卂匚Ҝ乇尺爪卂几 X フ卂乇Ꮆ乇尺1

953 85 23
                                    

Esoknya, Eren menemui Mikasa dikamarnya, dia mencoba menjelaskan semuanya pada Mikasa.

"Mikasa, listen to me please, ciuman itu hanyalah sebuah rasa terima kasih ku padanya atas bantuannya padaku"

"Terus, apa masalahnya denganku?"

"Maafkan aku Mikasa, aku hanya mencintaimu, percaya padaku"

"Iyaiya aku memaafkanmu, hanya saja jangan kau ulangi kesalahan itu"

"Baik Mikasa, arigato" Eren memeluk Mikasa.

"Apanya sebuah rasa terimakasih atas semua bantuannya pada Eren? Aku yang selalu membantunya saja tidak pernah menciumnya" fikir Mikasa.

"Em,,, Mikasa maaf aku sedang buru buru jadi aku tinggal yaa, bye baby" Eren mencium kening Mikasa

Eren bergegas meninggalkan Mikasa, menemui kakak tirinya dan Historia.

"Maaf menunggu lama kakak"

"Iya tidak apa, duduklah Historia juga sudah disini"

"Ah baiklah kak Zeke"

"Aku tahu kau punya hubungan dengan gadis ackerman itu kan?" Tanya Zeke.

"Tidak, aku dan dia hanya teman saja tidak lebih"

"Begitu, baguslah kita keluarga Jaeger menentang keras hubungan Ackerman dan Jaeger"

"Kenapa? Memang apa pengaruh keluarga Ackerman dengan Jaeger?"

"Kau akan mengetahuinya nanti, sekarang kau harus menikahi Historia!" Titah Zeke.

"Kenapa? Kenapa aku harus menikahinya?"

"Demi keuntungan kedua pihak Eren, keluarga kita akan dapat perlindungan dari ancaman Ackerman, dan keluarga Reiss akan mendapatkan keuntungan dari segi kedokteran, dan jika kalian memiliki anak, maka akan tumbuh penerus dari keluarga kerajaan dan keluarga Jaeger yang kuat"

"Aku tidak yakin dengan rencana ini, apa ini akan berhasil?"

"Kemungkinan akan berhasil, dan Historia juga sudah menyetujuinya, benarkan Historia?"

"I..iya, jika itu menguntungkan bagi keluargaku dan keluargamu itu tidak masalah" wajah Historia memerah.

"Baiklah aku akan menyetujuinya, tapi bisa kau jelaskan dahulu, kenapa Ackerman selalu mengancam kita?"

"Itu karena mereka memang musuh dari keluarga Jaeger, dan kau tahu para ackerman itu mengurung ayah kita di bawah tanah dan menyiksanya, itu membuatku menjadi lebih bersemangat untuk membalaskan dendam"

"Benarkah? Jadi mereka membunuh ayahku? Tidak bisa dibiarkan, nah apa yang harus kulakukan agar aku bisa membalaskan dendam pada mereka?" Tanya Eren dengan tegas.

"Historia, bisa kau meninggalkan kami berdua? Ada hal yang harus kita bahas secara rahasia" titah Zeke.

"Baiklah" Historia meninggalkan mereka berdua.

"Jadi apa?" Tanya Eren.

"Kau harus membuat mereka menggila!"

"Bagaimana caranya?"

Zeke menjelaskan semua rencananya pada Eren.

...

"Minggu depan akan ada penyerangan di dinding Maria, persiapkan semuanya, dan pasukan Levi akan bergerak ditengah, pasukan Hanji akan bergerak di kanan pasukan Levi, pasukan Mike Zacharius berada didepan, Dita Ness dikiri, dan Darius Baer-Varbrun berada dibelakang, semuanya harus ingat posisi masing masing!" Perintah Erwin.

"Baik" ujar mereka semua.

"Dan pasukan Levi khusus berada ditengah untuk mengamankan 3D Manuever Gear cadangan, dan kalian juga harus mengamankan vaksin Titan! Jangan sampai ada yang hilang ataupun kecerobohan yang lainnya!" Titah Erwin.

"Ya baiklah Erwin" ujar Levi.

"Sekarang, kalian bisa mempersiapkan mental kalian dari sekarang, kalian juga bisa mempersiapkan keamanan lainnya juga, karena operasi ini mendadak, kalian bisa pergi, tetap pertaruhkan nyawa kalian!" Erwin pun meninggalkan mereka semua.

"Sasha, apa kau mau pergi ke-" belum selesai berbicara, Levi memotong pembicaraan Mikasa.

"Mikasa ikut aku dan bantu bawakan kertas kertas ini kekantorku!" Titah Levi, apa daya Mikasa harus membantunya.

"Baiklah" Mikasa menerima kertas pemberian Levi. "Sasha, nanti kalau mau ke pasar, aku itu yaa!" Lanjutnya.

"Okey Mikasaaa" Sasha mengacungkan jempolnya pada Mikasa.

Levi dan Mikasa pergi kekantor Levi, disepanjang lorong Markas, mereka tidak ada yang membuka pembicaraan, dan akhirnya Levi bertanya pada Mikasa.

"Oy brat, apa kau masih memiliki hubungan dengan pria itu?" Tanya Levi.

"Menurutmu?"

"Kau tahu sendiri kan dia itu berasal dari keluarga Jaeger, setidaknya kau harus hati hati dengannya!" Levi membuka pintu kantor.

"Apa urusannya denganmu, aku yang mencintainya, kenapa kamu yang ribet, lagian aku yakin dia tidak ada niatan Jahat padaku!" Mikasa menaruh kertas kertasnya diatas meja dan pergi meninggalkannya.

"Hey tunggu Ackerman!!" Teriak Levi.

"Kaichou? Apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya Armin yang tiba tiba muncul bersama Jean dan Annie.

"Tch,,, jangan bersikap formal padaku!"

"Tapi anda Kaichou kami!" Tolak Armin.

"Tchh,,Aku tidak melarang kalian memanggilku Kaichou, tapi aku tidak suka dengan kata kata 'Saya, anda' atau yang lainnya itu sangat formal sekali!" Bentak Levi.

Psyco CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang