乃乇卂丂ㄒ ㄒ丨ㄒ卂几 丨几 乇ㄥᗪ丨卂

874 78 11
                                    

"apa yang harus aku lakukakan? Apa ?" Fikir Eren.

"Eren? Apa yang sedang kau fikirkan ?" Tanya Mikasa.

"Tidak ada" jawabnya.

"Sudah sangat lama yaaa, kita ber tiga tidak berkumpul seperti ini" ujar Armin

"Kau benar, aku rindu sekali disaat saat seperti ini" Mikasa menatap langit.

Duarrr.. terdengar sesuatu diMarkas bagian selatan.

"Apa itu?" Tanya Mikasa.

"Tidak tahu, ayo kita lihat" mereka bertiga berlari menuju tempat suara itu berasal.

"Permisi permisi, ada apa ini?" Tanya Armin

"Ada Titan Monyet yang menyerang markas kita!!" Ujar salah satu pasukan disana.

"Titan Monyet, tunggu kakak?!" Ujar Eren dalam hati.

"Semuanya bersiaplah, kita semua akan menyerangnya!" Teriak Erwin.

Mereka semua mempersiapkan diri, Menunggangi kuda dan bersiap untuk menyerang Titan Monyet atau Beast Titan dan Titan lainnya yang dibangunkan Beast Titan.

"Levi, kita akan mengulur waktu, kau bisa membunuh para Titan yang disamping Beast Titan itu kan?"

"Ya kufikir aku bisa, tapi jumblahnya terlalu banyak"

"Aku akan pergi dengannya komandan Erwin" tiba tiba Mikasa datang dan menawarkan dirinya.

"Jangan, dia tidak-" tolak Levi.

"Tidak ada tapi tapi, aku akan pergi bersamanya komandan"

"Baiklah, Levi kau menyerang apara Titan dari arah kanan, dan Mikasa dari arah kiri! Jangan ragu dengan keputusan kalian okey dan jangan mati"

"Aku tidak akan menjanjikan hal itu Erwin" mereka bertiga berpencar.

"Tchh, Brat kenapa kau mau memmbunuh para Titan dengan jumblah sebanyak ini?" Tanya Levi.

"Tidak ada, mungkin dari dalam hatiku"

"Kau ingin melindungi orang yang kau cintai kan?!" Tebak Levi

"Kenapa kau tahu itu?" Tanya Mikasa

"Aku hanya Menebaknya" ujar Levi. "Kau pernah memeluknya?" Tanya Levi.

"Hanya sekali"

"Dia pernah menciummu?"

"Tidak pernah"

"Bagaimana bisa kau mencintai orang yang tidak pernah memeluk dan Menciummu?"

"Memang mencintai harus memeluknya dan menciumnya? Setau aku mencintai itu tidak harus berhubungan kontak dengan orang itu"

"Hah,,, kau ini, sudahlah kembali ketempatmu"titah Levi, mereka pun berpencar.

Mikasa dan Levi pun menebas Titan Titan yang berada di samping Beast Titan. terlihat dari kejauhan, Erwin dan Armin tergeletak ditanah tidak sadarkan diri. Levi menatapnya dengan tatapan kaget, amarahnya memuncak seketika.

"Levi? Komandan" Mikasa tidak percaya apa yang dilihatnya.

Tanpa aba aba, Levi dan Mikasa menyerang beast Titan  bersama sama, Mikasa menebas kaki Titan itu, Levi menebas lehernya, pemilik Titan itu pun keluar dari Titan itu, dan terlihat Eren sedang menghampiri mereka.

"Monyet sialan mati kau!" Mikasa menebas leher Zeke

"Kakaaaak,," Eren membawa kepala milik Zeke dan memeluknya. "Kalian para Ackerman memang kejam, kalian bahkan pernah membunuh ayahku! Kalian ah bukan Ackerman memang penjahat!! Kalian pantas dibuang!" Bentak Eren yang masih memeluk kepala Zeke.

"Eren? Apa yang kau lakukan, dia itu kan mu-" ucapan Mikasa terputus dengan sentakan keras dari Eren.

"Bagi kalian ya dia musuh kalian, bagiku dia adalah kakak!" Bentaknya.

"Eren?" Panggil Mikasa dengan wajah kecewa dan nada suara yang pelan.

"Mikasa, aku rasa hubungan kita akhiri disini saja! Aku.. maafkan aku aku harus pergi" Eren meninggalkan mereka berdua.

"Apa aku salah? Dia kan musuh kita? Kenapa dia harus semarah itu?" Tanya Mikasa yang frustasi.

"Tenangkan dirimu Mikasa!" Levi mengusap punggung Mikasa yang terlihat lemah.

"Barusan apa? Dia bilang hubunganku dengannya putus begitu saja?"

"Kita harus kembali ke markas Mikasa, kau tidak boleh menyesali apa yang sudah terjadi!"

"Kaichouu!!! Mikasaa!!! " Teriak salah satu perempuan dari jauh.

"Ayo kembali Brat, Historia memanggil" ajak Levi.

Mereka berdua pun kembali dan menemui Historia yang sedang bersama Annie.

"Ada apa Historia?" Tanya Levi

"Apa kalian melihat Eren?" Tanya Historia.

"Dia tadi pergi, ada apa" ujar Levi.

"Cegah dia cegah dia!!" Titah Historia.

"Tapi ada apa?" Tanya Mikasa.

"Tidakk, tidak,,, semua ini tidak akan terjadi kan? Tolong beritahu aku, semuanya hanya mimpi kan?" Historia terlihat cemas.

"Ada apa Historia!! Katakan dengan jelas!!" Bentak Annie.

"Aku.. aku mengandung anaknya..." Mendengar pengakuan Historia, mereka semua terkejut bukan main, terutama Mikasa yang melangkah mundur sembari menutup mulutnya tidak percaya.

"Benarkah? Tapi kenapa kau sampai ketakutan seperti itu?" Tanya Annie.

"Dia pergi bersama kakak angkatnya, Historia" ujar Levi.

"Aku tidak mau membesarkan anak ini tanpa ayahnya" Historia menangis.

"Katakan yang sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Annie.

"Dia pergi karena..."

Psyco CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang