END2

615 52 7
                                    

2 tahun kemudian...

Dihari ini, tepatnya Lena kelulusan, dikelulusannya ini dia merasa ada sesuatu yang kurang, ya yang datang hanya Mikasa, sedangkan ayahnya tidak pulang pulang selama 3 tahun terakhir dikarenakan tugasnya.

"Mam, apa papi tidak akan datang ke wisudaku?" Tanya Lena.

"Papi tidak bisa datang, dia sedang ada tugas negara"

"Padahal aku ingin sekali photo wisuda bersama dengan papi dan mami" Lena menundukkan kepalanya.

"Bersabar ya, papi mu itu memang menyebalkan, 2 tahun kemarin saja tidak pulang, dasar suami sialan" ejek Mikasa.

"Mami aku merindukannya" keluh Lena.

"Bersabarlah sayang, saat dia pulang nanti, aku akan menghajarnya ya itu yang lebih pantas untuk si pendek itu yang sudah berani menyiksa anaknya dengan kerinduan"

"Hahaha mami memang yang terbaik" Lena memeluk tubuh Mikasa.

"Lena, aku tahu ini berat bagimu, tapi mau bagaimana lagi, aku sendiri tidak bisa berbuat apa apa, dikala kau membutuhkan sosok ayah, dia tidak ada, kau wanita tangguh Lena, kau kuat seperti dia" umpatnya.

Drrrtt...

Suara telfon Mikasa berbunyi, dia pun mengangkat telfonnya.

"Halo?"

"Halo Mikasa ini aku Jean"

"Oh Jean ada apa?"

"Kau dimana?"

"Aku dihotel sedang menemani Lena wisuda sekolahnya, kenapa?"

"Okey aku kesana" Jean menutup telfonnya sepihak.

"H-hey jangan menutup telfonnya dulu!!" Bentak Mikasa. "Tch,, dia selalu seperti ini" Mikasa menyimpan telfonnya.

"Elena Ackerman" panggil kepala sekolah.

Lena menghampiri kepala sekolah yang memanggilnya. Dia diberi raport sekolah dan diberi mendali lulus sekolah, dia juga diberi 2  penghargaan karena menang mengikuti judo tingkat nasional dan penghargaan sebagai siswa terpintar dijepang.

"Selamat Lena" kepala sekolah itu mengelus kepala Lena.

"Terimakasih Mr.Dot Pixis" Lena menundukkan kepalanya.

Lena pergi menghampiri ibunya, dia senang sekali mendapatkan 2 penghargaan dari sekolah dan nilai Raport yang memuaskan, Mikasa sangat bangga dan ikut senang dengan Lena.

"Aaa anakku ini memang pintar" Mikasa memeluk Lena.

"Semua ini berkat mami yang selalu mengajariku"

"Kau ini bisa aja" Mikasa melepas pelukannya dan membantu Lena membawakan penghargaannya.

"Mikasaa, Lenaa" panggil seorang pria berambut coklat.

"Aah paman Jeann" Lena berlari dan memeluk Jean.

"Selamat Lenaa, kau sekarang sudah menjadi gadis SMA" Jean mengelus rambut Lena.

"Paman, dimana papi?"

"Dia sedang sibuk, aku jadi merasa kasian dengannya, setiap hari dia tidak tidur dan terkena insomnia, dasar maniak kerja"

"Benarkah?" Tanya Mikasa yang merasa khawatir dan juga kesal.

"I-iya Mikasa" Jean ketakutan ketika melihat wajah Mikasa yang marah.

"Dia itu selalu seperti itu!"

"Lenaaa, Mikasaa" panggil Historia.

"Lena selamat yaaa" Grisha memberikan selamat pada Lena.

"Terimakasih Grishaa"

"Kau anak yang pintar, Mikasa dan Kaichou pasti bangga melihat prestasimu" ujar Eren.

"Ah kalian disanaa" ujar seorang perempuan.

"Hai Sasha" sapa Historia.

"Hai semua, oh iya Lena dimana ayahmu? Apa dia tidak kemari?" Tanya Sasha.

"Tidak tante, dia sedang ada tugas disana"

"Kau sabar sekali, tapi tenang saja ada kami disini, biarkan sicebol itu disana" ujar Sasha.

"Sasha, kau tidak boleh seperti itu" pipi Sasha dicubit oleh Connie, suaminya.

"AW sakit botakk" bentak Sasha.

"Iya maaf"

"Lenaaaa" teriak seorang pria kecil.

"Athaaan"

"Eh dimana ibu ayahmu Athan?" Tanya Mikasa.

"Aku disini Mikasaa" ujar seorang pria yang menghampirinya bersama dengan istrinya.

"Armin Annie, kapan kalian kemari?" Tanya Historia.

"Kemarin, karena kami sedang libur"

"Kau benar, semua pasukan diliburkan oleh kaichou, kenapa dia tidak pulang?" Tanya Eren.

"Tidak tahu, biarkan saja dia" ujar Mikasa.

"Bagaimana kalau kau Mikasa fhoto dengan Lena sebagai kenang kenangan?" Tanya Jean.

"Boleh, ah asik ayo mami" ajak Lena.

"Baiklah" Mikasa mengiyakan.

Mereka pun bersiap untuk fhoto, Lena berada disebelah Mikasa, memeluk badannya. Tiba tiba muncul seorang pria yang membawa buket bunga dibelakang mereka berdua. Jean, Connie, Sasha, Historia, Eren, Armin dan Annie serta anak anak mereka terkejut melihat pria itu, mereka ingin berbicara, namun pria itu menaruh jari telunjuknya dibibirnya menandakan mereka harus diam dan fokus ke pengambilan fhoto.

Ckreek....

"Aku mau lihat fhotonya" Lena langsung menghampiri Eren yang mengambil fhoto.

"I-ini Lena" Eren memperlihatkan kameranya.

"H-hey, ini bercanda kan?" Tanya Lena yang heran.

"Ada apa Lena?" Tanya Mikasa.

"P-Papi?" Lena mengeluarkan air matanya dan menatap pria yang berada dibelakang Mikasa.

"Lena?" Panggil Mikasa.

Lena berlari menghampiri pria yang berada dibelakang Mikasa, menabraknya dan memeluknya, hingga pria itu kehilangan keseimbangan, untungnya kuat jadi dia bisa menahan tubuh Lena.


Begini begini, aku tuh mau bikin cerita lagi tapi ada 2 cerita, dan aku juga pusing mau yang mana dulu,yang pertama itu campuran dari tokoh tokoh lain, dan yang kedua iyu Aruani, menurut kalian lebih baik yang mana dulu? Vote yuu bantu 😌😌

Psyco CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang