part 17 (end)

15 2 0
                                    

' aku disini... Masih menunggumu. Sejak kejadian itu, sekarang aku sudah mulai masuk kuliah. Dan aku juga belajar dengan sungguh-sungguh.'

" Dokter Ethan udah mau pulang ? Rapat bersama kepala rumah sakit cepat selesai ya..." Seru salah seorang suster yang berpapasan dengannya

Ethan tersenyum ramah. " Iya, papa lagi sibuk makanya cepat selesai. Ah satu hal lagi, aku belum jadi dokter."

Si suster hanya tertawa renyah menanggapi anak pemilik rumah sakit ini yang memang selalu rendah hati itu. " Duh, semua yang ada disini pasti senang kalau kamu bekerja di sini."

" Hahaha, aku kan masih kuliah semester akhir. Dan aku hanya membantu sekedarnya di sini, masih banyak yang harus ku pelajari." Ujar Ethan tanpa melepas ramah tamahnya terhadap suster yang sudah dikenalnya sejak duduk di bangku sekolah dasar.

" Baik baik kalau begitu. Dasar kamu ya. Oh iya... Bagaimana dengan dia ?." Tanya sang suster hati-hati.

"... Seperti biasa." Ujarnya singkat sambil tersenyum.

Si suster hanya mengangguk paham. Ethan pun berpamitan melanjutkan langkahnya yang tertunda.
Ethan berjalan menelusuri lantai rumah sakit dengan bertopang pada tongkat miliknya.

Ya, sejak kecelakaan dua setengah tahun yang lalu kakinya Kananya dinyatakan pulih namun tak sepenuhnya. Oleh sebab itu ia membutuhkan tongkat sebagai alat bantu berjalanya.

Sedangkan Keira, setelah kejadian itu. Kedua orang tuanya memindahkan sekolahnya di negara asalnya. Ia menyesali perbuatannya yang telah merugikan banyak orang.

Lalu,

" Huft.. selalu begini. Aku gak yakin bisa dapat nilai bagus di ujian semester kali ini. Biarpun kak Ethan mengajariku dengan rutin, tapi tetap aja begini." Elisha bercerita dengan cemberut kala menemui soal yang terbilang sulit baginya.

" Tapi mau gimanapun juga aku harus tetap semangat..." Ujarnya optimis. " Benarkan Zack." Lanjutnya sambil tersenyum manis

Sekarang Elisha tengah menemani Zack di kamar rawat. Zacky mengalami koma akibat musibah tahun sebelumnya. Dan setiap harinya Elisha bergantian dengan Ethan menjenguk Zacky.

Namun hari berganti hari, Minggu dan bulan terus berganti hingga dua tahun lebih Zacky masih setia dengan matanya yang tertutup, masih setia dengan alat-alat rumah sakit yang menjadi penopang hidupnya.

Namun hal itu tak membuat Elisha berlarut dalam kesedihannya, Elisha percaya Zacky hanya sedang bermimpi panjang di sana, Elisha juga percaya Zacky dapat mendengar dan merasakan apa yang mereka rasakan. Zacky bisa tau hal itu, Elisha percaya itu. Selama jantung Zacky masih berdetak Elisha selalu percaya bahwa Zackynya akan kembali.

" Hei, bukanya kamu sudah berjanji akan melanjutkan hubungan kita lagi ?." Curhat Elisha.

Elisha selalu menceritakan berbagai hal untuk dibagikan dengan Zacky. Seperti saat ini, biarpun Zacky tak menjawabnya tapi ia tau Zacky bisa mendengarnya.

" Setelah lulus nanti aku mau bekerja di rumah sakit ini supaya aku bisa berada didekatmu setiap hari." Cerita Elisha yang duduk di sebelah brankar(?) Zacky.

Elisha tersenyum manis membayangkan wajah heran Zacky karena ceritanya. " Zack, impian kita akan terwujud... Aku akan selalu berada di sampingmu saat kamu membuka matamu. Aku akan selalu bersamamu. Karena aku percaya janjimu Zack..." Elisha menjeda ceritanya sebentar menatap wajah Zacky yang mulai tirus namun tak menghilangkan garis-garis ketampanannya.

" Ah ! Sebentar lagi kan ulang tahun Zacky yang ke 20 ya. Zacky mau kado apa ? Biar kita rayakan bersama." Ujar Elisha antusias.

" Ah benar, pertama rambut Zacky yang panjang ini harus ku potong dulu. Terus aku akan memijat seperti biasa..." Ucapan Elisha perlahan mengecil.

"????" Elisha mengelus kening Zacky yang tiba-tiba menimbulkan kerutan halus dengan sentuhan lembut

Elisha mengelusnya dengan telaten tapi gerakannya terhenti saat perlahan-lahan namun pasti, kelopak mata Zacky bergerak membiasakan cahaya yang masuk ke matanya.

Tangan Elisha gemetar, menahan agar tak menubruknya dengan pelukan.

Zacky menatap langit-langit dan mengalihkan perlahan pada wanita yang tengah menegang di sebelahnya, ditatapnya Elisha yang kini tampak dewasa. Zacky memasang senyum kecilnya karena otot tubuhnya terasa sulit digerakkan.

" Liz.. e Lish a.." panggil Zacky terbata.

Elisha terharu dan bahagia, dia amat sangat merindukan suara rendah Zacky. Amat sangat. Dirinya tak dapat membendung semua rasa bahagia dan haru hingga akhirnya hanya air mata bahagia yang mewakili perasaannya.

" Lish a " ulang Zacky lagi namun kali ini Zacky mencoba menggerakkan tangannya untuk menyentuh Elisha.

Elisha dengan sigap meraih tangan Zacky yang sedikit bergetar, membawanya dan menggenggamnya dengan erat. Elisha hanya mengangguk antusias dengan mata yang beruraian air mata menatap Zacky

" W Wak tu... Di Tel pon. Ka mu... Ka mu i ngi n. Bila ng se..su atu." Ucap Zacky dengan suara terbata.

Sekali lagi Elisha hanya mengangguk dan mengusap tangan Zacky dengan sayang.

" A pa itu ?." Tanya Zacky dengan senyum lemahnya.

" Zack... Aku, aku sangat mencintaimu." Perkataan Elisha memberikan kebahagian bagi Zack, ditambah lagi kini Elisha tengah memakai cincin yang ia berikan dulu.

" Suatu hari itu itu sudah datang Zack. Kini aku bersamamu. Sekarang tunggu sebentar, dokter akan datang." Ujar Elisha senang setelah menekan  tombol merah  yang dipergunakan untuk memanggil dokter yang bertanggung jawab atas pasien.

Zacky hanya tersenyum, menatap penuh bahagia wanita yang sangat ia sayangi.

' masa depan yang ku kira hilang... Kini telah kudapatkan kembali bersamamu '- Zacky.

Bersamaan dengan momen tersebut seorang perawat berlari menghampiri Ethan yang hendak memasuki mobilnya.

Perawat tersebut menyampaikan kabar bahagia dan mau tak mau Ethan juga sangat bahagia hingga membalikan langkahnya kembali memasuki rumah sakit.

End-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Delete or Return (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang