EXTRA PART

675 50 18
                                        

1 bulan kemudian...

"Mikasa" panggil Levi.

"Lena, mami mu dimana?" Tanya Levi.

"Mami bulak balik kamar mandi"

"Ada apa dengannya?"

"Tidak tahu, tanya saja mami"

Mikasa keluar dari kamar mandi dan duduk dimeja makan bersama mereka.

"Mikasa ada apa denganmu?" Tanya Levi.

"Aku baik baik saja" Levi memegang kening Mikasa.

"Tapi kau panas, wajahmu juga pucat, aku bawa ke rumah sakit yaa"

"Tidak usah, aku sehat lihatlah" Mikasa berdiri dari duduknya, dan hampir terjatuh.

"Mami, sudahlah pergi saja ke rumah sakit" Lena membantu Mikasa yang hampir terjatuh.

"Sudah, kau harus kerumah sakit, ayo" Levi menggendong Mikasa ala Bridalstyle.

"Turunkan ak-" Mikasa menutup mulutnya karena hampir muntah. "Mustahil kan kalau aku hamil sekarang, aku tidak mau" fikirnya.

"Jangan muntah disini" Levi mengantarnya ke kamar mandi.

Huweeekk...

"Kau masuk angin Mikasa, biar aku panggilkan dokter"

"I-iya baiklah" Levi menggendongnya lagi kekamar.

Two hours later...

Tingnong...

Bel rumah berbunyi, Lena membuka pintu luar dan mempersilahkan dokter masuk.

"Paman Connie, masuklah mami dan papi sudah menunggu"

"Baiklah"

Lena mengantar Connie ke kamar Mikasa dan membiarkan Connie memeriksa Mikasa.

"Jadi apa keluhannya?" Tanya Connie.

"Badannya panas dan muntah muntah sebanyak 7 kali pagi ini" jawab Levi.

"Apa ada keluhan lain selain itu?"

"Badannya lemas dan wajahnya memucat, itu saja"

"Baiklah" Connie memeriksa Mulut Mikasa.

"Jangan macam macam awas kau" ancam Levi membuat Connie bergidik ngeri.

"Levi, tugas dokter memang seperti ini" ujar Mikasa.

"Tenang s-saja tuan Ackerman, aku tidak akan macam macam p-padanya" ujar Connie.

"Ya itu sudah bagus untuk meyakinkanku"

Connie lanjut memeriksa mulut Mikasa.

"Mulutnya baik, tidak ada radang" ... "Mikasa, bisa kau buka bajumu dibagian perut?" Tanya Connie.

"Bisa"

"Biar aku yang menggerakan bulatan ininya, kau hanya perlu mendengarkan detak jantungnya" ujar Levi.

"Baiklah" ... "Tolong arahkan didada Mikasa"

Levi menempelkannya didada Mikasa agar detak jantungnya bisa terdengar oleh Connie.

"Jantungnya baik baik saja, kau bisa lepas itu sekarang"

"Yaa, ini" Levi memberikannya pada Connie.

Selanjutnya, Mikasa menjalani tensi darah. setelah diperiksa, tensi nya normal, Connie heran, apa yang salah dengan tubuhnya ini, dia pun mencoba memeriksa perutnya.

"Woy apa yang kau lakukan !" Bentak Levi.

"Maaf, bagian perut, aku tidak bisa menyerahkannya pada siapapun, tenang saja aku tidak akan membuka bajunya" ujar Connie.

"Baiklah"

"Mikasa, kalau terasa sakit bilang yaa"

Connie menekan perut bagian atas secara perlahan, kemudian menekan bagian Kiri, kanan dan bawah. Namun saat Connie menekan perut bagian bawah, Mikasa kesakitan.

"Yang itu sakit Connie" ujar Mikasa.

"Ah, maafkan aku" ... "Semuanya normal, hanya ada satu penyebabnya, dan aku harus mengambil air kencingnya, tapi bagaimana?" Fikirnya.

"Ada apa Connie?"

"Ada sedikit masalah, aku harus memeriksa kencingnya, tapi apakah aku bisa mendapatkannya?" Tanya Connie.

"H-hah? Kenapa kau memintanya?"

"Ini proses terakhir, jika aku bisa memeriksanya, aku bisa menemukan penyebab dia sakit"

"Baiklah, Mikasa kau harus pipis sekarang, Lena ambilkan wadah untuk kencing mami" titah Levi.

"Iya papih" Lena pergi mengambil wadah.

Levi menuntun Mikasa kekamar mandi, dia pipis dan memberikan airnya pada Connie. Untung saja dia bukan orang yang jijik-an, jadi dia aman untuk memeriksanya.

"Okeh, tunggu sebentar aku akan memeriksanya" Connie membawa air kencing itu menjauh dari Levi dan Mikasa, Lalu memasukkan benda pada air itu.

"Hasilnya -" Connie terkejut dengan hasilnya. Dia pun membawanya pada mereka.

"Jadi bagaimana hasilnya?" Tanya Levi.

"H-hasilnya positif" ujar Connie.

"Positif apaan? Covid? Amit amit ah"

"Bukan itu maksudku" ... "Mikasa apa kau menyadarinya? Atau kau terlalu malu untuk memberitahunya?" Tanya Connie.

"A-aku tidak malu, hanya saja aku belum siap"

"Padahal, kau tidak perlu memanggilku kemari, karena kau sendiri bisa menangani ini"

"Kalian ini bicara apa sih, aku tidak mengerti"

"Selamat atas kehamilan istrimu"Connie memeluk Levi.

"Kalau kau berbohong, aku akan membunuhmu malam ini" ancam Levi.

"Ini adalah bukti bahwa dia hamil" Connie memberikan salah satu benda pada Levi

"Testpack ini, milik Mikasa?"

"Iya, tadi aku menyuruhnya untuk kencing karena hal ini, dan ternyata dugaanku benar, dia hamil"

"Yesss yuhuuy" Levi memeluk Mikasa.












Yuhu gaes, pa kabs hhe, sengaja nulis lagi cuman satu part doang, Extra Part Yoo sapa yang udah kangen nih sama Rivamika dicerita ini huhuhu😭🤣 dah ah cuman segini aja wkwk

Psyco CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang