40. Kembali ke Sekolah

84 44 7
                                    

VOTMMENT VOTMMENT VOTMMENT

_________


"Manusia akan terus melakukan kesalahan sebelum mendapat sebuah balasan. Seorang penjahat pun akan terus melakukan kejahatannya selama tidak di ketahui dan belum mendapatkan sesuatu yang membuatnya berhenti."


___________

"Selamat bersekolah kembali. Kamu tidak jadi di keluarkan, karena kepala sekolah sudah mencabut keputusannya."

Rey merasa senang saat Bu Asti berucap seperti itu. Sementara Delan merasa kebingungan, ia pun menatap Rey dan bertanya. "Kamu di keluarin dari sekolah?"

Rey tersenyum lalu menggeleng. "Enggak."

"Ibu bilang--"

"Lupain aja," potong Rey mengusap surai halus milik gadis tersebut.

Bu Asti tersenyum. "Dan kamu Delan, selamat atas terbebasnya dari semua tuduhan."

"Makasih, Bu," ucap Delan tak kalah senang.

"Nama kalian sudah membaik lagi dan Zesa sudah terkangkap kemarin sore."

   Pembicaraan mereka teralih saat pintu kantor terbuka. Menampilkan dua gadis yang kemarin Rey cari.

"Ibu memanggil saya?" tanya Dora memasuki kantor bersama Marsha.

"Sini kalian!" Bu Asti tiba-tiba tegas kembali, tidak seperti tadi yang sangat lembut di hadapan Rey dan juga Delan.

"Ada apa, Bu?" tanya Marsha. Mereka merunduk saat melihat Rey dan Delan ada di sana.

"Kenapa kemarin kalian berbohong pada Rey?" tanya Bu Asti tanpa berbasa-basi.

Dora dan Marsha saling bertaut tangan.

"An-anu, Bu--eu--" ucap Dora gelagapan. Bingung harus mengatakan apa.

"Maaf," ucap Marsha makin merunduk.

"Kenapa?" tegas Bu Asti lagi.

"Zesa menutup mulut kami dengan uang," jawab Marsha jujur.

   Bu Asti menggeleng-gelengkan kepalanya, Rey hanya menunjukkan wajah datarnya, sementara Delan merasa terkejut. Ia juga sudah tahu mengenai dua gadis ini, karena Rey sendiri yang menceritakannya.

"IBU KECEWA SAMA KALIAN!" bentak Bu Asti.

"Ma-maaf, Bu."

"Sekarang kalian berdua pergi ke kelas dan nanti saat istirahat ke sini lagi untuk membawa surat yang harus kalian sampaikan pada orang tua," perintah guru itu.

Dora dan Marsha kelihatan sangat gelisah, namun mereka juga tidak bisa melakukan apa-apa. Alhasil hanya bisa menerima dan langsung berpamitan pada gurunya.

   Setelah dua gadis itu pergi, Bu Asti menatap Rey dan Delan kembali, secara bergantian. "Zesa akan di hukum berat atas semua kasus yang dia miliki. Dari mulai membunuh berturut-turut, memfitnah, menjebak hingga merusak nama, penculikan, dan suap."

"Ibu sebenarnya tidak tega karena dia seorang perempuan dan masih berstatus pelajar, namun kelakuannya sudah kelewat batas," lanjutnya.

   Rey dan Delan mengangguk. Ucapan gurunya memang benar. Perempuan itu lebih dari kata gila. Melakukan kejahatan di atas kesadarannya. Sudah membunuh Tasya, Leyla, dan Mutia, memfitnah Delan seakan-akan gadis tersebut pelakunya, menjebak Rey hingga namanya tercemar, menculik dua tukang service, dan melakukan suap terhadap Dora dan Marsha. Itu baru yang mereka ketahui. Bisa jadi Zesa melakukan hal lain di luaran sana.

I Protect YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang