Hari demi hari berlalu. 11-G berhasil meraih juara pertama pada lomba softball, juara kedua futsal, juara pertama estafet, dan juara kedua bulu tangkis. Hari ini, Jumat tanggal 1 Juli, adalah hari terakhir festival olahraga. Lomba terakhir adalah basket putra dan putri. Basket putri akan dilaksanakan dari pagi sampai siang hari, sementara basket putra akan dilaksanakan dari siang sampai sore hari.
Anak perempuan 11-G yang mengikuti lomba basket nampak bersiap-siap di pinggir lapangan basket indoor, menunggu giliran. Mereka mengenakan kostum basket berwarna biru dongker, lengkap dengan celana, nomor punggung, dan nama masing-masing. Selain jersey bola, mereka juga memiliki jersey basket dan jersey baseball untuk softball hari Senin lalu.
Zee meremas jari-jemarinya, merasa amat tegang. Setelah ini tim mereka akan main. "Zee," panggil seseorang. Joy. Zee menoleh ke sebelah kanannya, menatap Joy yang tiba-tiba datang. Joy memang tidak mengikuti lomba basket putri. Zee hanya tersenyum, sedikit menggeser letak duduknya, membiarkan Joy duduk di sebelahnya. "Deg-degan lagi?" tanya Joy, setelah menatap sekilas kepada Vallen, Renata, Adissa, dan Shane yang sedang sibuk menyemangati kakak kelas 12 yang sedang tanding. Mereka berempat, plus Karina, juga beberapa anak lelaki di kelas 11-G, memang sangat dekat dengan anak kelas 12.
Zee yang ditanya seperti itu hanya mengangguk. Joy tersenyum simpul, mengerti perasaan sahabatnya yang satu ini. Ia merangkul Zee, menepuk bahu kirinya pelan. "Everything's gonna be okay, Zee. Remember Celmo's words? Rilex. Or Dimmy's words? Focus. Rilex, but focus. And you'll get an amazing victory," Joy menenangkan Zee dan menyemangatinya. Zee mencerna kata-kata Joy. Rilex but focus. Itu akan selalu diingatnya!
"Yes, understood. Thanks, Joy," Zee tersenyum, lebih lega kali ini. Joy hanya mengacungkan jempolnya. Tak lama kemudian, kelas 11-G pun dipanggil ke lapangan. Joy menunjuk lapangan dengan dagunya. "Fighting!"
Zee kembali tersenyum, meyakinkan dirinya sendiri. Ia pasti bisa! Zee segera bergabung dengan teman-temannya. Sebelumnya, ia dapat melihat kumpulan anak-anak 11-G yang duduk di bangku penonton, tak jauh dari lapangan. Mereka sengaja duduk paling depan ternyata. Mereka saling melemparkan kata-kata semangat, yang membuat Zee sedikit lebih percaya diri. Ia juga sempat melirik Dimmy yang tersenyum meyakinkan ke arahnya sambil mengangkat tinjunya, memberi semangat. Zee hanya membalasnya dengan acungan jempolnya.
PRIIIIIITTT...!!! tak terasa, peluit sudah dibunyikan. Permainan pun dimulai. Bola dikuasai sepenuhnya oleh kelas 11-B, kelas yang sekarang menjadi lawan mereka. Mereka sangat cepat, dan gol pun didapatkan dengan mudah. Anak-anak perempuan 11-G yang mengikuti lomba itu hanya saling mengeluarkan desahan pasrah. Tidak. Ini belum seberapa!
Permainan berlanjut. Shane mengoper bola kepada Vallen, Vallen menerimanya dan langsung mengopernya kembali kepada Zee. Zee menerimanya, dan kini ia bingung harus melemparnya ke mana. "Zee!" Renata yang berada tak jauh darinya berteriak memanggil namanya. Zee mengangguk, ia pun melambungkan bola itu. Tapi sayang, operannya berhasil dipatahkan. Zee mendesah keras. Untungnya, keadaan cepat berbalik. Adissa segera merebut balik bola itu dan langsung melemparnya ke ring. Nice shoot! Wow! Sorak-sorai penonton pun makin keras.
Tak terasa, 3 kuarter telah mereka lewati, tinggal 1 kuarter lagi. Sampai sejauh ini, Zee belum juga mencetak gol. Tadinya, ia sempat meminta untuk diganti dengan yang lain saja, tetapi teman-temannya menolak. Zee harus tetap main. Berkat semangat yang diberikan oleh teman-temannya, akhirnya mau tidak mau pun Zee tetap harus bermain di lapangan.
Permainan berlanjut. Skor mereka seri, 27 – 27. Kali ini mereka bermain lebih serius, karena kuarter terakhir inilah yang menentukan kemenangan. Vallen memotong bounce pass dari pihak lawan dan segera mengambil alih bolanya, melakukan dribling sambil berlari menuju ring basket. Waktu tinggal 5 menit lagi, ia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini!
KAMU SEDANG MEMBACA
Achilleo Academy
De TodoAchilleo Academy, sebuah sekolah berasrama yang setingkat dengan SMA ini menampung anak-anak yang memiliki kemampuan di atas wajar. Sekolah yang unik ini merupakan sekolah yang paling dihindari kecuali karena terpaksa. Mengapa? Karena sekolah ini pu...