Prolog

1.3K 279 299
                                    


Hari ini merupakan hari pertama untuk Delan memasuki sekolahnya yang baru. Delan merupakan murid pindahan dari Jakarta yang sekarang menginjak kelas XI dengan jurusan IPA.

Delan sempat mendengar mitos bahwa sekolah barunya angker. Namun, ia tidak peduli karena sejak kecil tidak percaya dengan hal-hal tersebut. Meskipun demikian, perempuan itu menyukai segala sesuatu yang berbau horror.

Sampai detik ini, Delan tidak pernah melihat makhluk astral yang menampakkan diri di depannya. Itulah alasan, kenapa Delan tidak percaya. Walaupun begitu, banyak kisah-kisah nyata yang merujuk pada dunia gaib.

Pagi-pagi sekali, Delan berangkat ke sekolah. Di parkiran, ia berpapasan dengan seorang laki-laki berwajah datar. Delan sempat menatapnya, tetapi tidak menghiraukannya lagi dan segera pergi dengan melewati laki-laki tersebut.

Sebelum masuk ke kelas, Delan memilih pergi ke toilet terlebih dahulu. Setelah tiba, matanya terarah pada pintu yang berada paling ujung. Mungkin di sana akan lebih rileks dan terbebas dari orang-orang yang berada di luar ruangan.

"Jangan masuk ke sana!"

Langkah Delan terhenti. Ia mengerutkan keningnya lalu menoleh pada sang pemilik suara. "Kenapa?" tanyanya dengan bingung.

Laki-laki itu tidak menjawab. Untuk menatap saja, dia tidak melakukannya. Dia pergi begitu saja tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Aneh," gumam Delan mengedikkan bahunya, acuh. Delan tidak mendengarkannya sehingga ia tetap masuk ke dalam kamar mandi tersebut.

Mata Delan membulat saat di dalamnya terlihat seperti tidak terawat, kotor, berdebu, juga tanpa ventilasi udara yang membuatnya merasa pengap.

Clek! Pintu toilet tertutup begitu saja. Delan membalikkan badan dan berusaha membuka pintu itu, tetapi tidak bisa.

Di sini cahayanya kurang memadai, membuat Delan tidak sengaja menatap kaca yang terang ada di depannya. Ia terkejut karena bayangan dirinya tidak tampak pada kaca itu. Delan melangkah maju untuk memastikan kembali. Namun tetap saja, bayangan dirinya tidak tampak juga.

"AAAA!" teriaknya karena merasakan ada seseorang memegang kakinya. Delan memberanikan diri menatap ke bawah, tetapi tidak ada siapa-siapa. Ia pun mundur beberapa langkah sehingga menginjak sesuatu.

"Ini, seperti kaki seseorang."

Delan mulai merinding, keringat dingin mulai bercucuran di keningnya. Kemudian, ia menggeser tubuhnya sedikit ke kiri menuju tembok. Di dalam kegelapan itu, Delan seperti merasakan ada seseorang bersamanya.

Tiba-tiba, Delan mendengar suara seseorang yang sedang bernapas, jelas sekali itu bukan suara napasnya. Hembusan nafas itu sangat kuat membuat Delan benar-benar takut.


"Sepertinya, ada yang niup pundak gue, deh," gumamnya karena di belakang terasa sebuah angin dingin yang berhembus. Perempuan tersebut memberanikan diri untuk membalikkan badannya, dan dilihatnya tidak ada siapa-siapa.

Jantung Delan semakin berdegup kencang. Ia segera mencari gagang pintu yang ada di sisi kanan. Delan benar-benar panik saat pintunya susah dibuka. Ia pun menggedor-gedor pintu tersebut sambil berteriak meminta tolong.

Puncak ketakutan Delan naik saat melihat sosok wanita berbaju putih dan berambut panjang mendekatinya. Delan ingin berteriak dan menangis sekarang juga. Namun, sebuah bisikan mampu membuat Delan tidak sadarkan diri.

 Namun, sebuah bisikan mampu membuat Delan tidak sadarkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kenapa kamu di sini? Ini tempatku."



-v o t m m e n t-


Percayalah, kalau votmment menambah pahala.
Why? Karena dapat membahagiakan author.
Dan, ya! Membuat orang senang adalah suatu kebaikan.
Jika kita berbuat baik, maka pahala akan bertambah.
Maka sering-seringlah votmment, ya:)

Salam New Author.

I Protect YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang