Sudah berapa hari Bella berjalan mengikuti krystal yang menjadi petunjuknya, ia berjalan menuju hutan yang sangat lebat bahkan gelap
"Hah!" pekik Bella kaget dan berlari menangkap kalungnya terlebih dahulu
"Coral" ucap Bella yang melihat Coral terjatuh
Coral mengedipkan matanya menatap Bella tak lama menutup matanya untuk selamanya, Bella menatap ke atas ya benar saja Coral terkena mantra dan coba untuk melindungi Bella
"Kau seharusnya tidak usah menolongku, kau hiduplah bahagia di sana" ucap Bella menahan air matanya, "kau akan mendapatkan tempat tidurmu yang layak, oke?"
Bella mengangkat Coral dan membawanya hingga berada di sekeliling bunga warna warni, ia menggali tanahnya dengan bantuan kayu
"Tidurlah dengan tenang, Coral, terimakasih telah menjagaku selalu" ucap Bella dan menguburkannya ia mengambil kayu yang besar dan mengambil penanya di dalam tas. Menulis nama Coral disana dan menancapkan nya di tanah
"Bermainlah dengan Meli, jangan berantem disana ya" ucapnya, "ada dandelions disini, kau tahu kata Tonks. Ayah dan ibuku adalah bunga dandelions selalu mengikuti setiap langkahku"
"Dan, sekarang kau disini di temani oleh ayah dan ibu ku, Coral" lanjutnya lalu beranjak berdiri, "aku pergi"
Bella berjalan lurus kembali entah kemana kakinya berjalan, ia hanya ingin berjalan untuk menghilangkan rasa sedihnya karna kehilangan kedua temannya
"Akh!" pekik Bella
"Siapa namamu?"
"Siapa kau?!"
"Siapa namamu nona manis?" tanya lelaki itu kembali
Bella berusaha untuk melawannya dan keluar dari cengkraman tangannya dileher Bella, "lepaskan!"
Lelaki di hadapannya itu menyentuh pipi Bella, "siapa namamu dan sedang apa kau disini?"
"Jangan sentuh aku, bajingan" jawab Bella membuat lelaki di hadapannya tertawa
"Kau sungguh membuatku tertarik padamu nona, apa kau ingin bermalam dengan ku?" tanyanya, "cepat jawab, siapa namamu?"
"Akh, Sab—Sabrina Floner" ucap Bella
"Periksa kartu, identitasnya" titah ketuanya
"Ya dia, Sabrina Floner, tuan"jawab anak buahnya
Lelaki itu mendekatkan wajahnya kepada Bella, "ka-kita ubah rencana kita"
"Maksudnya tuan?" tanya anak buahnya
"Ia bukan Sabrina, tapi ia Bella Howard cucu dari Alexander" jawabnya
"Aku Sabrina Floner , kau sudah memeriksa kartu identitas ku bukan!"
"Nona, kau tahu hanya satu orang yang mempunyai kalung seperti ini di dunia sihir, yaitu keluarga mu" jawabnya, "bawa dia"
Bella dibawa dengan kasar membuat beberapa kali bibirnya terluka dan pipinya seperti cakaran karna Bella selalu memberontak, rumah besar tapi gelap sekali
"Aku membawa, Bella Howard" ucap ketua tadi
"Bella Howard!"
"Bellatrix?" gumam pelan Bella mendengar suaranya yang begitu nyaring
"Bella Howard!" ucapnya girang saat melihat Bella, ia menarik Bella dan mendudukkannya di sebuah kursi tua, "aku mendapatkan mu" lanjutnya seraya tertawa kecil
"Harry?" gumam Bella, mengapa wajahnya seperti itu? aneh matanya, bibi-tidak seluruh wajahnya bengkak
"Bawa yang lelaki ini ke bawah tanah" ucap Bellatrix
KAMU SEDANG MEMBACA
ᵉⁿᵈSerendipity | 𝐇𝐚𝐫𝐫𝐲 𝐏𝐨𝐭𝐭𝐞𝐫
FantasíaCerita tidak sama dengan cerita dibuku dan film, ini hanya cerita karangan author sendiri, terimakasih . . . . . . . . Aku benci terlahir menjadi penyihir, karna kedua orang tua ku meninggal ketika menyelamatkan temannya dari 'you know who' dan kini...