Part 10

5.8K 428 4
                                        

"Ngapain sih lo? Gak bisa diem banget dari tadi," omel Celmo, tidak tahan melihat Dimmy yang memnag tidak bisa diam dari tadi. Ia sedang mencari-cari sesuatu. Isi tasnya ia keluarkan semua, lalu dimasukkan lagi, lalu dikeluarkan lagi. Mejanya berantakan, sampah yang ia kumpulkan di kolong mejanya sejak berhari-hari yang lalu ia tumpahkan semuanya.

"Hp gue, Cel! Di mana ya? Yaelah, kemaren kan gue lagi chat-an sama nyokap. Yaelaaah!" balas Dimmy tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun. Kini ia tengah memberantaki kolong mejanya lagi. "Astaga! Ini kan pulpen betakan gue ... udah ilang sejak seminggu yang lalu akhirnya ketemu lagi, hehehe...."

"Najis, betak mulu kerjaan lo, gak modal. Lagian kemaren terakhir lo taro di mana? Ketinggalan kali di kamar!" ujar Celmo.

Dimmy menggeleng. "Dih, Nggak! Tadi gue udah cari di kamar, tapi gak ketemu. Terus gue pikir paling udah gue masukin ke tas, tapi gak ada juga..." Dimmy membantah. Mukanya benar-benar menunjukkan ekspresi frustasi.

Tak lama kemudian, Zee yang baru datang menghampiri meja mereka berdua. "Dim."

Dimmy menoleh. "Apa?" balas Dimmy. Zee mengeluarkan ponsel ber-softcase garis-garis hitam-putih dari tasnya, lalu menyerahkannya kepada Dimmy. Dimmy terbelalak seketika. "Loh? Ini kan hp gue! Thanks, ya! Eh, kok bisa ada di lo?" tanya Dimmy, menatap Zee dengan tatapan menuding.

Zee memutar bola matanya, lalu menjawab dengan santai, "Lo gak inget? Kemaren malem kan lo sendiri yang ngelempar hp lo ke kasurnya Elleanor."

Dimmy cengengesan. Ia baru ingat! Kemarin malam, saking paniknya, ia sampai melempar ponselnya sendiri ke kasur orang. Untung bukan ke lantai. Celmo hanya diam memperhatikan mereka berdua.

"Oh iya, kemaren ada BBM dari nyokap lo, dan gue baca," jelas Zee.

Dimmy kembali membelalakkan matanya. "Hah? Dari nyokap gua? Astaga, gak sopan lo ah! Jangan-jangan lo baca history chat-nya juga? Jangan-jangan hp gue diapa-apain? Jujur, lo liat apaan aja?!" Dimmy panik seketika.

Zee menatap anak itu dengan aneh. "Ya ampun gue gak liat macem-macem! Lebay banget deh lo? Cuma kalo history chat, gue baca. History chat lo sama nyokap lo kok," jawab Zee dengan polosnya.

"Astagaaa bodo amat ah! Untung lo gak buka-buka yang lain. Tapi jujur kan?"

"Iyaaa!" Zee geregetan sendiri menghadapi Dimmy yang nampaknya masih tak percaya dengannya.

Celmo nyeletuk, "Yaelah, wajar aja sih Dimmy panik begitu. Di hp Dimmy kan banyak video bo—"

"Diem lo, Cel!" Dimmy dengan sigap langsung membekap mulut anak itu.

Zee yang tidak mengerti hanya mengernyitkan keningnya sambil memperhatikan mereka berdua. Celmo memberontak melepaskan bekapan tangan Dimmy di mulutnya. "Lepasin ah! Gue gak bisa napas, Bego!" omel Celmo kala bekapan tangan Dimmy terlepas. Dimmy hanya melotot garang ke arah Celmo.

"Video apaan?" tanya Zee dengan polosnya.

Celmo langsung tertawa. "Jadi di hp Dimmy—"

"Berisik lo!" Dimmy memotong ucapan Celmo, bersiap membekap mulutnya lagi. Celmo langsung menjauhkan wajahnya sambil menutup mulutnya sendiri.

"Dimmy kan bad boy," celetuk seseorang dari belakang tubuh Zee.

"Astaghfirullah!" Zee mengelus dadanya kala melihat sosok Ray yang lagi nyengir lebar sambil naik-turunin alisnya. Menyeramkan.

Dimmy yang mendengar ucapan Ray langsung mengangkat tinjunya dan mengarahkannya tepat ke wajah Ray. "Sembarangan! Lo ngomong macem-macem gue gangbang, awas aja."

Achilleo AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang