Part 33

3.5K 263 3
                                    

Sudah lebih dari seminggu Zee dan Dimmy berpacaran. Anak-anak sekelas pun sudah mengetahui hubungan mereka. Selama ini, Zee selalu berusaha untuk menikmati hari-harinya bersama Dimmy, dan cukup mudah baginya untuk bersenang-senang dengan anak itu.

Seperti saat ini. Mereka berdua sedang berebahan di atas rerumputan yang menguning di padang rumput luas belakang sekolah. Jam kosong seperti biasa, dan mereka berdua memutuskan untuk bernostalgia di padang rumput itu, mumpung hari cerah.

"Lo inget gak, waktu kita berdua dihukum di sini? Itu saat-saat yang paling indah buat gue, haha," Dimmy memulai percakapan, meletakkan kedua telapak tangannya di belakang kepalanya, yang berguna sebagai bantalan.

Zee terkekeh pelan, "Lo mah modus mulu!" Zee yang sedang terduduk sembari meluruskan kedua kakinya menyenggol pelan kaki Dimmy.

"Dih, apaan sih? Iya juga sih, lumayan sekalian modus, hehehe."

"Tuh kan! Jangan-jangan dari dulu kelakuan lo begitu ya sama cewek lain?"

"Nggak kok, baru sama lo doang! Dari dulu gue gak pernah sreg sama cewek-cewek satu sekolah, dan saat gue ketemu lo, rasanya beda. Lo beda dari cewek lain. Jangan-jangan lo cemburu ya?"

"Apa-apaan lo? Udah deh," Zee menjitak kepala Dimmy sambil terkikik pelan, nyengir tak berdosa.

"Wadow! Eh, gak usah jitak juga dong lo," Dimmy balas menjambak rambut panjang Zee.

"IIIHH! GAK USAH JAMBAK JUGA DONG!!!" teriak Zee.

Dimmy langsung bangkit dan menempelkan jari telunjuknya di depan bibirnya. "Lo dari dulu berisik banget sih! Ssstt ... entar kita ketauan!"

"Ketauan siapa coba?" Zee pura-pura tak peduli.

"Ketauan kalo kita lagi pacaran, hehehe."

"BODO AMAAAATT!!! BIAR SELURUH DUNIA TAU, HAHAHAHA!!!" Zee makin berteriak lantang sambil merentangkan kedua tangannya.

Dimmy geregetan menutup mulut gadis itu, tetapi tetap saja ia tidak bisa menyembunyikan senyumannya. "Duuhh ... lo bisa diem gak sih?!"

"MMPPHH ... AH! APAAN SIH? GAK BISA! WLEEEE!!!" Zee menepis tangan Dimmy, melanjutkan teriakan-teriakan tidak jelasnya.

"Diem gak, diem?! Sstt!!!" Dimmy menempelkan telunjuknya di depan bibir Zee. "Diem dulu coba ... ada yang mau gue omongin." Zee menurut, menatap Dimmy tak mengerti. Sepertinya ada hal penting yang ingin ia bicarakan. Raut wajah Dimmy terlihat serius sekali.

"Apa?" tanya Zee.

Dimmy menatap Zee agak lama. Ia mendekatkan kepalanya dengan cepat dan ... cup! Dimmy mencium pipinya! Zee langsung memegang pipi kirinya, menatap Dimmy yang lagi nyengir dengan tatapan tak percaya. Apa yang baru saja ia lakukan? Zee merasa seluruh wajahnya memerah semua.

"Hehehe ... eh, mukanya biasa aja dong! Kok gue dipelototin gitu?" Dimmy mengacak rambut panjang Zee.

"DIMMY!!! LO BIKIN GUE KAGET TAU GAAAK?!" Zee langsung memukuli lengan lelaki itu. Dimmy hanya tertawa lepas, menghindari setiap pukulan yang Zee berikan padanya.

Mereka terus bercanda ria. Dimmy tidak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya, begitu pula dengan Zee. Ia mulai bisa melupakan keputusan-keputusannya yang membuatnya pusing. Dimmy kembali berebahan, kini dengan paha Zee sebagai bantalannya. Zee tersenyum menatap lelaki itu, mengusap lembut kepala dan rambutnya.

"Zee, bentar lagi kita kan kelas 12, mau lulus. Rencananya lo mau kuliah di mana?" tanya Dimmy, menatap Zee.

Zee berpikir sebentar, lalu menggeleng. "Gue belom tau, Dim."

Achilleo AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang