Bab 8

4 1 0
                                    

Biru POV

Hari ini aku ingin pamit sebelum berangkat umroh minggu depan, tapi ka Fatih mengira aku ingin membicarakan hubungan kami. Sebenarnya aku juga sudah ikhlas dengan hubungan kami yang seperti sekarang, aku juga punya keyakinan yang sama dengannya jika jodoh kami pasti bertemu dalam ikatan suci.           " Aku hanya ingin pamit ka..

" Bir...bir...hai...bangun dong

Aku mengusap mataku malas, sepintas bayangan bunda yang tangannya coba membangunkan ku
"Biru sore begini malah tidur...bukannya mandi biar cantik terus jalan-jalan sore...

Aku bangun dan duduk dikasurku sambil menatap seorang lelaki yang kini tlah duduk di sofa kamarku.
" Hah...pain kamu masuk kamarku...
Sedangakan mataku mencari cari bunda yang tadi saat pertama kali aku membuka mata ada didepanku...
" Bunda...bunda..
Lelaki yang kutahu jelas bernama Satria tertawa kencang...
Semakin membuatku kesal...
Lalu berkata yang membuatku tambah kesal lagi padanya.
" Biru...kita kan sebentar lagi menikah...
"Jadi bunda izinkan aku masuk k kamarmu"
"Lagipula tenang saja aku hanya ingin lihat calon istriku saat tidur"

" Ooo kalo bgtu, cepat pergiii aku kan sudah bangun sekarang
" Lagipula aku belum menyetujui untuk menikah dengan mu

Satria tersenyum sambil mengerlingkan matanya..

" Aku tau bir...kamu masih belum bisa melupakan bapak dosen itu kan...
Aku diam tak membalas perkataannya, aku malas bertengkar dengannya lalu bangkit keluar kamar sambil mencari bunda.
" Bundaaa..bundaaa
Kudengar dari dalam kamarku suara tawanya Satria menggema sedang menertawakan ku..

Tiba- tiba bunda menepuk pundak ku dan berkata lirih..."kenapa sayang cari bunda
" Ngepain si ksatria baja hitam itu diizinkan masuk k kamarku
Bunda bukan menjawab malah tersenyum...
" Nggak baik benci ma orang trlalu berlebihan nanti kamu bisa suka lho
" Nggak buuuun nggak mau
" Dia juga baik lho sayang, mnurut bunda kamu cocok dengannya...
" Bunda lupa ya, aku sudah di...
" Tapi kita smua sudah setuju membatalkan smua nya...dan tidak ada ikatan lagi
" Dia tidak memperjuangkanmu Biru..
" Lalu untuk apa kamu masih memperjuangkannya
" Itu kan karena bunda tidak setuju
" Bunda hanya ingin tahu sebesar apa cintanya untukmu
Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi setelah mendengar pengakuan bunda...lalu didadaku seperti ada pembenaran atas sikap bunda..tapi mengapa Bun harus dengan cara begitu..saat aku ingin menanyakannya bunda mengalihkan pandangannya ke arah kamarku

Kulihat Satria membawa bukuku keluar kamar sambil tersenyum tanpa dosa...
Dia menunjukan bukunya padaku membuatku ingin merebut kembali buku itu...
Namun dia menangkisnya..membuka bukunya dan membaca beberapa paragraf dari buku itu

....Rahwana adalah ksatria yang mati demi cinta nya. Ksatria cinta yang mencintai Sinta tanpa syarat. Tidak seperti Rama yang menjadi pahlawan tapi tidak mempercayai istrinya sendiri..
Bunda tersenyum dan masuk ke ruang tamu. Aku mengikuti bunda ke ruang tamu agar tak berdua dengan Satria  didepan kamarku...dia mengikuti ku sambil trus membaca..

Bagus juga buku ini...katanya sambil menutup buku itu..
Lalu dia pamit kepada bunda dan bunda seperti biasa mencegahnya agar bisa lebih lama di rumahku namun dia berkelit masih ada urusan
Sebelum pergi dia melirik ku dengan cueknya berkata sambil mengacungkan bukuku
" aku pinjam dulu ya Bir...
"Ok" tapi jangan sampai rusak ya Oia satu lagi jangan panggil aku bir...namaku biru...ucapku ketus
" Ok bir...oops maaf Biru yang cantik pinjam dulu ya bukunya dan ia dan bayangan nya menghilang dari pintu...
Aku berlari ke kamarku...dan kulihat bberapa buku yang biasa nya rapi  ada dilemari bukuku tergeletak dimeja belajarku.
Dan diantara buku- buku yang berserakan ada secarik kertas darinya yang tertulis...
" Buku rapi terlihat tak pernah trbaca"
Mainlah kerumahku biar kamu tau cara memperlakukan sebuah buku"
"Memperlakukan buku orang saja dia seperti ini, apalagi dengan buku- bukunya" gumamku dalam hati sambil mengembalikan buku- buku ke tempat semula

Kisah BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang