Rated : T
Terdapat kata² tak baku
×××××××××××××××××××××××××××××××××"Apa kau masih tidak mengenaliku Karin?" Kazune mengeratkan pelukannya alih-alih melepaskan gadis itu.
"A-apa maksudmu?!" Sungguh jika Karin mau ia akan berteriak karna tingkah senpai-nya ini sudah melewati batas, pikir gadis itu.
Tapi jika ia lakukan maka semua mata akan tertuju pada mereka dan Karin tidak suka hal itu, menjadi pusat perhatian orang-orang.
Seketika flashback kejadian waktu di UKS, saat pertama kali dirinya bertemu dengan senpainya ini di kampus..
"Apa.. kau tidak mengenaliku?"
Dan perkataan itu baru saja kembali didengar oleh telinganya. Karin terdiam sejenak dan mencoba berpikir apa yang sebenarnya terjadi saat ini.
Deg
"Kau.. Kazune-kun?" ucap Karin dengan mata yang kembali tergenang air mata.
Kazu mengangguk di bahu Karin. Belum melepaskan pelukannya, pria muda itu lanjut bicara, "Tentu saja aku peduli, bagaimana tidak? Setiap hari aku selalu memikirkan mu Karin. Tidak ada satu hari pun tanpa aku mengkhawatirkan dirimu. Apalagi saat aku tahu, saat diriku tidak di sisimu sejak saat itu kau mengalami banyak kesulitan.."
Karin membalas pelukan Kazune dengan perlahan dan menjawab, "Mengapa kau tidak beritahu aku sejak pertama kita bertemu lagi? Hiks.."
"Aku mau, sungguh, tapi niatku selalu gagal dan terhalang saat kau bersama dengan pria itu," jelas Kazune dengan nada kesal. Seorang Kazune mengakui kecemburuannya atau apa ini? :v
Tak lama setelah mereka melepaskan pelukannya, Karin pun berniat untuk menjawab pernyataan Kazune barusan, tapi..
"Ano pria it--" ucapan Karin terpotong oleh rasa terkejut yang mendadak muncul.
Secara tiba-tiba ada seseorang yang menarik pergelangan tangan Karin. Tidak sampai di situ, seseorang itu juga menuntun Karin untuk berjalan menjauh, meninggalkan Kazune yang masih terduduk di bangku depan toko buku.
"J-Jin dou shita no?" tanya Karin kebingungan pada seorang pria muda yang saat ini masih menggenggam pergelangan tangannya, yang ternyata adalah seorang Jin Kuga.
"Kau akan tahu nanti. Sekarang yang penting adalah kau harus ikut denganku."
Ada apa ini sebenarnya?
Kazune yang masih terduduk di bangku taman pun tak lama langsung berdiri. Pria muda itu berkata dengan sedikit meninggikan suaranya, "Kau mau bawa Karin kemana huh?!"
Jin berhenti sejenak dan menengok, lalu ia lanjut berjalan kembali dengan cepat sembari menarik tangan Karin.
"Bukan urusanmu." ucapnya dengan nada sinis.Sebenarnya Karin merasakan rasa sakit pada pergelangan tangannya karena digenggam atau lebih tepatnya ditarik begitu kuat oleh Jin, namun ia tidak bisa protes sekarang. Karin penasaran sebenarnya apa yang terjadi hingga Jin sampai terburu-buru seperti ini.
Setelah Karin duduk di motor Jin, pria muda itu langsung menancapkan gas motornya dan membawa motor layaknya seorang pembalap :v
Bahkan Karin tidak sempat berpamitan pada Kazune. Karin hanya sempat menengok kearah Kazune yang wajahnya terlihat jelas menunjukkan ekspresi kemarahan.
Ingin rasanya Kazune berlari mengejar mereka tapi dirinya teringat akan amanah dari Kirika Sensei yang memintanya untuk mencari beberapa buku yang terdapat dalam daftar pemberian dosen itu tadi.
Pukul 15.22
"Hiks.. bagaimana ini.." Karin duduk di bangku tunggu depan ruang ICU dengan tertunduk, ia tak kuasa menahan tangisannya yang tak henti-hentinya keluar melewati pipi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Past and Later (過去と後で) SLOW UPDATE
Romantizm'Berarti aku tidak akan bertemu dengan Kazune lagi?' . . "Hahahaha.. sekarang kau tidak bisa apa-apa? Kemana Kujyou yang selalu bersamamu itu?" . . "Kau gila ya?!" . . "Ba--bagaimana jika anak itu mati?" . . Seorang Kazune Kujyou menemukan penolong...