Bab 9

2 1 0
                                    

Beberapa hari ini kenapa Biru tak terlihat dimanapun dikampus. Aku mulai bingung jika dia menghilang seperti ini. Bagaimana bisa aku melepaskan dia, dia tak nampak beberapa hari saja aku sudah tak sanggup. Walau kami tak pernah lagi mengobrol seperti dulu jika dikampus, tapi aku selalu memantaunya karena ku tahu semua jadwal kuliahnya.

Kemana kamu Biru...aku ...
Seharusnya bulan depan adalah acara pernikahan kita..dan rasa ini mungkin terobati karena bisa setiap hari melihatmu menemaniku.

Minggu depan aku pergi Bie...Sebenarnya mama awalnya tak mengizinkanku. Tapi ini kesempatan yang baik untuk karirku. Aku sudah ajukan cuti mengajar untuk mengambil bea siswa ke Maroko. Aku hanya ingin pamit Bie.. Semoga saat aku pulang 2 tahun lagi kamu dan keluarga mu bisa menerimaku kembali. Saat itu pasti kamu sudah lulus dan bekerja. Seperti yang orang tuamu harapkan, sebelum menikah kamu harus jadi wanita mandiri terlebih dulu.

Hatiku makin gelisah, karena aku tak bisa menghubungimu dan semua pesanku tak kau balas, dibaca saja tidak. Aku harus hubungi sahabatmu saja, kenapa aku tak ingat kamu punya sahabat yang bisa aku mintai keterangan dimana kamu kini.

Mataku mulai mencari cari Kinar ditempat biasanya ia dan teman temannya mengobrol. Tiba tiba dari belakang ada seseorang yang memanggilku.
" Pak Fatih..
Aku mengenal suaranya
Benar saja ada Kinar dengan 2 orang temannya berjalan ke arahku.
" Kinar, mana Biru ? Tanyaku langsung agar kekhawatiran ku segera mereda.
" Ooo jadi bapak cari Biru ksini
" Lho masa nggak tahu pak, kan Biru umroh hari Senin lalu, paling 10 harian pak disana.
" Umroh...aku bingung campur sedikit kesal kenapa Biru tak pernah bilang
" Ia pak, Biru bilang bundanya mengajaknya umroh agar dia bisa ikhlas karena...
" Ia nggak papa, mungkin Biru lupa pamit ...ucapku agar percakapan tidak terlalu panjang
" Baik pak saya mau ke kantin dulu, ucap Kinar sambil mengajak temannya berlalu dariku
" Ia makasih ya Kinar...

Dan kini semesta mulai berani bercanda
Dengan gelitik manjanya
Bahkan kerlingan nakalnya
Padaku yang sedang merana

Dia Minggu depan baru akan kembali ke tanah air...dan saat itu aku sudah pergi tinggalkan tanah air.
Kami tak sempat saling pamit...
Apakah ini suatu pertanda...
Ya Allah simpan dia untukku disini.
Aku berlalu pergi tinggalkan kampus, karena banyak yang harus aku siapkan sebelum berangkat Minggu depan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kisah BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang