.
.
Kedua mata Hyades terbuka kala menangkap sekelebat cahaya berwarna-warni berterbangan di depan wajahnya. Ia mengerjap berusaha menajamkan pandangan namun sedetik kemudian matanya lebih dari sekedar menajam, melainkan juga pupil matanya membesar menyadari hal yang tak biasa.
“Dia sudah bangun.”
“Ya, dia sudah bangun.”
“Tampan.”
“Ya. Sangat tampan.”
Sesuatu yang berterbangan itu bisa bicara. Mereka mirip sekali seperti manusia hanya saja bertubuh mungil, dan... bersayap. Hyades bangkit dari tidurnya, menatap sekitar dan menyadari bahwa ia sedang berada di bawah pohon besar dan rindang. Bunga-bunga ajaib menyala layaknya lampu penerangan di malam hari.
“Maaf. Kalian siapa? Lalu... di mana aku?” tanya Hyades berusaha sopan pada makhluk-makhluk itu. Mereka mengenakan gaun yang sederhana, rambut yang di gulung ditambah dengan hiasan bunga di atasnya.
“Dia bertanya padaku.”
“Padaku!”
“Tidak saudari-saudariku. Dia bertanya padaku.”
“Ekhm!” sebuah dehaman membuat ketiga makhluk bersayap tadi terkejut lalu berbalik, begitupula Hyades yang terkejut menyadari adanya manusia lain yang terlihat normal selain dirinya di sini.
“Se- eh, Tilda!” ucap si sayap kuning tergagap sekaligus kesal. “Kau selalu mengejutkanku!”
“Ya, mengejutkan kami!” angguk si sayap merah dan hijau setuju.
“Bisakah kalian menyingkir sebentar? Tamu kita sedang sakit,” ucap seseorang yang dipanggil Tilda tadi.
“Huh, baiklah!” angguk si sayap hijau.
“Mereka peri,” ucap Tilda melirik pada Hyades. “Salah satu penghuni hutan El,”
“Hutan El? Jadi... apakah aku sedang berada di wilayah atmosfer? Tempat di mana bangsa El tinggal?” tanya Hyades sedikit senang jika benar kenyataannya bahwa ia tidak tersesat jauh. Namun jawaban Tilda nampaknya bukan sesuatu yang menyenangkan baginya.
“Apa itu atmosfer? Apa itu bangsa El?”
Hyades terdiam bingung. Sosok wanita ini sangat cantik, mengenakan gaun putih sebetis yang anggun dengan rambut yang diikat satu. Namun bukan itu yang menjadi permasalahan Hyades, sekarang ia terdiam memikirkan di mana keempat hyung dan kedua temannya di Elemen? Apakah hanya ia sendiri yang menghilang secara misterius?
“Aku membawakanmu teh jasmine. Mungkin bisa membuat pusingmu sedikit hilang,” ucapnya seraya memberikan sebuah gelas kecil.
Hyades tersenyum ragu. “Terimakasih,” ucapnya memandangi pantulan wajahnya sendiri di dalam air teh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nebula {Resurgence}
Fantasy⏳ Book 3 - the Peregrination of the 7 Princes Pertemuan lanjutan ketujuh pangeran penerus Elemen dan perjalanannya. . Proudly present : taejung21 / June 2 0 2 0 🌟 Book I : 𝐍𝐞𝐛𝐮𝐥𝐚 {𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐮𝐳𝐳𝐥𝐞 𝐨𝐟 𝐌𝐞𝐦𝐨𝐫𝐲} 🌟 Book II : 𝐍𝐞𝐛𝐮𝐥...