Ekstra Chapter ( 4 )

1.3K 87 7
                                    

Duaar

Suara dentuman saling sahut menyahut, butiran pasir juga terlihat menyebar ke seluruh penjuru rumah yang kini sudah hancur itu.

"K- kalian ?! bagaimana bisa ?!" ketua para perampok itu terlihat berdiri di sisi yang bersebrangan dengan Shikadai dan Inojin. Matanya melotot lebar, mungkin karena heran, bagaimana mungkin 2 gadis kecil yang seharusnya tertidur dengan tenang sekarang sedang berdiri di depan mereka, bahkan keduanya bisa menggunakan jutsu langka !

"Ah, sial, ini karena kita tidak pakai jutsu sih, jadi tidak bisa dilepas begitu saja, merepotkan !" Shikadai mengumpat pelan, baju yang ia kenakan memang cukup leluasa untuk bergerak tapi tetap saja, memakai pakaian wanita membuatnya malu.

"Tahan saja Shii - chan, sebentar lagi semuanya akan berakhir." ujar Inojin dengan wajah tanpa dosa. Mereka bisa mendengar suara pertarungan di sekitar, tanda tim mereka mulai bergerak.

"Tutup mulutmu Inojin." 

"BAGAIMANA KALIAN BISA KELUAR ?! KALIAN TADI SUDAH TERTIDUR LELAP !"

Kedua bocah itu tertawa tertahan, melempar tatapan mengejek yang sangat menusuk.

"Yah, anggap saja kami kebal terhadap obat tidur." jawab Inojin asal

Pria itu semakin geram, ia ingin mengarahkan anak buahnya untuk maju, tapi ia berpikir kembali saat melihat pasir pasir yang sedari tadi bergerak mengelilingi Shikadai.

"SIAPA KALIAN SEBENARNYA ?! BAGAIMANA KAU BISA MENGENDALIKAN PASIR PASIR ITU ?!"

Shikadai terkekeh pelan "Bukankah sudah jelas ? ah kau tidak perlu tahu sekarang, kau pasti akan tahu saat sudah tertangkap nanti, dasar merepotkan."

Ketua penculik itu nampak berpikir, ia mengeluarkan pisau dan melapisinya dengan chakra "Kalau begitu, tidak ada cara lain."

Pertarungan sengit mulai terjadi diantara mereka. Kalah jumlah bukanlah masalah besar, dengan bantuan pasir yang dikendalikan Shikadai juga rencana yang matang, mereka berdua bisa mengatasinya.

--------------------000--------------------

"Boruto, Mitsuki, kalian urus bagian selatan, Chouchou dan Sarada urus bagian utara, sisanya serahkan padaku."

"Baik !"

Temari mulai berpencar dengan anggotanya, ia sudah bisa memperkirakan kekuatan di setiap sisi dengan merasakan chakra yang ada, ia memang bukan pemilik Kekkei Genkai atau semacamnya, tapi ia bisa dengan leluasa mengandalikan angin untuk mengetahui seberapa kuat dan banyaknya musuh.

'mereka pasti bisa mengatasinya.' Temari mengayunkan Tessennya, menebas musuh yang menghalangi jalan. Ia harus segera sampai ke markas para penculik itu dan melihat kondisi Shikadai juga Inojin juga menangkap sang ketua.

Temari terus menghempaskan musuh musuh di depannya dengan sangat mudah seperti menyingkirkan kapas. Kakinya terus berlari dengan cepat untuk menghabisi semua orang yang mencoba menghalanginya.

Ia bisa merasakan sebuah chakra yang mirip dengannya, mulai membesar yang semakin besar dari arah puing puing yang tadinya adalah markas berkedok rumah.

'gawat, aku harus segera menghentikannya !'

Sebuah rahasia jika Shikadai belum bisa menguasai elemen Fuuton sepenuhnya, berkat warisan dari keturunan Sabaku yang memiliki elemen Fuuton yang kuat, Shikadai yang selama ini hidup tanpa bertabrakan dengan angin badai atau semacamnya pasti akan mengalami sedikit masalah untuk pengendalian.

Pernah sekali, saat sedang berlatih Fuuton dengan Temari, tiba tiba bicah itu tidak bisa mengontrol chakranya sendiri hingga membuat sebuah angin topan yang bisa dibilang cukup kuat, untung saja Temari langsung menanganinya dan membawa Shikadai ke rumah sakit. Sejak saat itu, Temari memutuskan untuk menekankan pembelajaran elemen Fuuton pada tahap pengendalian sampai sekarang dan membuat putranya lebih mengembangkan jutsu warisan suaminya.

Temari - SenseiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang