Nara Family

1.7K 127 9
                                    

" Tadaima "

Tiga pasang kaki mulai memasuki rumah yang bisa dibilang cukup besar itu. 

" haah aku lelah sekali " ujar Shikamaru sambil mendudukkan tubuhnya di lantai teras samping. Shikadai dan Temari menyusul sambil membawa sepiring kue kering dan 3 gelas es teh

" haah tadi itu benar benar hari yang sangat merepotkan " ujar Temari

" ya.. kau benar "

Shikadai duduk diam sambil memakan kue yang ada dan memandang kosong ke arah bawah

" Shikadai " Bocah itu terlihat terkejut karena Temari menyentuh pundaknya

" N-nani ? "

" doushite ? apa ada sesuatu ? " tanya Temari. Shikadai menatap ibunya sebentar lalu menggeleng pelan sambil menunduk

" aku lelah, aku masuk dulu ya, Otou - san Okaa - san " ujar Shikadai sambil bangkit dari tempatnya dan berjalan menuju kamarnya

Shikamaru dan Temari saling berpandangan, mereka melihat punggung putra tunggal mereka sampai hilang dari balik pintu

" dia kenapa ? " tanya Temari dengan nada khawatir

" mungkin dia masih lelah, apa kau mau aku bicara dengannya ? " tawar Shikamaru

Temari menggeleng" biar aku saja, sebentar lagi kau harus segera kembali kan ? " ujar Temari 

Shikamaru tersenyum dan mengecup pucuk kepala Temari " arigatou, istriku "

Temari merona karena malu dan terkejut dengan perlakuan suaminya, ia memalingkan wajahnya agar Shikamaru tidak melihat rona merah di pipinya

Shikamaru tersenyum jahil dan memeluk Temari dari belakang

" a-apa yang kau lakukan ? lepaskan aku " Temari meronta ronta minta dibebaskan dari pelukan Shikamaru

" tidak mau, kau kan tadi bilang sendiri sebentar lagi aku harus kembali bekerja, jadi biarkan aku menikmati waktu bersama istriku, hm " ujar Shikamaru sambil mencium telinga belakang Temari

Temari tidak bisa menyangkal hal itu, ia pasrah dan menyandarkan tubuhnya ke arah Shikamaru " lakukan sesukamu, dasar bocah cengeng "

" tapi kau mencintai bocah cengeng ini bukan ? " Shikamaru membenamkan wajahnya di leher Temari

" ya, kau benar "

---------------------000----------------------

" Shikadai " Temari membuka pintu kamar Shikadai dengan hati hati. Ia melihat putranya sedang tidur membelakangi pintu, ia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut miliknya

Temari tersenyum dan duduk di samping Shikadai, Temari memeluk Shikdai dan meletakkan kepalanya di atas tubuh putra tunggalnya itu.

" haah Shikadai, kau pasti sangat lelah ya ? gomenne, aku jadi membebanimu dengan tugas yang merepotkan " ujar Temari lirih sambil terkekeh

" gomenne " ujar Temari lirih 

Shikadai menggigit bibir bawahnya pelan, sebenarnya sejak tadi ia belum tidur tapi ia tetap diam.

" kau itu benar benar cerdas ya ? kau itu mirip sekali dengan Otou - san mu, dasar anaknya Shikamaru " 

" kau itu hebat sekali, kau bisa membuat rencana sematang itu dalam waktu singkat, kau itu pemimpin tim yang hebat " ujar Temari sambil sedikit merona, ia mengeratkan pelukannya kepada Shikadai

Shikadai sedikit merona karena mendapatkan perlakuan seperti itu dari ibunya

" apa kau sekarang bisa menceritakan kepadaku, apa yang ada di pikiranmu hm ? tuan jenius " ujar Temari. Shikadai tersentak tapi ia tetap diam di posisinya dan berharap bahwa Temari hanya ingin memancingnya

" aku tahu kau tidak tidur " Shikadai berbalik menatap ibunya yang kini memasang senyum penuh kemenangan ke arahnya

" jadi ? apa kau bisa menceritakannya kepadaku ? "

Shikadai merubah posisinya menjadi duduk dan menyandarkan tubuhnya di tembok di belakangnya " jadi sejak tadi Okaa - san sudah tahu kalau aku belum tidur ? "

Temari mengangguk " kau itu tidak pandai berbohong Shikadai dan aku harap kau tidak pernah berbohong dan menyembunyikan sesuatu dariku atau dari Otou - san mu "

Shikadai menghela napas " aku tidak menyembunyikan apapun kok, hanya saja......"

" hanya saja ? "

" hanya saja.... aku masih kepikiran soal kejadian tadi "

" benarkah ? tapi saat kejadian tadi kau terlihat teang tenang saja, pasti ada sesuatu yang kau sembunyikan, ayo cepat katakan "

Shikadai terlihat ragu lalu menghela napas " aku.... mengkhawatirkan Okaa - san " cicit Shikadai

Temari terkejut dengan jawaban putranya ' dia... khawatir kepadaku ? '

" s-saat Okaa - san memerintahkan kami untuk segera pergi tanpa menyelamatkan Okaa - san, aku merasa janggal dan tidak berguna, karena itu- " ucapan Shikadai terhenti karena satu pelukan erat dari Temari

Temari memeluk Shikadai dengan sangat erat sambil tersenyum. Shikadai membenamkan wajahnya di pelukan Temari, ia tak ingin ibunya melihat rona merah di wajahnya saat ini

Ya, buah tak akan jatuh jauh dari pohonnya bukan ?

Temari melepas pelukannya sedangkan Shikadai masih menundukkan wajahnya

" arigatou sudah mengkhawatirkanku, aku sangat senang " ujar Temari sambil tersenyum lebar. Shikadai mendongkak melihat ibunya dan mengangguk malu malu

" tapi mau bagaimanapun keselamatan mu itu yang terpenting untukku Shikadai, ingat itu " ujar Temari sambil memeluk Shikadai

" apapun yang terjadi, jangan sampai kau membahayakan nyawamu sendiri, jangan sampai kau melukai dirimu sendiri, Shikadai "

" karena kalau kau melakukannya itu sama dengan kau sedang membunuhku "

" Okaa - san ! " Shikadai melepas pelukan itu dan menatap Temari dengan tatapan takut dan kesal

" makadari itu mulai sekarang kau harus bisa mengendalikan emosimu, kau harus bisa tenang dalam keadaan apapun, dan kau tidak boleh bertindak gegabah hanya karena perasaanmu, semuanya pasti ada caranya, semua pasti ada jalan keluarnya Shikadai, ingat itu dan jadilah Shinobi yang hebat ya ? "ujar Temari sambil tersenyum, Shikadai terdiam sambil terus menatap Temari. Wanita yang kini menyandang marga Nara itu tertawa dan mencubit hidung Shikadai dengan gemas

" Okaa - san, hentikaaan " rengek Shikadai, ia merona malu sambil menggosok gosok hidungnya yang baru saja dilepas oleh Temari. Sedangkan pelaku pemcubitan hidung Shikadai hanya tertawa puas

" baiklah ini sudah malam, tidurlah, meski besok sekolah akan diliburkan sehari tapi kau harus tetap bangun pagi " ujar Temari sambi berdiri dari tempatnya

" eh ? besok libur sehari ? " tanya Shikadai

Temari mengangguk " Akademi butuh waktu untu menyingkirkan puing puing yang ada di halaman, lusa kalian aka belajar di luar tapi kita tidak tahu apakah kita akan belajar di lingkungan akademi atau di luar akademi " jelas Temari

" souka, tapi kenapa hanya sehari ? " protes Shikadai. Ia pikir jika ada insiden besar seperti ini maka Akademi akan memberikan waktu libur minimal seminggu, tapi ini malah hanya sehari

" hei, kalian semua kan tidak apa apa dan tidak ada yang terluka, jadi harus tetap masuk dong, lagipula ini adalah Akademi ninja, kalian dilatih agar kuat menghadapi segala situasi, jika kejadian tanpa korban jiwa seperti ini saja kalian libur panjang bagaimana jika kalian sudah menjadi Shinobi sungguhan nanti hah ? " omel Temari

" Ha'ik ha'ik " Shikadai memasang tampang pasrah

" baguslah kalau begitu, Oyasumi Shikadai " ujar Temari sambil menyandarkan tubuhnya di pintu

" Oyasumi Okaa - san " setelah Shikadai mengucapkannya, Temari menutup pintu kamar Shikadai. Bocah itu kembali ke posisi tidurnya dan membungkus seluruh tubuhnya dengan selimut 

' haah hati ku terasa lega, sekarang aku bisa tidur dengan nyenyak ' 

Temari - SenseiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang