•18•

4 3 0
                                    

Hai guys 👋🏻...
Maaf nggak update lagi, soalnya di pondokku baru ngelaksanain ujian. Doain hari Jumat bisa double update terus yah.

Happy Reading ☺️

🌺🌺🌺

Anggara membawa Flora ke bagian lobby yang sepi, tentu saja untuk membahas apa yang ingin dibicarakan oleh Anggara.

"Kenapa?" tanya Flora setelah Anggara melepaskan cekalannya.

"Gue nggak mau ngomong dua kali, dan lo harus jawab jujur" ujar Anggara tidak menjawab pertanyaan Flora. Flora hanya menganggukkan kepalanya.

"Kemarin lo darimana aja? Kenapa nggak keliatan? Orang tua lo nanyain lo terus" tanya Anggara mengintimidasi Flora.

Deg!!!

"E-eh? Ooh... itu kemarin perut ama kepala gue sakit banget, jadinya nggak sempet izin ke siapa-siapa, termasuk Elsa ama Safira" jawab Flora berusaha santai.

"Oo, tapi kemarin gue liat Elsa sama Safira lari-lari kayak ngejer sesuatu?" balas Anggara ragu.

"K-kalau itu sih kayaknya mereka ngeliat gue lari-lari karena buru-buru pulang, mungkin? Tapi yah gue nggak tau pasti juga sih" jawab Flora mulai santai.

"Oh iya, gue denger-denger lo jadian yah sama Natasya?" tanya Flora dengan nada pelan.

"Hm, iya emangnya kenapa?" tanya Anggara dengan wajah datar andalannya.

"Nggak sih, cuman mau ucapin selamat" jawab Flora acuh.

"Selamat yah, semoga langgeng" ujar Flora memberi selamat kepada Anggara.

Anggara hanya membalasnya dengan deheman singkat. Setelah itu terjadi situasi canggung.

"Lo?...kapan lo mau minta maaf sama Natasya?" tanya Anggara memecah keheningan.

"Gue usahain secepatnya, kalau perlu besok gue bakalan minta maaf..." jawab Flora. Tapi gue nggak sengaja. Lanjut Flora yang tentu saja ia ucapkan dalam hati.

Tanpa membuka suara lagi, Anggara melenggang pergi. Meninggalkan Flora yang masih membeku sambil menatap punggung Anggara yang mulai menjauh.

"DOORRR!!!" teriak Elsa dan Safira kompak, berhasil membuat Flora terkejut bukan main.

"Hayooo...lagi ngapain disini?" tanya Elsa jail.

"Ya ampuuunn... untung gue nggak punya riwayat jantung" ujar Flora kesal sambil mengelus dadanya.

"Lo?...udah baikan, Flor?" tanya Safira hati-hati.

Flora bersyukur, setidaknya ia masih memiliki dua sahabat sejati yang akan tetap mendukungnya bagaimanapun dirinya.

Flora tersenyum manis sebelum menjawab pertanyaan yang di lontarkan Safira.

"Udah nggak apa-apa kok, makasih yah" jawab Flora lalu memeluk kedua sahabatnya itu secara bersamaan.

"Gue sayang ama kalian berdua" seru Flora semangat. Yang ada dipikirannya saat ini hanya menghabiskan waktunya sebanyak-banyaknya dengan kedua sahabatnya ini.

"Kita juga sayang ama lo, yang kuat" balas Elsa dan Safira kompak.

"Yaudah, yuk masuk" ajak Elsa semangat setelah acara peluk-pelukan tersebut.

Flora dan Safira mengangguk setuju, setelahnya mereka bertiga memasuki apartemen dengan canda tawa yang terus menghiasi wajah ketiganya, gelak tawa bahagia terus terdengar dari ketiganya.

"Tuhan makasih, setidaknya Flora masih punya orang tua dan sahabat yang selalu ada buat Flora, kecuali papa, tolong buka hati papa" batin Flora.

🌺🌺🌺

Gimana nih menurut kalian chapter kali ini? Jumat mungkin baru bisa lanjut lagi yah.

Jangan lupa follow dan votenya yah.

27 Desember

FloraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang