25. Menutupi kesalahan

176 55 13
                                    

"Menyalahkan orang lain untuk menutupi kesalahan sendiri memang akan menyelamatkan diri, namun ingat! Itu hanya sesaat."
-ReyRamdani-





   Kini Zesa, Mutia dan Leyla kembali duduk berhadapan dengan Bu Aulya Cahya di ruang BK.

"Kalian itu tidak ada bosannya bikin ulah di sekolah?" tanya Bu Aul dengan tatapan tajam.

   Ketiganya tidak menjawab, enggan untuk mengeluarkan suara. Bu Aul pun menyorot ketiganya secara bergantian di mulai dari Leyla.

"Leyla, kenapa kamu berbuat seperti itu? Itu kan kamar mandi terlarang!"

"Anu, Bu. Ta__" baru saja Leyla ingin berucap, namun terhenti.

"Nah dia, Bu. Dia yang ngajak kami buat usilin Delan. Katanya dia mau nyelakain perempuan itu," tuduh Zesa tidak tahu diri. "Ya, kan Tia?" tanyanya menyenggol bahu Mutia.

Mutia tersentak kaget, ia bingung harus apa akhirnya dia hanya mengangguk-angguk. "I-iya, Bu. Dia di balik semua ini," ujarnya berbohong.

"Kok jadi gue sih?" ujar Leyla tidak terima.

"Memang selama ini lo kan yang selalu ngajak kita untuk berbuat yang tidak baik? Gue sama Tia udah nolak lo, tapi lo selalu maksa kita," Zesa mulai mendrama.

"Heh?! Ada juga lo yang selalu ngajak gue sama Tia buat ngikutin kelakuan buruk lo! Ya 'kan Tia?" Leyla menatap Mutia, berharap gadis itu akan mendukung dirinya.

   Namun tidak. Mutia justru memihak pada Zesa, karena dia takut. Saat dia ingin berbicara jujur pun Zesa mencekal kuat tangannya secara diam-diam. Zesa merupakan cewek nekat, dia bisa saja membunuhnya.

"Enggak, kok! Benar, benar apa kata Zesa, bahwa Leyla yang selalu ngajak kami berbuat buruk," Mutia menghela nafas lega saat Zesa melepas tangannya. Jujur itu sangat sakit bahkan ia liat pergelangan tangannya sampai merah.

Bu Aul menggeleng. "Leyla! Ibu tidak akan segan-segan buat Drop Out kamu!" bentaknya.

   Ketiganya membulatkan mata terutama Leyla. Dia tidak habis pikir akan di DO dari sekolah ini, dan pertemanan apa ini? Selama ini Leyla selalu ada buat keduanya. Dan sekarang apa balasannya? Leyla hanyalah jadi korban atas semua rencana busuk Zesa.

"Ta-tapi, Bukan sa__"

"Sudah! Ibu tidak mau mendengar penjelasan apa-apa lagi! Dan buat Zesa sama Mutia, saya akan panggil orang tua kalian," pungkas Bu Aul lalu pergi melangkah keluar meninggalkan ketiganya.

   Mereka berdiri menatap guru itu pergi. Leyla mengusap wajahnya gusar, tak habis pikir ini semua akan terjadi. Ia pun menyorot tajam kedua temannya.

"Heh?! Maksud kalian apa?" Leyla mengangkat dagunya sambil berkacak pinggang.

"Apa?" Zesa menaikkan alisnya sebelah dengan wajah tanpa dosa.

"Gara-gara lo berdua, gue jadi kena DO!" cecar Leyla.

"Ma-maaf La gue gak sengaja," ujar Mutia.

"Zesa lo temen apa hah? Selama ini gue selalu bantuin lo meski lo berbuat buruk! Dan sekarang gue jadi bahan buat nutupin kesalahan lo? Gue nyesel udah ngikutin lo! GUE NYESEL Zes!" sesal Leyla, ia menekankan ucapannya pada bagian akhir.

   Sedangkan Zesa? Dia hanya mengedikkan bahu acuh.

"Dan lo Tia, mending Lo gak usah temenan  lagi sama si cabe ini! Suatu waktu lo bakalan jadi korban dia sama kaya gue!"

Plak

Satu tamparan keras mendarat di pipi Leyla. "Jaga omongan lo! Kalo bukan karena gue, lo gak bakalan punya temen sampai saat ini!" Zesa menunjuk wajah Leyla dengan telunjuknya.

I Protect YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang