gaji baru saya sekarang juga."

Aaron terbelalak. "Ooh, jadi kamu terima gaji juga dari perusahaan Hongkong? Kamu sebenarnya kerja di mana sih? Mentang- mentang di sana ngasih kamu lebih besar, lalu sama saya kamu gak tau diri, gitu? Berapa mereka ngasih kamu? Sini, aku dobel!"

Kening Elliana mengernyit, melirik Gabriel sambil meringis. "Apaan sih?"

Gabriel menjawab sambil melindungi mulutnya. "Salah paham, Ell."

Muka Elliana langsung kecut mencibir Aaron. "Kelamaan main di luar," sindirnya. Luar negeri maksudnya.

Aaron malah menyolot sambil berkacak pinggang dan membusungkan da.da pada gadis yang bertubuh lebih kecil darinya. "Heh? Siapa yang main di luar? Tidak ada sekali pun aku main di luar. Dalam, Bu ... aku tuh selalu main di dalam sampai kejer- kejer keenakan, tau! Sini, ikut aku! Aku kasih bukti!"

Rahang Elliana mengatup rapat dan pipi kemut- kemut menahan makian, sementara mukanya merah padam. Teman- temannya tertunduk dalam sambil membekap mulut menahan tawa. Ada yang nyeletuk, "Percaya, Pak, percaya ...." Lalu terkentut, ketawa yang ditahan keluar lewat bawah.

Cassandra VS Cassanova (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang