part 15

9 3 0
                                    

' suatu hari nanti ayo kita lanjutkan kembali hubungan kita yang sempat tertunda... Dan ternyata suatu hari itu tak akan pernah datang.' begitu pikir Zacky.

Memikirkan perkataan itu membuat sayatan yang menyakitkan dihati Zacky. Elisha sadar bahwa ucapannya sangat menyakiti Zacky, tapi mau bagaimana lagi saat ini Ethan lebih membutuhkan dirinya.

Elisha tersenyum miris menatap Zacky yang kelihatannya masih shock. " Maafkan aku Zack." Lirihnya.

Zacky lebih memilih meninggalkan kamar inap Ethan. Setelah pintu tertutup Zacky menyandarkan tubuhnya yang lemas. Meremas kepalanya kencang sebelum buliran air mata merembes menjatuhi pipi Zacky.

Sama dengan Zacky, Elisha juga turut menangis meratapi nasib percintaannya yang tak pernah berjalan dengan semestinya.

*

Terhitung sudah tiga hari sejak kecelakaan itu Elisha tak pernah absen mengunjungi Ethan di rumah sakit.

Dan beruntungnya Ethan sudah sadar sejak kemarin. Dan kini sedang menjalani pemulihan yang intensif dirumah sakit.

Ethan menoleh saat seseorang memasuki ruangannya dengan membawa sebuket bunga tulip putih sembari tersenyum.

Ethan pun membalas senyuman wanita itu.

" Kamu datang setiap hari. Apa gak kerepotan kamu harus jauh-jauh dari sekolah ke rumah sakit lalu pulang Liz ?." Ujar Ethan sedikit khawatir Elisha akan kelelahan nantinya.

" Gak lah kak. Gak kerepotan sama sekali. Ini aku bawakan bunga dari ibuku. Lalu ini aku pinjam buku catatan temen sekelas kakak biar kakak gak takut ketinggalan belajarnya." Jelas Elisha memberikan buku catatan setelah meletakan bunga di meja nakas kecil di sisi Ethan.

Ethan mengarahkan pandangannya pada buku catatan kemudian beralih pada bunga tulip putih. Tentu hatinya menghangat dengan perhatian yang diberikan. Namun Ethan memandang sendu bunga itu.

"... Terus untuk les kakak juga udah ku kabari tutornya tentang kakak." Elisha terus berbicara sambil membenahi letak bunga tanpa tau ekspresi apa yang sedang terpatri di wajah tampan Ethan.

" Ah terima kasih Liz." Ujar Ethan cepat kala Elisha menoleh padanya.

Elisha ikut tersenyum ketika Ethan tersenyum ramah seperti biasanya. Kemudian Elisha duduk di kursi di samping Ethan.

" Lalu...kaki kakak bagaimana ?." Tanya Elisha hati-hati

Ethan tersenyum penuh pengertian. " Yah, udah lumayan dibanding sebelumnya."

Elisha turut senang mendengarnya. Ethan pun menatap Elisha damai hingga Ethan menatap Elisha dalam.

" Elisha... Kamu jangan merasa bersalah atas apa yang menimpaku." Ujar Ethan seakan tahu perasaan yang dirasakan Elisha.

Sesaat Elisha menegang terkejut. Kemudian membiasakan dirinya seperti biasa. Elisha diam mencoba mendengarkan apa lagi yang akan dikatakan Ethan padanya

" Kemarin malam mama bilang, Zack gak pulang ke rumah dan menginap di rumah temannya. Sudah beberapa hari. Padahal yang ku tahu dia tak terlalu akrab dengan temannya...."

" Sudahlah kak... Aku tak apa-apa. Dia ada pun hanya bisa merepotkan." Potong elisha cepat sebelum Ethan menceritakan banyak hal tentang Zacky lagi.

Ethan terdiam sesaat. Menatap lurus pada Elisha yang tak menatapnya.

" Ah iya aku lupa ! Kata ibu nanti dia akan kemari menjenguk kakak." Elisha mengalihkan pembicaraan

Ethan menghela nafas lelah, cukup lelah sebenarnya. Kenapa Elisha selalu tak pernah jujur pada perasaannya sendiri.

" Jangan begini Elisha. Kamu tahu Liz ? Aku bertemu denganmu juga sebenarnya berkat Zack. " Cerita Ethan sambil menyandarkan punggungnya

Delete or Return (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang