pdkt • mark

3.6K 479 61
                                    

warning typos, non-baku
teenfic

○●○

"Eh, akun lu yang mana?"

Jonathan atau lebih sering dipanggil Nathan, menunjuk layar ponsel Hariski. Sebuah akun dengan nama "Jonathna13".

Hariski mengangguk lalu memencet tombol invite. Mereka sedang bermain kart rider, game kesukaan Haris.

Nathan sendiri kurang pandai main kart rider, ia lebih suka pubg mobile. Tapi karena Haris sering mengajak main, Nathan tak tega menolak. Walau ia sering dinistakan oleh Haris, ia masih punya hati.

Lagi pula menurut Nathan, Haekal lebih patut dinistakan dari pada dia. Tapi jangan bilang-bilang ke Haris, ya?

"Lu temen gue apa bukan?" tanya Nathan agak kesal.

"Apaan dah?"

"Nama temen sendiri gak inget, padahal jelas itu nama gue."

"Alah baperan lu, Na." Haris mencibir. "Lah, Jeren kok belum ready!?"

"Berisik." Tukas Rendinar galak. Remaja tersebut sedang memakan bakso saat Haris berseru dan beruntung ia tak tersedak.

Nama aslinya Jeranno. Ia dipanggil Jeno oleh anggota keluarga, nama yang cukup bagus. Namun sahabat kurang ajarnya malah memanggil dengan sebutan Jeren.

"Nanti ada ulangan kimia, lu gak mau belajar?"

Haris mengibaskan tangan tak acuh.

"Mau gue belajar apa kaga, akhirnya juga nyontek lu, Jer. Santuy napa."

Jeren lagi-lagi menghela napas, lalu menuruti permintaan Haris. Semalam Jeren sudah belajar banyak, sehingga ia rasa bisa percaya diri dengan nilainya.

"Ren," panggil Nathan.

Bukannya langsung menjawab, Rendinar malah menghela napas dalam.

"Na, mulai sekarang panggil gue Dinar aja deh."

Nathan menatap Rendi terkejut, mulutnya terbuka lebar. Yang Nathan tahu, Rendi sangat benci kalau dipanggil Dinar.

"Emang nama lu kenapa? Sejak dulu kan lu maunya dipanggil Rendi." Sahut Jeren dengan mata masih fokus ke layar ponsel.

"Gue masih kesel ya gegara dimarahin Bu Asri, ngiranya gue Rendy anak kelas sepuluh."

"Udah kebiasaan manggil Rendi juga," Nathan mencebik lucu.

"Bukan nama lu doang, Ren. Tapi badan lu juga kecil, dikiranya anak smp."

Nathan dan Jeren tertawa mendengar candaan Haris. Rendi sendiri menahan diri untuk tidak mengumpat keras, karena mereka berada di kantin.

"Bacot, anjing."

Maaf kebablasan.

Kemudian Nathan teringat tujuannya memanggil Rendi. "Martin sama Lili mana?"

"Tau tuh," Rendi meminum es teh milik Jeren. "Katanya Lili mau ke perpus, kalo Martin tanya Jeren."

"Gue gak tau," Jeren menjawab sebelum Nathan bertanya.

"Apa nyari-nyari? Kangen gue, ya?"

Ekspresi Nathan langsung berubah aneh. Membuat Lili kesal dan menampar lengan sepupunya.

"Dah, gak usah ribut!" Haris menyela.

"Tumben," gumam Martinus yang baru sampai.

Seingat Martin, Hariski adalah jenis penyuka keributan. Kalau tidak ada yang ribut, maka Haris akan turun tangan langsung membuat masalah.

The Story of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang