.
.
Tanpa disangka hari semakin malam dan juga salju turun semakin lebat. Hyades, Sideris, dan Coastal yang sedari tadi berada di atas atap rumah pohon mulai merasakan tubuhnya menggigil. Bukan tanpa alasan mereka meninggalkan hangatnya tungku perapian di dalam kalau bukan karena ada 'sesuatu' yang ingin mereka lihat di luar. Ah, tepatnya di langit.
Glasio yang menyadari tiga kurcaci itu berdiri dengan tubuh kedinginan mulai keluar untuk melakukan beberapa hal. Dengan lincah tangannya menarik dan mengumpulkan butiran salju untuk diubahnya menjadi kursi-kursi bening yang berjejer rapi membuat ketiganya memandang takjub.
"Aku ingat Cad, Jed, juga... Irish," ucap Hyades dengan suara sedikit memelan di akhir. "Maaf," lanjutnya.
Coastal menggeleng tersenyum. "Tidak apa. Lanjutkan saja ceritamu."
"Yah, kejadiannya dulu saat di hutan Nukleus. Kami membuat rumah iglo dan membakar ikan untuk dimakan bersama-sama." Hyades menoleh pada Sideris yang juga bersamanya saat itu.
"Begitulah. Saat aku masih berpikir bahwa Irish adalah orang yang baik." Sideris mengedik kecil namun tampaknya Coastal enggan berkomentar apapun.
"Ah, hyung! Apa kursinya dingin? Bukankah itu terbuat dari es?" tanya Hyades mengalihkan.
Glasio mengernyit. "Seharusnya kau bisa melakukan itu. Kau bisa mengendalikan semua elemen bukan?"
Mendadak Hyades merengut. "Tidak."
"Kunci kekuatan dalam pengendalian Elemen hanya tanganmu, perasaanmu, dan otakmu. Pikirkan apa yang ingin kau lakukan, bukan hanya sekedar menyerang, atau sekedar mengubah sesuatu," jelas Glasio. "Kursinya tidak dingin. Aku juga bisa mengendalikan temperaturnya."
"Wah, benarkah?!" seru Sideris heboh. Tampaknya ia belum pernah membaca buku apapun yang berkaitan dengan pengendalian suhu elemen.
Glasio mengangguk seraya lebih dulu menempatkan pantat di atas kursi buatannya sendiri, membuktikan bahwa itu tidaklah dingin seperti apa yang para juniornya pertanyakan.
Tak lama dari itu kilatan cahaya hijau terlempar diiringi bunyi gedebuk karena sesuatu yang tiba-tiba jatuh dari atas ranting. Si pelaku hanya tersenyum lebar memperlihatkan kedua lesung pipinya tanpa rasa bersalah. Lihat! Keempat orang itu seperti ingin mengumpat, namun urung saat mengetahui bunyi tadi berasal dari tungku api unggun yang dengan ajaibnya sudah ada di tengah-tengah mereka.
"Demi semesta siapapun tolong ajari aku," ucap Hyades tanpa jeda. Tidak cukupkah mereka semua membuatnya terheran-heran kagum?
Paleo terkekeh kecil seraya membagikan selimut kecil yang berguna untuk menghangatkan tubuh selama beberapa waktu kedepan. "Tadi aku berteleportasi sebentar ke istana. Kalian pasti membutuhkannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nebula {Resurgence}
Fantasy⏳ Book 3 - the Peregrination of the 7 Princes Pertemuan lanjutan ketujuh pangeran penerus Elemen dan perjalanannya. . Proudly present : taejung21 / June 2 0 2 0 🌟 Book I : 𝐍𝐞𝐛𝐮𝐥𝐚 {𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐮𝐳𝐳𝐥𝐞 𝐨𝐟 𝐌𝐞𝐦𝐨𝐫𝐲} 🌟 Book II : 𝐍𝐞𝐛𝐮𝐥...