reality • doyoung

3.8K 621 54
                                    

sorry for typos
drama, romance

○●○

"Itu milikku, Doyoung! Kembalikan!"

"Tidak ada nama di kotak bekal ini, jangan mengaku-aku, ya!"

"Tapi itu memang milikku!"

Nayeon menghela napas lelah. "Kapan mereka akur, sih?"

Wendy yang kebetulan duduk di samping mejanya tertawa anggun. Seluruh penghuni kantor di lantai lima sudah terbiasa melihat pertengkaran antara Lisa dan Doyoung.

"Tahu sendiri mereka seperti Tom dan Jerry, selalu saling mengejar."

"Tapi Tom dan Jerry pun bisa berdamai, Wendy-san." Sanggah Nayeon menggebu-gebu.

"Aku heran, kenapa Lisa-chan bisa sebenci itu dengan Doyoung-kun dan sebaliknya."

Wendy mengangkat bahu sekilas dengan senyuman miring. Beberapa detik kemudian sosok yang dibicarakan datang sambil menghentak-hentakkan langkah kakinya.

"Menyebalkan! Aku akan membunuhnya besok!"

"Hei, hei," Wendy mendudukkan Lisa paksa ke salah satu kursi.

"Tenangkan dirimu, jangan berkata hal yang tidak mungkin." Ujarnya dengan nada geli, hampir menertawakan ucapan Lisa.

Lisa langsung mendelik ke arah Wendy, tapi cengiran tak bersalah justru muncul di wajah wanita tersebut. Dengan perasaan semakin kesal, Lisa mengerucutkan bibirnya dan kembali menggerutu tak jelas.

Sementara Nayeon merotasikan mata bosan. "Tidak lelah berurusan terus dengan Kim itu?"

"Dia yang selalu memulai!"

Lisa melirik Doyoung yang sedang makan dengan tenang, tentu saja pemuda itu makan makanan di kotak bekalnya. Dalam sekali lihat, orang lain dapat menyadari tatapan mata Lisa yang penuh dendam.

Wendy tersenyum geli, kemudian mengulurkan sebuah kotak bekal.

"Makan ini, Lisa-chan. Jangan terus menatap Doyoung atau kau akan jatuh cinta padanya."

"Wendy-san!"

Tidak terpengaruh oleh seruan Lisa beserta wajahnya yang melotot aneh, Wendy menaruh kotak bekalnya di pangkuan gadis tersebut.

"Tidak makan siang di kantor lagi?" tanya Nayeon heran.

Wendy tertawa pelan. "Aku sedang diet, daripada terbuang sia-sia lebih baik Lisa yang memakannya."

Nayeon mengerutkan kening curiga.

Sudah berhari-hari Wendy selalu memberikan kotak bekalnya pada Lisa dan beralasan diet. Namun Nayeon pikir Wendy tak perlu membawa bekal jika benar-benar diet.

Matanya beralih pada Lisa yang masih cemberut tapi tetap melahap isi kotak bekal Wendy. Lisa tidak terlihat mencurigakan. Mungkin itu hanya perasaannya.

***

Lisa hampir saja membanting piring yang sedang dicucinya ketika mendengar bel berbunyi. Ia mengambil napas dalam sebelum membuka pintu apartemen.

"Sepertinya aku terlambat pulang, ya?"

Wajah Lisa tetap datar menatap sosok tersebut. Pertanyaan basa-basi yang tak berguna, pikirnya.

"Baiklah, baiklah," ucap pemuda itu mengalah.

"Tadaima,"

Perlahan raut wajah Lisa melunak. "Okaeri,"

Doyoung tersenyum dan mengusap kepala Lisa. Ia mengulurkan kotak bekal yang sudah kosong sementara Lisa mengambil alih jas di pundaknya.

"Bolehkah aku meminta sushi untuk besok?"

Lisa langsung menatap Doyoung sengit. "Bisakah kau membawa bekalmu sendiri dan tidak mengambil milikku?"

Doyoung terkekeh dan menarik Lisa ke dalam pelukan. Ia membawa tubuh mereka berdua ke ruang tengah dan berjalan layaknya penguin.

"Aku suka melihat wajah cemberutmu,"

Padahal bukan sebuah kalimat romantis, tapi wajah Lisa perlahan merona. Memang pada dasarnya ia tidak bisa marah pada Doyoung.

"Aku tidak enak pada Wendy-san."

"Sepupuku itu tak akan marah, malah dia yang selalu heboh mengenai pertunangan kita."

Kalau dibilang begitu pun Lisa tak bisa membantah. Wendy sangat antusias menunggu pertunangan mereka, alasannya karena Lisa dan Doyoung telah lama menjalin hubungan dan sudah saatnya untuk ke jenjang yang lebih serius.

"Tiga bulan lagi, ya?" tanya Lisa lemah.

Doyoung menunduk untuk melihat ekspresi Lisa. Ia tidak menjawab tapi mengeratkan pelukannya pada sang kekasih.

"Apa kau senang?" tanya Doyoung balik setelah beberapa menit larut dalam keheningan.

"Tentu saja!" seru Lisa tegas, tapi kemudian suaranya melemah. "Hanya saja aku tidak ingin berhenti bekerja."

Doyoung menepuk puncak kepala Lisa dan mengusapnya perlahan.

Keinginan Lisa untuk terus berkarir tertahan oleh impian mereka menjadi pasangan yang sah. Diperburuk pula oleh peraturan kantor yang tak memperbolehkan sesama karyawan menjalin hubungan.

"Kita bisa pikirkan itu nanti," Doyoung melepas pelukannya.

"Jadi, apa yang calon istriku masak malam ini?"

●○●

Kim Doyoung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Doyoung

*

doylis kalo dibayangin kenapa gemesin banget hehe

04/04

nanaourbunny

The Story of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang