Part 22

3.8K 296 5
                                    

Liburan semester ganjil benar-benar sudah usai. Terasa cepat sekali. Sapu-persatu, anak-anak Achilleo Academy yang pulang ke kampung halaman masing-masing selama liburan kini telah kembali untuk meneruskan pendidikan mereka, terutama para kakak kelas 12 yang sebentar lagi akan melaksanakan ujian nasional.

Hari pertama sekolah berjalan seperti biasa. Flat. Kelas 10-G juga agak sepi hari ini karena Dimmy, yang suka rusuh di kelas, belum pulang dari rumah sakit tempatnya dirawat, begitu pula dengan Celmo yang biasanya suka mengomel di kelas. King sedang menjalani perawatan untuk fisik dan psikisnya. Sepertinya kebiasaan lamanya kembali terulang dan mulai sekarang ia mempunyai kelas tersendiri di ruang rehabilitasi. Entah kapan ia bisa bergabung kembali di kelas 10-G bersama anak-anak lainnya.

"Eh! Katanya Dimmy bakal pulang hari ini! Kemaren gue dikabarin sama doi," Ray mendekati Zee dan Joy yang sedang asyik berbincang. Zee menoleh.

"Serius?" tanya Joy.

Ray mengangguk. "Hari ini mau nengokin dia gak? Sekalian entar gue ajak Zico, Ernest, King, sama Elle juga. Kalo perlu semua anak-anak 10-G!" balas Ray.

Zee tersenyum tipis, senang mendengar berita ini. "Ya gue sih terserah aja. Kumpul di mana?" tanya Zee.

"Gerbang depan aja, abis pulang sekolah langsung ke sana. Gak usah ganti baju dulu," jawab Ray. Zee dan Joy menyetujui.


Zee menggerutu sepanjang perjalanannya menuju kelas sembari mengorek-ngorek tasnya berkali-kali, memastikan bahwa benda itu benar-benar tertinggal di kelas atau memang ia yang kurang teliti mencarinya di tas. Kalung pemberian Dimmy kembali menghilang!

"Duh ... mana sih? Gue inget banget udah gue masukin ke tas tadi," Zee terus menggerutu. Tadi saat di kelas ia memang sempat melepas kalungnya dan seingatnya ia telah meletakkannya di dalam tas. Apa mungkin terjatuh?

Saat ia hampir memasuki pintu kelasnya... bruk! Tak sengaja, Zee menabrak seseorang di depannya karena ia tidak memperhatikan jalan. "Ad-duh..." Zee mengaduh tertahan sambil mengusap keningnya ketika terbentur sesuatu yang agak ... basah mungkin? 'Hah?! Jangan-jangan...' Zee langsung menengadahkan kepalanya dan melihat King yang sedang menatapnya datar sembari mengusap bibirnya. 'A-APA? Kingstone—'

"Jalan tuh liat-liat..." King berkata pelan. Zee menunduk dalam. Jujur, ia benar-benar takut kepada King dan tak berani menatapnya.

"M-maaf..." ucap Zee lirih. Saat bertabrakan tadi, kening Zee tak sengaja membentur bibir King yang kemerahan itu, jadi ya ... seperti itulah kejadiannya.

King hanya menghela napas. Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya, tidak peduli lagi soal kejadian barusan. "Ngapain balik lagi ke sini?" tanya King berbasa-basi setelah sekian lama mereka berdua hanya diam dalam kecanggungan. Zee dan King memang tidak terlalu dekat. King juga jarang berbasa-basi seperti ini.

"Mau ... mau itu ... anu, nyari sesuatu..." jawab Zee, lalu memamerkan cengiran lebarnya, memasang wajah tanpa dosa. King hanya menatapnya dengan tatapan datar seperti biasa, membuat cengiran di wajah Zee luntur seketika. 'Buset deh ni anak! Gak bisa senyum apa?' Zee berkata dalam hati, makin ngeri melihat King. "Lo sendiri ... ngapain di sini?" tanya Zee.

King mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan mengangkatnya tepat ke hadapan Zee. Zee yang melihat benda itu langsung menyambarnya dari tangan King, dan King kembali memasukkan tangan kanannya ke dalam saku celananya. "I-ini kan kalung gue! Lo nemu di mana?" tanya Zee dengan mata terbelalak.

"Tadi pas istirahat, Ray ke ruangan gue, ngajak nengokin Dimmy yang mau pulang siang ini. Tapi gue lupa nanya ke dia ngumpulnya di mana, ya udah gue ke kelas, eh ternyata gak ada orang. Dan gue nemu itu di kolong meja lo tadi," jelas King. Zee sedikit terkejut karena tidak pernah mendengar King berbicara sepanjang ini kepadanya, ditambah ekspresinya yang tidak berubah sejak tadi. Datar.

Achilleo AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang