.
.
Hyades menatap tajam serius ke arah Sideris yang terdiam beberapa menit, setelah diajukan syarat untuk membuktikan diri. Equinox juga membiarkan Hyades melakukannya, karena situasi memang sedikit sulit dipahami untuk saling percaya satu sama lain.
“Bukti?”
“Ya. Apa pun itu,” angguk Hyades.
Sideris terdiam lagi kemudian tak lama menjentikkan jarinya seakan ingat sesuatu. “Aku membawa ini!”
“Pai apel?” Coastal mengernyit.
Sideris mengangguk, menyodorkan bungkusan makanan tersebut. “Untukmu.”
“Untukku?” Lagi-lagi Coastal tak paham.
“Hyades, kau ingat? Aku mengambilnya dari salah satu tenda makanan bersamamu. Ini dari seorang wanita tua dengan rambutnya yang penuh uban.”
“Oh! Sideris!” Hyades memeluknya erat sementara yang lain bernapas lega karenanya. “Dari mana saja kau ini?”
“Aku memintamu untuk mengikutiku! Kenapa kau menghilang?” kesal Sideris.
“Aku-”
“Jadi itu salahmu? Kenapa tadi kau menyalahkanku karena dia mengikutiku, bodoh?” tanya Coastal tak terima.
Hyades merengut. Namun, belum sempat ia membalas, Sideris sudah melerai lebih dulu. “Kita pergi. Ada banyak hal penting yang ingin ku sampaikan pada kalian.”
“Benar,” angguk Glasio setuju. “Lebih baik kita menjauh dulu dari tempat ini.”
Semua berbalik dan bersiap menyingkirkan semak-semak kering dan akar-akar kecil yang menghalangi lubang di belakang pohon. Sementara Sideris meraih sebelah lengan Equinox untuk menahannya sebentar. “Equinox hyung.”
“Eum? Ya?”
“Maaf karena telah membuatmu khawatir,” lirih Sideris.
Equinox tersenyum tulus. “Aku percaya padamu. Aku memang sempat khawatir, tetapi aku juga senang setelah melihat kau kembali dengan keadaan yang baik-baik saja.”
“Tapi, langitnya-”
“Aku tahu.” Equinox mengangguk, matanya sekilas menatap ke atas. “Kita akan bahas nanti.”
“Ayo!” ucap Glasio memberi instruksi.
Equinox tersenyum lagi. “Ayo masuk!”
“Deixe mou, closierus,” ucap Glasio yang menunjuk ke arah lubang tadi.
“Kau menyebutkan mantra?!” omel Coastal membuat yang lain sama terkejutnya.
Glasio menarik lentera yang masih menggantung di ranting dan membawanya. “Kita harus menutupnya. Mau tidak mau.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Nebula {Resurgence}
Fantasy⏳ Book 3 - the Peregrination of the 7 Princes Pertemuan lanjutan ketujuh pangeran penerus Elemen dan perjalanannya. . Proudly present : taejung21 / June 2 0 2 0 🌟 Book I : 𝐍𝐞𝐛𝐮𝐥𝐚 {𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐮𝐳𝐳𝐥𝐞 𝐨𝐟 𝐌𝐞𝐦𝐨𝐫𝐲} 🌟 Book II : 𝐍𝐞𝐛𝐮𝐥...