END3

782 58 14
                                    

"aku pulang" ujar pria itu membuat mata Mikasa terbuka lebar, terkejut bukan main.

"Papi jahat" Lena memukul punggungnya.

"Maafkan aku sayang, papi tidak bisa pulang selama 3 tahun ini" pria itu membalas pelukan Lena.

"Mikasa" pria itu memberikan buket bunganya pada Mikasa.

"Bodoh sekali kau! Kenapa baru pulang sekarang?" Mikasa mengambil buketnya.

"Lenaa, ambillah hadiahku ditangan si mata empat itu"

"Eh, apa Tante Hange juga kemari?"

"Yaa ini aku Lenaa" seorang wanita muncul dengan membawa kado.

"Wahh, apa ini darimu atau dari papi?"

"Ini dari papimu"

"Wahh" Lena mengambil hadiahnya dan memeluk hadiah itu.

"Levi Kaichou, kapan kau kemari?" Tanya Jean.

"Itu tidak penting, yang terpenting mana hadiah yang aku titipkan padamu Jean?" Tanya pria yang bernama Levi.

"Buset kelupaan" umpat Jean. "M-maaf Kaichou, saya kelupaan" Jean menundukkan tubuhnya.

"Tch,,, kau ini selalu ceroboh, lupakan saja uangnya untukmu"

"Kapan kau kemari?" Tanya Mikasa.

"Kapan ya? Mungkin 3 jam yang lalu" Levi menarik pinggang Mikasa.

"3 jam yang lalu? Apa kau kebut kebutan dijalan?"

"Tidak, dijalan macet sekali, jadi aku serahkan mobil pada Floch, aku dan simata empat itu jalan kaki kemari"

"Bodoh" Mikasa memalingkan wajahnya.

"Armin, apa Danchou bodoh itu pulang bersamamu?" Tanya Levi.

"Ya dia pulang"

"Aku harus berbicara padanya, berika nomor telfonnya padaku"

"B-baik, sebentar" Armin mengeluarkan telfonnya. "Ini 0xxxxxxxxxxx9"

"Baik, terimakasih" Levi menyakukan handphonenya.

"Karena suaminya Mikasa ada disini, bagaimana kalau kita fhoto bersama" ajak Historia.

"Boleh, ayoo" Sasha mengangguk.

"Aku tidak akan ikut, kalian saja" ujar Annie.

"Oh ayolah Annie, jarang jarang kita lengkap seperti ini" ajak Historia.

"Annie, kau harus ikut" pinta Armin dengan lembut.

"Baiklah aku ikut" pasrah Annie, dia tidak bisa menolak permintaan Armin.

"Mang fhoto, kemarilah" panggil Sasha.

"Aku bukan mang fhoto" ujarnya

"E-eh Bertholdt? Dimana Reiner?" Tanya Annie.

"Bapacnya nyuruh dia kemari, entahlah mungkin agar dia mau menikah"

"Oh begitu yaa, baiklah"

"Hey Bertholdt, bertoto, bertholto, ah apa saja itu, potret kami semua yaa jangan sampai ada yang terlewatkan" ujar Sasha.

"Namaku Bertholdt bukan bertoto, nama apaan itu"

"Ya pokoknya kau, photo kami tolong"

"Yayaya serterah" angguk Bertholdt, "siap, 1 2 3" teriak Bertholdt.

....

Malamnya mereka pun pulang ke rumahnya masing masing.

"Hah,,, capenya" Mikasa merebahkan dirinya di sofa.

"Akhirnya aku bisa bernafas dirumah juga" Levi membuka kancing kemejanya.

"Papi, kapan kau akan pergi kesana lagi?" Tanya Lena.

"Kau ini, papi baru saja pulang kau sudah menanyakan kapan kesana"

"Ya, takutnya papi akan pergi kesana besok atau Minggu depan" Lena menundukkan kepalanya.

"Hey, kau tahu papi akan meminta cuti pada Danchou sialan itu untuk memberikan cuti selama 3 bulan" Levi memeluk anaknya.

"Benarkah?"

"Ya itu benar, enak saja dia tidak memulangkanku selama 3 tahun ini dan membiarkan ku bekerja setiap hari"

"Papi, nanti kalau Lena udah beres sekolah, Lena mau jadi dokter Psikolog yaa"

"Apa alasannya?"

"Dunia psikologi itu menarik dan aku menyukainya papi"

"Ya baiklah, sekarang kau ganti baju dan tidur" titah Levi.

"Iya baiklah, bye papi, bye mami" Lena mencium pipi kedua orangtuanya itu.

"Iya bye Lena"

"Akhirnya aku bisa memeluk istriku ini" Levi memeluk Mikasa.

"H-hey, lepaskan aku bodoh"

"Pulang pulang udah dibawelin" ujar Levi.

"Peluk saja Hange yang lebih menarik daripada aku" Mikasa melepaskan pelukan Levi.

"Kau cemburu pada Hange? Kenapa bisa?"

"Disana pasti kau terus bersamanya kan? Bersenang senang bersamanya" bentak Mikasa.

"Tidak, aku tidak bersenang senang, kami hanya partner kerja saja, dan aku tidak ada waktu untuk bersenang senang bersamanya" Levi menarik tubuh Mikasa agar bersandar pada dadanya.

"Ya ampun, wanita memang sulit dimengerti" fikirnya. "Nevermind baby, i need you" Levi mengusap lengan Mikasa.

"Levi, aku lagi pms jadi jangan coba coba untuk membuatku kesal!"

"Pantas saja bawel"

"Apa kau bilang?"

"Tidak ada"

"Jangan bohong, kau bilang tadi 'pantas saja bawel!' maksudnya apa?"

"T-tidak ada Mikasa, ayo kekamar"

...

Psyco CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang