VIII

2.6K 448 410
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

Tanpa terasa suhu udara semakin menurun saat matahari mulai perlahan terbenam. Berkali-kali Quadra membungkuk hormat pada beberapa kereta tamu undangan yang melewatinya sementara sebagian dari kereta yang lain sudah berada dalam perjalanan pulang mengantarkan si pemiliknya menuju tempat tinggal masing-masing. Tenda-tenda makanan juga mulai dibenahi untuk menyambut hari esok dimana festival khusus rakyat akan berlangsung.

Sideris yang baru saja tiba di istananya bergegas ke kamar berniat untuk membersihkan diri. Namun tampaknya ia tidak bisa melupakan peristiwa hari ini yang masih terbayang-bayang di benaknya. Bagaimana kereta ia, Hyades, dan Coastal disambut, bagaimana keempat seniornya terlihat berbeda sehingga membuatnya merasa terkesan saat mereka menjalankan upacara penobatan. Ditambah saat mereka menyambut para tamu dengan elegannya, terlihat seperti pangeran sungguhan. Berbeda dengan biasanya yang sering kali ribut atau sekedar mentertawakan hal-hal yang sebenarnya tidak penting sama sekali. Baru saja Sideris hendak membaringkan tubuh di atas ranjangnya yang nyaman, namun mendadak sesuatu mulai mengganggu.

‘Pangeran lemah...’

Suara itu terus berulang-ulang membuat Sideris terkejut, memutari setiap sudut ruangan kamarnya dengan perasaan bingung. “Ini bukan mimpi, tapi dari mana....”

Tak lama suara tadi hilang digantikan dengan bunyi gemerisik kertas dari arah meja belajar membuatnya refleks menoleh. Buku bersampul hitam pemberian profesor Shaw terbuka lembar demi lembarnya seperti tertiup angin kencang. Sideris berjalan mendekat untuk meraihnya namun seolah buku itu memiliki sebuah kekuatan yang besar hingga ia sendiri tidak dapat menutupnya. Rambut Sideris ikut terkibas kebelakang membuatnya perlahan mundur layaknya ikut terkena terpaan angin.

‘Brakk!’

Tubuh Sideris membentur meja rias membuat ia berbalik berniat menyimpan kembali buku tersebut. Namun pantulan dirinya di cermin membuat pupilnya membesar, ekspresi wajah Sideris terlihat berbeda. Matanya menatap tajam dan bibirnya menyeringai. “Hyades...?” desis Sideris kala melihat bandul bracelet tree of life di pergelangan tangannya bersinar dengan sangat terang, namun anehnya ekspresi wajah di pantulan itu tidak berubah. Ia melempar buku di tangannya, berniat ingin merusak cermin itu namun tanpa di sadari apa yang ia lakukan sudah merubah semuanya.

Di salah satu kamar tidur lain milik istana Centauri, Hyades sedang fokus menatap ke arah pedang milik Ignitus—yang menurut Sideris—kakek moyangnya. Ia menghela nafas lalu tersenyum mengingat seluruh hal yang sudah ia lewati seharian ini. Tidak peduli soal hal-hal yang berkaitan dengan dewa, ia hanya bertekad ingin menjadi penerus Centauri yang baik seperti ayahnya dan Aphelion saudaranya. Lagi pula ia sudah bersumpah dengan lantang di depan semua saksi untuk rakyatnya.

“Yah... aku hanyalah seseorang yang harus mengurus dan melindungi Centauri. Lagi pula half-blood universe-ku sudah berakhir di peperangan saat itu. Bukankah artinya musuhku sudah hilang untuk selamanya? Maka....”

Nebula {Resurgence}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang