༊ 6.3

298 63 25
                                    

𝐦𝐢𝐝𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐭𝐚𝐥𝐤

༊⊹°.⋆

"hari itu pertama kalinya aku ketemu kamu." ujar xiyeon.

jeno mengangguk. tidak heran, semuanya memang sudah aneh sejak awal.

"aku ingat, kamu waktu itu pakai celana pendek sama baju pemain basket."

boxer lebih tepatnya

"warna apa?" tanya jeno.

xiyeon mengendikkan bahunya, "lupa. aku ingat tulisannya leker."

"ah, bajunya warna ungu." lanjut gadis itu.

"bukan leker, tapi lakers." ujar jeno sembari tersenyum usil.

laki laki itu sukses membuat xiyeon tersenyum kikuk dan menggaruk kepalanya. "maaf, aku lupa." ujar gadis itu.

jeno menggangguk, "habis itu, aku ngapain?"

mencoba mengingat kembali, xiyeon terdiam beberapa saat. jeno terus memperhatikan netra xiyeon, meskipun sang gadis sedang melempar pandangannya ke arah lain.

"yang aku ingat, kita ngobrol. serius, aku lupa kita ngobrol soal apa." xiyeon membuat gestur peace dengan 2 jarinya.

"dan... ya. kamu fotoin aku sama momo. ku cetak malam itu juga. seperti yang kamu udah lihat tadi, kamu tulis namamu di sana."

jeno terdiam. entah ia harus merespon apa. sangsi dibuatnya.

saat ini, jeno bahkan tidak berpegang pada kata percaya, begitupun dengan 'tidak percaya'. sedang keruh pikirannya.

"setelah hari itu kita gak ketemu lagi." ujar xiyeon memecah keheningan diantara mereka.

jeno tersenyum, tangannya ia angkat untuk menyisipkan helai rambut xiyeon ke telinga gadis itu. supaya wajah sang gadis lebih terlihat oleh netranya.

xiyeon mengerjapkan matanya, ditatapnya lelaki itu dengan pandangan heran.

jeno terkekeh, "aku masih gak ngerti sama keadaan kita ini."

"tapi senggaknya, kita di kasih kesempatan buat ketemu lagi. dan gak tau kenapa, aku merasa bersyukur." lanjutnya.

xiyeon ikut tersenyum, bahkan lebih cerah dari jeno.

"ya... aku seneng, ada kamu disini."

"apa alasannya?" tanya jeno dengan senyum manisnya.

xiyeon masih mempertahankan senyumnya, "kamu hadir waktu aku bener bener butuh sosok yang bisa temenin aku. walaupun nggak setiap saat, tapi aku seneng kamu disini, sekarang."

melihat respon xiyeon dan ekspresinya yang -menurut jeno- kelewat gemas, jeno tertawa sampai sampai matanya membentuk bulan sabit.

yang di tertawai justru memandang jeno heran lalu sekon kemudian ikut tersenyum, "kok bisa lucu gitu sih?"

jeno terkejut sesaat lalu berujar, "apanya?"

"kamu, matamu."

jeno mengendikkan bahunya, "gak tau. dari pabriknya begitu." balasnya sambil terkekeh.

siyeon tersenyum dan tak berhenti memandangi wajah jeno, "jeno lucu."

apa jeno tidak salah dengar? baru saja xiyeon mengatakan bahwa jeno lucu. kalimat yang tidak pernah jeno dengar dari siapapun.

yang sering jeno dengar dari orang lain hanya ocehan tentang sikap jeno yang kelewat dingin.

jeno terdiam sambil menatap xiyeon.








































































"kenapa? hey!" panggil xiyeon kala jeno terdiam cukup lama.

seruan xiyeon membuat jeno tersadar dari lamunannya. "hah?" sahut sang adam. "apa?"

xiyeon menunjuk wajah jeno, "mukamu... merah."

tidak, jeno hanya senang. itu saja.

"hahaha..." jeno tertawa kikuk sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "tiba tiba panas kayaknya."

sial...

tidak pernah jeno merasakan gugup selain 1 waktu dimana semua nilai mata kuliah selesai di input oleh pihak kampus. apalagi di depan seorang wanita, jeno paling anti menunjukkan ekspresinya bahkan hanya untuk sekedar tersenyum.

"jeno, kamu.." ada sedikit jeda di sana, "baper ya?"

jeno sedikit berjengit. lelaki itu spontan berujar, "nggak lah! aku gak suka anak SMA." sangkalnya.

xiyeon tersenyum jahil, "kita seumuran lho."

jeno terkekeh. tanpa sadar tangannya mengacak rambut xiyeon, "tapi sekarang kamu masih SMA, sedangkan aku kuliah."

jeno menatap xiyeon dengan senyum hangat. sementara yang ditatapnya menatap balik jeno dengan mata yang mengerjap. perlahan senyum jeno memudar, seiring dengan wajah xiyeon yang kian memerah.

"hey, kenapa?" tangan jeno beralih menyentuh pipi xiyeon, namun gadis itu segera menepis tangannya dan menutup wajahnya lalu berbalik membelakangi jeno.

jeno berpindah tempat, dia mengahadap xiyeon yang masih menutupi wajahnya dengan kedua tangan. "yeon? kamu kenapa?" tanya jeno.

xiyeon menggeleng sebagai jawaban.

"terus kenapa, hm? kok-"

"jangan pake ham hem ham hem segala!"

jeno yang tadinya hendak meraih tangan xiyeon dari wajah gadis itu, mengurungkan niatnya.

"kenapa?" tanya jeno.

"ish!" xiyeon membuka kedua tangannya. jeno sedikit terkejut karena saat ini wajah xiyeon semerah kepiting rebus.











































"jeno, bisa gak sih kamu gantengnya biasa aja?!"

"jeno, bisa gak sih kamu gantengnya biasa aja?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⊹°.⋆ 𝟮𝟬𝟮𝟬, amateurasw.

midnight talk ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang