34. Di jebak

60 37 4
                                    

VOTMMENT VOTMMENT VOTMMENT


_________


"Seseorang akan lebih percaya pada orang terdekatnya, dibanding dengan orang yang baru di kenalnya."


_________

   Sekarang sudah sangat malam, tapi Delan belum juga pulang. Anamza sudah bertanya pada neneknya Rey, namun Rey juga tidak ada di rumah. Pria itu bertanya pada keluarga Algana, namun sama saja, Rey dan Delan tidak ada di sana.

   Anamza menemukan ponsel Delan ada di kamarnya, itu berarti anaknya tidak membawa HP. Dia juga sudah beberapa kali menghubungi Rey, namun tidak di angkat juga.

   Pria tersebut memutuskan untuk mencari mereka. Takutnya ada sesuatu yang terjadi, karena pintu rumah tidak di kunci. Alga serta Dinda juga ikut mencari.

   Mereka sepakat untuk berpencar. Alga mencari ke setiap tempat yang di tunjukkan Dinda, karena gadis itu tahu tempat mana saja yang sering kakaknya kunjungi. Sementara Anamza mencari ke tempat yang ia tahu di kota ini dan berakhir di sekolah anaknya.

   Anamza memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah dan langsung turun. Ia menatap sekolah anaknya yang gelap, namun pandangannya terarah pada satu kelas yang terlihat terang.

"Apa mereka ada di sana?"

   Tidak perlu banyak waktu, Anamza melangkahkan kakinya ke kelas itu. Hingga ia di kejutkan dengan Rey yang tidak sadarkan diri di atas lantai, lalu pandangannya mengarah pada gadis yang terlihat sangat ketakutan sedang duduk menyendiri di pojok kelas.

"Om siapa?" tanya Zesa saat melihat seorang pria menghampirinya.

"Om orang tuanya Delan," jawab Anamza. "Kamu kenapa?"

"Tolongin saya Om, dia sudah melecehkan saya hikss," ujar Zesa berbohong dengan air mata buatan.

"Hah?!" Anamza tersentak. Ia menatap Rey lalu kembali menatap gadis tersebut.

"Saya berani bersumpah. Dia... dia--- hiksss..." Air mata Zesa semakin deras, membuat Anamza semakin tidak tega melihatnya.

Anamza menggelengkan kepalanya tidak percaya. Ia pun berjalan menghampiri Rey yang masih tidak sadarkan diri. "BANGUN KAMU!" bentaknya.

"BANGUN!"

Saat membuka mata, Rey di suguhkan dengan wajah Anamza yang terlihat sangat marah. Ia pu langsung bangkit dan menatapnya. "Papa?"

"Papa?" batin Zea.

"Iya ini Papa! Kamu apain dia?"

Rey mengikuti arah tunjuk Anamza dan menemukan Zesa di sana. "Rey gak ngapa-ngapin dia, Pa."

"TAPI DIA BILANG SUDAH DI LECEHKAN OLEH KAMU! Papa gak nyangka bahwa kamu SEBERENGSEK itu!" Hardik Anamza sudah benar-benar tidak bisa mengendalikan emosinya. "Apa jangan-jangan selama kamu dekat dengan anak saya, kamu juga melakukan hal yang sama?"

Rey membulatkan matanya. "Enggak Pa. Itu fitnah!"

"Papa benar-benar gak nyangka sama kamu. Sekarang ANAK SAYA DIMANA?" tanya Anamza.

"Del--"

"Delan di penjara Om," potong Zesa membuat Anamza terkejut bukan main-main. "Dia sudah membunuh teman saya. Mungkin karena Delan mencintai Rey, tapi Rey mengincar saya dan yang kena teman terdekat saya."

I Protect YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang