"Tidak semua aktivitas harus menggunakan kelebihan. Jika ia bisa melakukannya dengan kemampuan biasa, maka lakukanlah sebisanya. Biarkan kelebihan itu digunakan pada saat waktu tertentu."
-ReyAlgana-
_________
"AAAA!!! KECEWA!!"
Rey yang baru saja sampai di depan pintu gudang, sontak terpelonjat kaget. Ia pun segera membuka pintu tersebut lalu masuk.
"KECEWA KECEWA KECEWA!!"
Laki-laki itu melihat Delan teriak-teriak sambil menghentakkan kakinya beberapa kali. Ia pun segera menghampiri gadis itu.
"Kenapa-kenapa?" Rey memegang kedua bahu gadis itu, namun Delan terus berteriak sambil menutup mata rapat-rapat.
"KECEWA!!"
"Lo kecewa sama siapa?"
Delan membukakan matanya lalu menunjukkan makhluk tak berdosa itu sedang berjoget-joget di atas rak. "USIR DIA!!"
Rey mendengus. "Itu kecoa bukan kecewa!"
"GAK MAU TAU! POKOKNYA USIR DIA, REY! USIR!!" Gadis itu masih berteriak ketakutan.
Rey mendengus kembali. Ia terpaksa melangkahkan kakinya berjalan menuju tempat makhluk itu. Sedikit kebingungan saat mengusir kecoa tersebut karena Delan memeluk sebelah tangannya dengan sangat erat.
Helaan nafas panjang keluar dari mulut gadis bersurai coklat itu, merasa lega karena makhluk itu sudah menjauh dan masuk ke kolong lemari.
"Lepasin tangan gue," ucap Rey dengan wajah datarnya.
"Makasih," ucap Delan melepaskan tangan laki-laki tersebut.
Rey menaikkan alisnya sebelah. "Makasih karena udah pegang-pegang gue?"
Delan berdecak. "Gak lah! MAKASIH UDAH NGUSIR ITU KECEWA!"
Rey mencubit pipi gadis itu dengan kedua tangannya, lalu menariknya ke arah berlawanan. "Kecoa, Delan. Kecoa," geramnya.
"Aww..., sakit," ringis Delan dengan bibir yang mengerucut.
Rey cepat mengubah raut mukanya. "Jangan pancing gue!" laki-laki itu membuang muka agar tidak menatap gadis di depannya.
Kepala Delan miring ke samping yang memberi sinyal tunduk. Bahkan memperlihatkan tenggorokan dan leher, yang menunjukkan rasa ingin tahu atau antusias. "Kenapa?"
"Gak."
Setiap laki-laki normal yang melihat lawan jenisnya menggemaskan, seperti Delan, tentu saja itu akan menarik perhatian. Laki-laki juga seringkali bingung bagaimana cara menyikapinya dan sering salah menafsirkan maksud hati kaum hawa.
"Ihh, kenap__" Rey memotong ucapan Delan membuat gadis itu menggigit bibir bawahnya karena laki-laki itu merangkum kedua tangannya di pipi Delan.
Wajah cowok itu ada di depannya yang membuat kedua mata Delan membulat merasakan deru napas hangat Rey. “Sekarang, cari barangnya yang bener! Jangan banyak drama, Oke!”
Delan mengerutkan keningnya. "Siapa yang main drama?"
Rey tidak menghiraukannya lagi, ia menghela nafas malas. Cowok tersebut melepaskan tangannya dari wajah Delan lalu pergi, mulai mencari barang milik Neneknya. Sedangkan gadis itu mencebik kesal.
Hampir setengah jam mereka di gudang, tapi belum ketemu juga. Ruangan ini tidak terlalu besar, juga tidak terlalu kecil. Ruangan yang di dalamnya terdapat banyak sekali barang-barang yang sudah tak terpakai seperti sofa dan lemari bekas pun ada di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Protect You
TerrorDelan Anala. Seorang perempuan cantik yang sejak kecil tidak percaya dengan hal yang merujuk pada dunia gaib meskipun demikian Delan menyukai segala sesuatu yang berbau horror, baik itu buku, film, atau kisah-kisah lainnya. Hingga detik ini Delan ti...