• chapter ini sepenuhnya flashback.
Ratna berjalan tergopoh-gopoh, mendengar suara pecahan benda dari dalam. Menaruh asal tas belanjanya, ia segera berlari ke kamar sang anak.
Dan benar saja, ia menemukan Mei kecil yang masih terbungkus selimut itu menangis keras.
"mas! kamu ini apa-apaan sih?! dia masih kecil wajar kalau nangis terus"
Heru, tak menggubris perkataan istrinya itu. Ia lalu berjalan keluar dengan sempoyongan. Aroma alkohol menyeruak dari dalam dirinya.
Ratna menangis dalam diam sambil menggendong anaknya.
"anak mama cantik, gabole nangis, cup cup cup sayang mama udah disini"
Tangannya mengusap pelan pucuk kepala sang buah hati. Hatinya sakit melihat kelakuan suaminya yang tidak berubah itu.
Ratna bertekad, ia akan mengambil jalan hukum bila Heru tetap tidak berubah.
-----
Pagi itu ia sudah siap mengurus perceraiannya. Menggendong Mei kecil, Ratna kembali ke rumah orangtuanya.
"bu, Ratna nitip Mei sebentar ya? Ratna mau pergi dulu buat ngurus beberapa dokumen" ia berkata demikian karena tak ingin membuat sang ibu khawatir.
Yang ibunya tau Ratna bekerja di salah satu perusahaan meubel ternama. Dan ia berkata kepada sang ibu bahwa jabatannya juga tidak main-main dalam perusahaan.
Padahal sebenarnya, ia hanyalah seorang pekerja biasa di salah satu toko patiseri milik temannya. Gaji yang Ratna peroleh pun hanya cukup untuk makan sehari-hari dan membeli beberapa kebutuhan Meina kecil.
Sebelum seperti ini, mereka dulunya keluarga yang hangat dan bahagia. Heru adalah orang terhormat kala itu. Ia adalah pemilik perusahaan meubel dengan cabang yang tidak sedikit.
Mereka hidup bahagia dan sangat berkecukupan. Meina kecil tumbuh dengan baik.
Sebelum seseorang dari masa lalu kembali hadir dan mengubah hidup keluarga Heru. Heru yang kala itu bingung langsung saja mengiyakan tawaran orang tersebut. Tak disangka, bahwa itu akan berimbas pada kehidupannya.
Saham menurun sedikit demi sedikit. Heru pun semakin bingung. Bukanya mencari jalan keluar ia malah pergi ke club dan mabuk-mabukan.
Ia sudah jarang pergi ke kantor. Bahkan beberapa pegawainya lebih memilih mengundurkan diri. Sang ayah yang mengetahui perusahaan anaknya akan bangkrut malah mengambilnya. Lalu ia alihkan kepada sepupu Heru. Hendri.
Hendri yang tamak, tak pernah memberikan sedikit penghasilan perusahaan Heru kepadanya. Hingga Ratna terpaksa bekerja demi menghidupi putri kecilnya.
Puncaknya ialah ketika, Ratna pulang bekerja dan menemukan Heru dengan teman wanitanya tengah bercumbu. Ia hancur, hatinya sakit. Surat perceraian yang sudah ada ditangannya ia serahkan kepada Heru agar segera di tanda tangani oleh suaminya.
Heru mendatangani nya dengan mudah. Dan mereka resmi bercerai. Hak asuh jatuh kepada Ratna, karena Mei masih sangat membutuhkan dia.
Satu tahun berlalu, Mei tumbuh menjadi gadis cantik. Pipi gembilnya dan senyum yang selalu menghiasi wajah cantiknya, adalah sumber energi bagi Ratna.
Satu tahun setelah kejadian itu, Ratna tak pernah mendengar kabar tentang mantan suaminya itu. Yang ia tau, bahwa Heru menikahi perempuan itu. Lalu pindah jauh.
Satu hari sebelum pergi, Heru memberikan sebuah berkas kepada Ratna yang berisikan akta tanah. Beserta beberapa dokumen penting. Ia tak tau mengapa sang mantan suami malah memberikan semua dokumen penting itu kepadanya. Dan yang Ratna ketahui adalah bahwa beberapa dokumen itu, seperti sudah ber-atas namakan dirinya.
Heru hanya memberikan dokumen itu tanpa sepatah kata apapun. Lalu mendekap Ratna erat, seolah ia tak ingin pergi. Bahkan ia meminta maaf kepada anaknya.
Papa sayang kalian -Heru
Lalu Heru pergi meninggalkan Ratna dan Mei.
Beberapa bulan kemudian datang sebuah surat. Surat dengan tulisan tangan Heru serta ada beberapa tetes darah yang tertera.
Berisikan sebuah permintaan maaf dan terdapat surat lagi di dalamnya.
".... dinyatakan meinggal dunia"
Ratna menangis dalam diam. Dia memang kecewa dengan kelakuan mantan suaminya itu, namun tak dapat dipungkiri bahwa ia sangat mencintai Heru. Meina kecil yang tak tau apa-apa hanya diam sambil mengelap air mata yang jatuh di pipi sang ibu.
"mama angis? Ina akal? aap mama. Ina anji ga akal lagi, mama angan angis" lalu menubrukkan dirinya ke dalam pelukan sang ibu.
Tangis Ratna menderas. Ada perasaan menyesal karena ia memilih bercerai daripada memperjuangkan cintanya itu.
Mengusap air matanya, ia tersenyum melihat putrinya. Ada perasaan bersalah saat melihat wajah Mei.
"endak kok, mama ndak nangis" lalu menampilkan senyum palsunya.
.
.
.
.
.
.- to be continue -
sedikit flasback dari mama ratnaehem..ehem.. cek cek..
Author mau ngucapin terimakasih banyak, buat kalian yang sudah mampir vote+comment
Makasih juga yang udah ngedukung author dari awal, kasih semangat jugaBuat pemula kaya aku, segitu aja udah cukup seneng tau ga, hiksrot /lap ingus/
Jangan sungkan buat komen ya ^^
Yang mau mutualan wp/ig, dm aing terbuka selalu seyenk😗See u in next chap!❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bestfriend My Boy-friend Too || ft. Kim Jongin
Fanfic"Am i your boyfriend?" "Boyfriend? It's Boy-friend" "How about bestfriend?" "You are more than besfriend for me, but you're not my boyfriend. Totally not" ________ Bilang tidak padahal iya. Bilang tidak suka padahal suka. Se-sulit itukah untuk mengu...