𝐦𝐢𝐝𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐭𝐚𝐥𝐤
༊⊹°.⋆
"abang baru bangun, ya?"
bukannya menjawab pertanyaan papanya, jeno malah tersenyum sampai sampai matanya terlihat bak lengkungan bulan sabit.
"capek ngangkutin barang kayaknya, pa." sahut mama jeno.
"abang tadi malam tidur jam berapa?" tanya papanya, lagi.
jeno menelan makanannya sebelum menjawab, "sekitar jam 9, pa."
jeno tidak berbohong. dia memang sempat tertidur selama 3 jam sebelum terbangun lalu mengajak aarav untuk push rank.
"13 jam abang tidur?" papanya berdecak sambil menggelengkan kepalanya.
jeno sendiri hanya tersenyum lalu menghabiskan makanannya. dia tidak ingin membantah atau membenarkan ucapan papanya yang sebenarnya salah.
——
11.39 PM
——setelah memenangkan match terakhir, jeno mengakhiri bermain game di ponselnya. kali ini dia bermain dengan aarav lagi namun tidak onmic seperti biasanya.
jeno menaruh ponselnya di ranjang asal, dilihatnya jam dinding, sudah hampir tengah malam.
jeno terdiam. bukan tanpa alasan, lelaki itu diam sebab teringat xiyeon. ucapan demi ucapan dari xiyeon kemarin malam masih terngiang ngiang dengan jelas di kepalanya. tapi tetap saja, itu hanya mimpi, jeno tidak perlu bingung lagi.
tapi entah mengapa, dalam pikirannya, jeno merasa xiyeon itu nyata. terlalu nyata untuk sebuah mimpi indah.
bruk
jeno segera beranjak dari ranjangnya, mendekati pintu lalu mengintip melalui lubang kunci. barusan ia mendengar suara dari luar kamarnya.
loh, papa?
dari lubang kunci, jeno bisa melihat papanya sedang mengambil kembali buku yang terjatuh. buku buku milik papanya memang cukup tebal, jadi menimbulkan suara yang cukup keras kala terjatuh.
tanpa pikir panjang, jeno keluar dari kamarnya.
papa jeno menoleh saat jeno menutup pintu kamarnya. menatap putranya bingung, papa jeno bertanya, "belum tidur bang?"
jeno mendekati papanya, mengambil alih 3 buku yang dibawa papanya. "baru mau tidur. papa mau apa?"
"cuma mau taruh balik bukunya."
ruangan lain di lantai 2 ini dijadikan ruang kerja oleh papanya. hanya saja ruangan itu jarang digunakan karena papa jeno lebih sering bekerja di luar untuk proyeknya. papanya hanya sesekali masuk ke ruang kerja, itupun hanya di pagi atau siang hari.
"bantu papa taruh ya bang."
jeno mengangguk lalu papanya membukakan pintu, jeno sempat bertanya hendak diletakkan di sebelah mana buku-buku itu. papa jeno menunjuk meja kerjanya.
"papa nggak sengaja bawa komik abang waktu kecil." ujar papanya kala jeno merapihkan buku-buku di atas meja.
"komik apa tuh?"
"ada di laci meja. papa turun duluan ya, mama nggak mau sendirian lama lama."
jeno terkekeh, "kaya pasangan muda aja."
papa jeno tertawa mendengarnya. lalu berujar, "minta tolong nanti pintunya abang tutup lagi ya."
jeno mengacungkan jempolnya lalu beralih pada laci meja kerja papanya. ada 2 laci di sana, jeno memilih laci sebelah kanan karena kuncinya masih menggantung.
papanya benar, di dalamnya ada komik kesukaan jeno saat kecil. komik sains yang selalu jeno beli setiap serinya selama jeno duduk di bangku sekolah dasar.
komik yang tidak sengaja dibawa ayahnya termasuk ke dalam level 3 edisi 6, berjudul "termoregulasi pada tubuh manusia". kondisi komiknya tidak sebagus dahulu. cover depannya sobek hingga hanya menyisakan 2/3.
jeno mengambil komik itu, menutup laci lalu keluar dari ruang kerja papanya. jeno menutup pintu sambil tersenyum memandang komik itu.
sudah bertahun-tahun jeno tidak lagi membaca komik koleksinya. jeno bahkan tidak tahu masih ada 1 komik yang tersisa. sebab dahulu, mama jeno memberikan komik itu pada saudaranya yang masih kecil.
jeno hendak masuk ke kamarnya, tapi lelaki itu berhenti di depan pintu kamarnya.
berubah lagi gak ya?
jeno membuka pintunya perlahan,
bukan perubahan, yang jeno dapat adalah rasa kecewa.
kamarnya tidak berubah menjadi ruangan biru pastel seperti dini hari kemarin.
yang semalem beneran mimpi ya, yeon?
⊹°.⋆ 𝟮𝟬𝟮𝟬, amateurasw.
KAMU SEDANG MEMBACA
midnight talk ✅️
Fanfictionada yang tidak beres dengan rumah baru jeno. copyright © amateurasw revisi & repub : feb 2023