CHAPTER 36

299 25 72
                                    


Pupil mata Yaya membola kala dirinya membuka mata dan langsung disuguhkan dengan wajah seorang pemuda tampan, dengan jarak yang begitu dekat. Gadis itu menelan susah saliva nya, jantung nya semakin berdetak tidak normal. Ya Tuhan selamat kan lah dia...

"U-Up-.... Upan!"Taufan terperanjat, pemuda itu segera menjauhkan wajahnya setelah sadar apa yang sudah ia perbuatan. Bodohnya ia bisa kehilangan kendali sampai hampir saja membuat kedua hidung mereka bertemu, yang tersisa jarak 1 cm saja.

Wajah keduanya sama-sama memerah, kejadian singkat itu sudah mampu membuat jantung mereka tidak berdetak secara normal.

"Ma-Maaf"Pemuda itu sangat merasa bersalah, apa yang sudah dia perbuat tadi? Arrrggghhh..!! Rasanya dirinya ingin menjedot kan kepalanya pada dinding.

Yaya tidak menjawab, membuat rasa bersalahnya kian bertambah. Dia tau yang terjadi barusan itu salah, tapi mau bagaimana lagi? Dirinya juga manusia yang tentunya mempunyai nafsu. Sayangnya sangat susah untuk bisa mengendalikan hawa nafsu.

Aahk! Seharusnya dirinya bisa mencegah hal itu terjadi! Harusnya ia bisa menahan nafsunya!! Taufan salah.... Dia sudah membuat kesalahan, dan penyesalan lah ujungnya yang harus ia lakukan.

Apa yang dia pikirkan tadi? Kenapa dia bisa kehilangan kendali seperti itu!? Seharusnya pemuda itu lebih menguatkan iman nya, mengingat sifat gadisnya yang sudah tidak seperti dulu lagi. Yang sungguh benar-benar mampu membuat iman nya goyah.

Taufan menghela nafas gusar, Yaya belum juga membalas perkataannya. Pemuda itu harus berani! Dia harus meminta maaf kepada gadisnya. Dirinya tidak tau apa yg gadis itu rasakan. Apakah dia menangis? Atau marah?

Intinya ia harus berani bertanggungjawab atas kesalahan yang diperbuat.... Berani melakukan maka harus berani bertanggungjawab juga.

Setelah menguatkan tekatnya, Taufan mengangkat wajahnya ingin melihat raut wajah Yaya seperti apa? Kenapa gadisnya tidak kunjung membalas ucapannya?

Kedua mata pemuda itu mengerjap, melihat Yaya yang sedang tidur dengan pulsanya. H-hei jadi dari tadi dia berbicara sendirian?! Sebenarnya apa yang ada dipikiran gadisnya ini!? Setelah apa yang terjadi dia malah tidur!! Apakah dia tidak mempermasalahkan hal tadi?

Ahh.. Sudahlah, mungkin demamnya semakin meninggi membuat Yaya tidak sanggup lagi, dan memilih tidur. Apalagi kejadian tadi pasti membuat wajahnya semakin memanas. Kasian dia, harus mengalami hal seperti itu disaat sedang demam tinggi.

Taufan tersenyum tipis, mungkin nanti saja dia meminta maaf kepada gadisnya ini. Sekarang lebih baik jika dirinya segera membawa Yaya pulang, sebelum demamnya semakin parah. Ditutupnya pintu dimana gadis itu duduk, lalu mengitari mobil dan membuka pintu kemudi.

Setelah dia sudah berada didalam dengan posisi yang pas. Pemuda itu menyalakan mesin mobil, ia kembali tersenyum namun kali ini senyum manislah yang terukir di bibirnya.

Melihat Yaya yang tertidur dengan pulasnya, bibirnya yang masih mengukir senyum cerah. Bagi Taufan itu sangat menggemaskan, sudahlah jangan terus memperhatikan wajah gadisnya ini, bisa-bisa dirinya tidak terkendali lagi.

Dan kali ini mungkin tidak ada yang akan menyadarkan dirinya, bahaya!
Lebih baik jika ia fokus menyetir saja, jalanan lebih indah dipandang untuk saat ini. Dari pada ia kembali kalah dengan nafsu nya.

Taufan sepenuhnya fokus pada jalanan dihadapan nya, jantung pemuda itu masih belum sepenuhnya berdetak secara normal, pipinya kembali bersemu kala dirinya terbayang kejadian tadi, segera saja ia menggeleng mengusir bayangan itu.

"Nghh.."Yaya mengubah posisinya menjadi lebih nyaman, gadis itu tidak tidur, ia hanya berpura-pura saja. Mana mungkin dirinya bisa tertidur setelah kejadian tadi!? Justru karena kejadian itulah dia jadi pura-pura tidur.

MY TIGER[Tauya]-HIATUS-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang