33. Di tangkap

64 40 6
                                    

VOTMMENT VOTMMENT VOTMMENT


__________


"Karena pada dasarnya, kita akan berakhir dengan apa yang kita mulai."


__________

"Hallo! Selamat sore, apakah benar ini rumah sodari Delan Anala?"

"Iya, saya sendiri. Ada apa ya, Pak?" tanya Delan terlihat kebingungan karena dua orang polisi datang ke rumahnya.

"Sodari Delan, anda kami tangkap atas tuduhan pembunuhan," ucap salah satu polisi itu.

"Lah, kenapa saya di tangkap Pak? Saya tidak melakukan itu," jawab Delan membela diri.

"Anda tidak usah mengelak, seluruh bukti sudah terkumpul dengan jelas. Sekarang anda ikut kami ke kantor polisi!" tegas pak polisi tersebut.

"Ini ada apa, Pak? Kenapa teman saya mau di bawa ke kantor polisi?" tanya Rey yang baru saja datang.

"Teman anda kami tangkap atas kasus pembunuhan," jawab polisi itu lagi.

"Gak mungking Pak. Dia anak baik-baik, enggak mungkin ia melakukan hal sekejam itu," sungut Rey membela Delan.

"Jika anda tidak percaya, silahkan baca ini," ujar polisi tersebut sambil menyodorkan sebuah amplop berisi bukti-bukti kesalahan yang di lakukan oleh Delan.

"Enggak mungkin Pak, ini semua gak benar." Rey sungguh tidak yakin dengan apa yang di bacanya.

"Sudah. Kami tidak punya banyak waktu. Teman anda kami tangkap. Permisi," ucap polisi tersebut sambil memborgol tangan Delan dan langsung menariknya dengan paksa.

"Lepasin! Aku gak ngelakuin semua itu!" Delan memberontak dengan air mata yang membasahi pipinya.

"Rey.... tolongin aku hiksss.... Rey.... aku gak ngelakuin semua itu...."

   Rey tahu Delan tidak melakukannya. Ia pun langsung berlari mengambil mobilnya dan mengejar mobil polisi yang membawa gadis tersebut.

_______


"Atas dasar apa Bapak menuduh dan menangkap dia?"

"Pisau yang menjadi senjata untuk membunuh korban bernama Mutia, di sana terdapat sidik jari milik Delan!" tegas polisi itu. "Lebih baik anda pulang!"

   Rey mengusap wajahnya dengan gusar. Merasa tidak berguna karena tidak bisa menjaga gadis itu. Jika ia tidak bisa membawa Delan pulang, maka Anamza pasti akan bertanya-tanya.

"Boleh saya menemui dia?"

"Waktu ada hanya sebentar."

   Tidak perlu banyak waktu, cowok tersebut langsung menghampiri gadis itu. Rey melihat Delan yang sedang duduk sambil memeluk kedua lututnya. Gadis itu merunduk, menyembunyikan wajahnya.

"Lan," panggilnya.

Delan mendongak, menatap Rey dengan mata basah. Ia pun langsung berdiri. "Keluarin aku dari sini hikss..., aku takut."

"Jangan nangis," Rey mengusap air mata Delan, lalu menggenggam tangan gadis tersebut dengan sangat erat untuk menguatkan.

"A-aku gak ngelakuin semua itu." Punggung Delan bergetar dan air matanya terus saja tumpah.

I Protect YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang