𝟞𝟞𝟞

803 69 11
                                    

Mikasa menatap Titan yang membawa Armin. Saat dia mau mengejarnya, tiba tiba Levi memeluk tubuh Mikasa dan menahannya agar fokus mencari Eren.

"Levi, jaga mereka!!" Teriak Erwin yang berada ditangan Titan entah jenis apa Titan itu.

"Erwiiiin" Teriak Levi yang melihat tubuh Erwin terbelah dua karena Titan. "Tidak mungkin" Levi membuka kedua matanya Lebar lebar.

"Levi, Armin penerus Erwin" teriak Hanji yang terjatuh dari tubuh Titan Eren.

Hanji, mengarahkan 3D Manuever Gearnya pada leher Wall Titan dibawah Eren, dan menebasnya. dia tidak bisa kembali karena jarak tubuh Titan Eren lebih tinggi. Hanji pasrah, dia menebas para Wall Titan itu.

"Waaah, Titan memang menarik sekali" Hanji terjatuh dari tubuh Titan karena tidak kuat menahan panasnya uap yang dikeluarkan Wall Titan dan terbakar.

"Hanjiiiiii" teriak Levi.

"Kapten Fokus!!" Petra menepuk pundak Levi dan pergi meninggalkannya.

"Hey, tunggu Petra jangan kesa-" ucapan Levi terpotong karena Petra terdorong kebawah dan terinjak Titan.

"Tidak mungkiiiin!!"

Satu persatu mati, termasuk Sasha yang jantungnya tertusuk oleh kuku Jaw Titan, Jean yang terpukul oleh Warhammer Titan. Sisa Mikasa, Levi, Connie, Pieck, Reiner, Annie yang berubah menjadi Female Titan dan Armin.

"Sudah cukup, sudah cukup tidak boleh ada yang mati lagi bangsaaaat" Levi mulai menggila, dia menebas leher para Titan itu meski kesusahan.

"Sudah, tidak boleh ada yang mati lagi Eren!!" Ujar Mikasa dalam hati, dia mendekati leher Titan Eren, dan menebasnya tapi sayang Lehernya sangat keras karena tulang.

"Pieck, berika bom atom itu padaku!!"

"Baiklah ini dia" Pieck memberikan Bomnya pada Mikasa.

Sementara itu Armin yang tersadar bahwa dirinya ada diperut Titan, tidak percaya dengan keberadaannya sekarang, dia melukai dirinya sendiri dan berubah menjadi Titan Colossal.

"Arminn!!!" Seru mereka semua.

"Wraaaaar" teriak Colossal Titan.

Armin, menghabisi mereka semua dengan Titannya itu bersama dengan Female Titan, Cart Titan, dan Armor Titan. Tapi siapa sangka, bantuan datang dari Marley yang mengirimkan Jaw Titan terbang milik Falco.

"FALCOO!!" ujar Reiner.

Mereka semua menghabisi para Titan itu, dan kemenangan ada ditangan mereka. Akhirnya Eren bisa ditemukan, dia berada di dalam pipi kanan Titan itu. Mikasa dan Levi menarik Eren dari Titan itu.

"Oh bocah apa kau sudah gi- bhuakk" Levi ditusuk oleh Eren.

"Kalian ingin kebebasan kan? Kenapa kalian menghalangiku?"

"Eren..." Panggil Armin yang sudah keluar dari Colossal Titannya.

"Kau ini baji-" ucapan Mikasa terpotong karena Eren menusuk Mikasa.

"Kau ini masih sama seperti dulu, hey apa yang kau lakukan Armin?!" Armin menebas leher Eren, dan anehnya Eren masih bisa bicara.

"Sudah cukup kematian yang kau perbuat!! Kau salah" Armin meneteskan air matanya yang terjatuh kepipi Eren.

"Armin??" Ujar Eren dengan nada pelan.

"Uhuk.. E..eren, t..terima kasih untuk semuanya, a..aku kembalikan Syal ini un..tukmu" Mikasa mengikat Syal merah ke leher Eren.

"Hangat sekali,,, bagaikan seorang anak dalam pelukan ibunya" Fikir Eren. "Maafkan aku semuanya, maafkan atas keputusanku ini!" Eren tersenyum dan meneteskan air matanya.

"Eren, kau sahabat kami" air mata Armit terjatuh pada pipi Eren "sayonara Eren." Armin memeluk kepala Eren dan Mikasa.

Mikasa menghampiri Levi yang terluka parah.

"Historia,,, maafkan aku, dan anakku apa dia masih ada didalam kandunganmu?" Tanya Eren.

"Bodoh sekali kau bertingkah laku seakan kau benar Eren!" Historia memeluk kepala Eren.

"Maafkan aku Historia, maaf aku harus pergi meninggalkanmu bersama anak kita, semoga dia tidak memiliki sifat yang sama sepertiku"

"Aku memaafkanmu Eren, pergilah dengan tenang, aku ikhlas" Historia meneteskan air matanya.

"Terimakasih Historia, sayonara..." Historia memeluk kepala Eren dan menangis pelan "inikah yang disebut kematian, ah mereka terlalu baik untukku, aku bersyukur memiliki kalian, kini aku bisa mati dengan tenang, Sayonara Minna" fikir Eren, ia pun menutup matanya.

Air mata Historia tidak bisa dibendung lagi, dia pun menangis sekeras kerasnya.

"Aaaaa,,,, Eren,,, hikss aaaa" teriaknya, siapa sih yang tahan melihat kekasihnya meninggalkan dirinya sendiri, gak ada yang tahan brow..
...

"L..Levi.." panggil Mikasa yang menahan nyeri.

"Mikasa.." Levi berteriak yang tiba tiba digenggam Titan

Ga tau gimana pdkt mereka yaa?? Okey aku tayangin nih...

~ F L A S H B A C K  O N ~

saat sedang mencari Eren, Levi menatap mata Mikasa, dia tahu kalau Mikasa masih belum bisa melupakan Eren, jadi dia menghiburnya.

"Hey, kau masih belum melupakannya?" Tanya Levi.

"Mungkin"

"Kau ini, bagaimana kalau kita minum teh disana" ajak Levi.

"Baiklah ayo.." mereka berdua menikmati teh bersama.

"Kenapa jantungku berdegup kencang?" Ujar Mikasa dalam hati.

"Coba untuk menerima semua yang telah terjadi, kau pasti bisa melaluinya Mikasa" ujar Levi membuat Mikasa melupakan Eren seketika.

"Akan aku coba belajar mencintai lagi" ujarnya.

Lalu esoknya, saat mereka sedang berada dihutan, mereka bertemu dengan Titan, disana Mikasa dalam bahaya, tanpa basa basi Levi membantunya.

"Aaa,,," Mikasa terjatuh dari genggaman Titan.

"Kau tidak apa apa?" Tanya Levi yang menangkap Mikasa dari jatuhnya.

"Aku... Aku tidak apa apa" wajah Mikasa memerah.

"Apa yang aku fikirkan, dia sangat imut sekali kalau begini!" Ujar Levi dalam hati.

"Apa yang aku fikirkan, dia sangat imut sekali kalau begini!" Ujar Levi dalam hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Psyco CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang