mermaid • taeyong

3.9K 688 40
                                    

pt. 2

warning typos, 1500+ words
fantasy, minor-romance, idol life

○●○

Seoul, Desember 2013

Taeyong berkali-kali mengecek portal khusus milik agensinya, SM Rookies. Ia masih tidak menyangka bahwa kini dirinya resmi menjadi trainee yang diperkenalkan.

Menjadi anggota SM Rookies berarti tinggal menunggu tanggal debut.

Penantian Taeyong membuahkan hasil. Lebih baik dari yang ia kira. Agensi juga mulai mempercayakan beberapa hal penting pada Taeyong.

Rasa lelah tentu ada, tetapi membayangkan antusias penggemar membuat segalanya terasa ringan. Taeyong pun sudah berniat menjadi seseorang yang lebih baik dan bertanggung jawab. Juga mempercayai teman-temannya.

Mata hitam Taeyong melihat ke pergelangan tangan yang berhias gelang. Dibuat oleh ibunya.

Kemudian ia menatap ke arah teman trainee yang lain. Taeyong sudah bisa membuka diri perlahan, begitu pula trainee lain yang mulai memahami bagaimana dirinya.

Memang benar, tak perlu banyak orang untuk dijadikan teman. Taeyong hanya punya beberapa, tapi mereka selalu bisa diandalkan.

Senyuman tipis timbul di bibir Taeyong. Begitulah kata seorang gadis yang sempat ia temui.

Lebih tepatnya, mermaid.

***

Setengah tahun yang lalu.

"Uh, Lalice?" panggil Taeyong pelan. Untuk pertama kalinya ia mengucapkan nama gadis--duyung di depannya.

Rasanya aneh mengingat mereka baru menghabiskan waktu bersama, kurang dari satu jam.

"Ya?"

Ketika Lalice menatap matanya, Taeyong terpesona. Namun ia dengan cepat menutupi hal tersebut.

"Apa kita bisa bertemu lagi?"

Lalice tersenyum lembut. "Entah, aku juga tidak tahu."

Bahu Taeyong melemah tanpa bisa dicegah. Melihat betapa lembutnya senyuman si gadis, Taeyong ikut tersenyum walau merasa pahit.

"Jangan berekspetasi apa pun, dunia kita sudah berbeda."

Wajah si pemuda berubah datar. Kalimat tadi sungguh mengganggu Taeyong, entah untuk alasan apa.

Pemuda itu sadar, rasa yang sempat ia rasakan mungkin terlarang. Belum lagi rintangan yang harus dihadapi--ucapan Lalice sangat benar, dunia mereka berbeda.

Memikirkan secara sekilas saja sudah membuat Taeyong cemas.

Lalice masih mengukir senyuman indah, bahkan tak canggung menepuk bahu Taeyong. Ia menenangkan si pemuda hanya dengan tindakan sederhana.

"Kalau tidak ada yang mau diucapkan lagi-"

"Ini, pakailah."

Taeyong mengulurkan sebuah gelang buatan tangan. Gelang perpaduan warna hitam dan merah, gelang kesukaan Taeyong.

Gelang tersebut menjadi favorit Taeyong karena dibuat khusus oleh ibunya. Dan Taeyong akan meminta dibuatkan satu gelang lagi, sama persis.

Lalice menatapnya. "Itu apa?"

"Gelang," Taeyong mengambil tangan kanan Lalice penuh kelembutan. "Dipakai di pergelangan tangan."

The Story of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang