༊ 1.4

300 76 30
                                    

𝐦𝐢𝐝𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐭𝐚𝐥𝐤

༊⊹°.⋆

"jeno ngaco banget! hahahaha."

cukup, jeno sudah tidak tahan lagi. laki laki itu segera beranjak dari kursinya, ingin menuju pintu kamar xiyeon.

"eh eh!" dengan cepat, siyeon menghadang langkah jeno. "mau ngapain?"

"mau keluar." sahut jeno acuh.

"please, jangan keluar." ucap xiyeon setengah memohon. gadis itu menahan lengan jeno tapi langsung ditepis.

"bodo amat. gue mau pulang." ujar jeno.

tanggung banget lagi ngepush, 9 poin lagi glory

lagi, xiyeon menahan tangan jeno.

kali ini gadis itu mencengkeram tangan jeno dengan kuku kukunya. "jeno, please!!"

"minggir." ujar jeno dingin. "gue mau pulang." jeno berjalan cepat menuju pintu. hendak membuka kuncinya, tapi tertahan ketika xiyeon berseru,

"kamu bilang ini rumahmu!"

jeno tertegun. iya, dia tahu betul sedang berada di rumahnya.

hanya saja... semuanya terasa aneh. rumahnya berubah dan xiyeon muncul.

aneh.

jeno terkesiap seraya memutar tubuhnya.
netranya melebar seiring melihat manik mata xiyeon yang berkaca kaca.

"lo... kenapa?"

xiyeon menunduk, "jangan keluar. disini aja." ujar xiyeon pelan yang langsung dibalas dingin oleh jeno,

"apaan si."

segera gadis itu mengangkat kepalanya, kini matanya memerah. gadis itu menahan tangis. "tolong, jangan sampe ayah tau ada kamu disini." ujar xiyeon.

jeno yang masih tak mengerti hanya menatap gadis itu datar.

siyeon melanjutkan, "ayahku galak dan kasar. kalo sampe dia tau ada kamu disini, dia bisa—"

"apa? bokap lo bakal bunuh gue?" potong jeno.

xiyeon tersentak mendengar kalimat itu keluar dari jeno.

laki laki itu melanjutkan, "denger ya xiyeon, ini rumah gue. bukan rumah lo. kalo misalnya tiba tiba kita ketemu kaya gini, berarti ini cuma mimpi."

"trus kenapa tadi kamu bilang mau pulang? kan kamu udah di rumah?" ujar xiyeon.

sial, iya juga

"siapa tau kalo gue keluar mimpinya selesai ."

sekarang, xiyeon yang menatap jeno bingung. "apa sih, kamu tiba tiba masuk kesini, terus bilang ini rumahmu, terus bilang mau pulang, terus bilang ini mimpi."

"aku bingung..." lanjut xiyeon.

"dari awal kan gue udah bilang, ini rumah gue." ujar jeno datar.

"dari tadi kamu becanda terus."

"gue sama sekali gak bercanda."

xiyeon menatap jeno sengit, "oke. buktiin ke aku kalo ini rumah kamu."

jeno bergeming. bagaimana dia bisa membuktikannya kalau xiyeon sedari tadi menahan jeno agar tidak keluar kemar.

dan lagi, entah kenapa jeno jadi takut untuk keluar setelah mendengar penjelasan xiyeon sebelumnya.

kalau xiyeon benar, bisa saja jeno dipukul ayah xiyeon dan babak belur di dalam mimpinya sendiri, bukan?

"lo gak ngizinin gue keluar. gimana bisa gue buktiin?" ujar jeno.

"kalaupun kamu keluar, kamu gak akan bisa nemuin apa apa." xiyeon berjalan menuju saklar lampu lalu menyalakannya.

"lihat, ruangan yang kamu bilang kamarmu, emang terlihat seperti kamar kamu?"

jeno menelan salivanya, xiyeon benar. "tapi... sebelum gue keluar kamar, ini masih kamar gue."

siyeon kembali mematikan lampu lalu duduk dipinggir ranjangnya.

"dan sebelum aku ke kamar mandi, kamu gak ada disini." ujar xiyeon.

jeno mendekati gadis itu dan kembali duduk di kursi belajar xiyeon.

"gue keluar kamar buat ambil cemilan di bawah. tapi pas gue balik, ruangan ini udah jadi kamar lo. dan ya, kita berdua ketemu di sini."

siyeon hanya diam selagi jeno berbicara.

"kita lahir di tahun yang sama, tapi umur kita beda—"

"kamu datang dari masa depan, gitu?" potong xiyeon.

celetukan siyeon sukses membuat jeno tersentak. "emang tanggal berapa sekarang?" tanya jeno.

"10 agustus."

"tahun?"

"2017."

damn

kepala jeno terasa seperti ditimpa dua batu sekarang.

"kenapa?" tanya xiyeon. bingung dengan air muka jeno dan wajahnya yang kian memucat.



























































"bener, gue pindah kerumah ini tahun 2020."

⊹°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⊹°.⋆ 𝟮𝟬𝟮𝟬, amateurasw.

midnight talk ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang