Dimmy membuka pintu kamar asramanya. Terlihat King yang sedang mendengarkan musik lewat headsetnya, Ray sedang bermain game online di notebooknya, dan Celmo yang sedang terlelap, mungkin kelelahan.
"Dari mana aja lo, Dim? Tumben pulang telat," komentar Ray yang masih sibuk dengan game-nya.
Dimmy yang baru melepas sepatu dan almamater Achilleo Academy mendesah pelan. "Ada sedikit masalah tadi."
"Masalah apa lagi? Sama siapa? Jangan bilang lo mukulin anak orang lagi," cetus Ray. Dimmy langsung melemparnya dengan bantal yang lagi digunain Celmo untuk tidur. Tentu saja anak itu terbangun dan mendecak kesal.
"Ck! Ngapain sih lo?" anak bermata tajam itu langsung pindah posisi. Ia menghampiri ranjang King dan kembali tertidur di sampingnya. King yang harus bergeser posisi sepertinya tidak merasa keberatan sama sekali. Dimmy hanya nyengir-nyengir melihat wajah kesal dan mengantuknya Celmo.
"Nggak kok, gua janji nggak bakal mukulin orang lagi," ungkap Dimmy tiba-tiba, yang membuat Ray harus game over karena menghentikan permainannya secara tiba-tiba, Celmo yang langsung terbangun dan menatap Dimmy tak percaya, juga King yang langsung melepas sebelah headsetnya. Ia sedikit terbelalak menatap Dimmy. "Ada yang salah ya?" tanya Dimmy, tak nyaman diperhatikan seperti itu.
"Are you serious? Lo dapet pencerahan dari mana ege janji-janji kayak gitu, hah? Jangan maen-maen sama janji!" ujar Ray.
Dimmy hanya mengedikkan bahunya. "Seenggaknya gue bakal berusaha untuk ngontrol emosi gue kalo lagi marah," balasnya.
"Lo sakit, Dim?" tanya Celmo tiba-tiba.
Dimmy mencibir ke arah anak itu. "Yeuh! Gue baik-baik aja."
"Hah, ga yakin gue seorang Dimmytri Axendra Julian bisa nahan amarahnya dengan baik," celetuk King. Dimmy yang mendengar kata-kata datar King terdiam sejenak. Ray kembali melanjutkan game-nya.
"Yaaah ... game over lagi kan gue jadinya," gerutu Ray. Sementara Celmo, ia terus memperhatikan Dimmy. Wajahnya sedikit muram sepanjang hari ini. Ia mencoba mengetahui ada apa dengan anak itu sebenarnya.
"Yah ... gue bakal berusaha lah," ujar Dimmy tiba-tiba, walaupun dalam hatinya ia juga merasa kurang yakin. King hanya menoleh sebentar, kemudian kembali mendengar musik lagi.
Celmo langsung membuang muka begitu mengetahui apa yang telah terjadi sebenarnya, apa yang telah membuat Dimmy menjadi muram, apa yang telah membuat Dimmy berjanji seperti demikian. Dimmy yang merasa Celmo tengah memperhatikannya menatap wajah anak itu dari samping, dan Celmo meliriknya sekilas. Ia sempat membaca maksud dari tatapan Dimmy.
Lo pasti tau maksud gue, Cel. Cewek itu....
***
Keesokkan harinya...
"WAAAAAHHH FOLLOWERS GUA NAMBAH GILAAAA FOLLOWERS GUA NAMBAAAHH!!" Zee dan anak-anak lainnya menoleh ke belakang, memperhatikan Vallen yang kegirangan sendiri.
"Najong, alay banget followers nambah aja," umpat Zee kesal. Yang lain menyetujuinya.
Tiba-tiba Vallen datang menghampiri kerumunan mereka dan memamerkan iPhone-nya ke hadapan Zee dan teman-teman. "Guys! Liat deh, lo semua harus coba cara dari Victoria! Bayangin, dalem sehari, gue udah dapet 1000 followers! Gila ga tuh? Di Instagram, Twitter, Path, Ask.fm, Snapchat, Phhhoto, Musically ... hmmm ... apa lagi ya?" Vallen berusaha mengingat. "Ah, pokoknya lo semua harus coba!"
"Iyalah, lo dapet followers bejibun, orang lo diajarin nge-cheat kan sama Vict? Gak usaha sendiri, curang!" tuding Shane. "Lagian gue mana tertarik sama begituan," lanjutnya tidak peduli, yang langsung disetujui oleh anak lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Achilleo Academy
AcakAchilleo Academy, sebuah sekolah berasrama yang setingkat dengan SMA ini menampung anak-anak yang memiliki kemampuan di atas wajar. Sekolah yang unik ini merupakan sekolah yang paling dihindari kecuali karena terpaksa. Mengapa? Karena sekolah ini pu...