Setelah lulus sekolah hari-hari disibukkan dengan menemani bagas mendaftar TNI. Mulai dari latihan fisik setiap sore, berenang setiap minggu, foto copy, mempersiapkan semuanya untuk melengkapi berkas pendaftaran. Termasuk aku.... Aku juga menyiapkan segala keperluan ku mendaftar Kowad.
Tes demi tes kami lalui bersama.
Sampai pada akhirnya hari dimana aku dan bagas menunggu, hari penentuan akhir. Aku dan bagas berharap lulus bersama.
" Bagas Adi Darma "
" Allahuakbar lulussss "
Aku terharu melihat bagas sujut syukur atas kelulusannya .
Dia berlari maju kedepan sambil mengusap air mata.
Dan aku... Namaku tidak dipanggil. Aku menjadi salah satu calon siswa yang tidak lulus tahun ini.
Bagas menghampiriku dan memelukku.
" Nis.. aku lulus "
Bagas memelukku erat.
" Selamat ya sayang "
" Kamu gak apa-apa kan nis aku tinggal pendidikan? "
" Aku gak apa..."
" Kamu jangan sedih ya , nanti ikut pendaftaran berikutnya "
" Iya " aku tidak bisa menyembunyikan sedihku. Aku menahan tangisku dipelukan bagas. Antara sedih dan terharu. Sedih karena aku gagal. Dan terharu ketika melihat orang yang aku cintai berhasil lulus.
" Tunggu aku ya nis... Aku pasti datang melamar kamu "
Aku hanya mengangguk.
Aku melihat bagas berlalu pergi menjauh dari hadapan ku. Bagas bergabung dengan calon siswa lain yang akan berangkat pendidikan.
Sedangkan aku pulang dengan rasa kecewa. Kenapa papa tidak membantuku, padahal papa adalah seorang komandan batalyon.
*** " Mama tau kamu sedih, tapi jangan berlarut ya nis, mama yakin kamu bisa "
" Kenapa papa gak bantu nisa ma "
" Papa cuma mau anak-anaknya mandiri nisa " Sahut papa.
Aku terdiam.
" Masih ada pendafataran berikutnya "
" Anisa gak mau, anisa mau kuliah aja pa "
" Coba dulu, papa janji ini yang terakhir kali, kalo kamu gak lulus kamu boleh kuliah kedokteran. "
Aku memeluk mama.
" Sudah ya jangan nangis , oya bagas gimana ? "
" Bagas lulus mah "
" Wahh.. bagus itu, yasudah doakan bagas baik-baik selama pendidikan ya... "