11

834 4 0
                                    

"Siapa yang lari kepelukan lo sambil nangis???"

.

.

.
JEDUARRRRRRRRR.

.

.

MAMPUS

.

.

"Ehh mau pesen apa??"

"Gw nanya ba!"

"Stt aku bercandaan doang kok"

Archie ya archie sekarang ada di hadapan saba, memincingkan mata menyelidiki setiap ekspresi ataupun tindakan yang sekiranya mencurigakan.

"Huffff ya sudah lah, btw waktu gw mabuk itu emmmm"
Rona merah terlihat begitu jelas di pipi archie, saba yang mendengar itu pun sedikit terkejut dan langsung memerah yahhh itu karna malam yang sangat panjang dan begitu menggairahkan untuk mereka berdua.

"Ahh ya kenapa?? Apa ada sesuatu?? Apa aku harus menikahimu sekarang??"

Mendengar itu muka archie semakin memerah, bahkan jantungnya berdegug sangat cepat yang membuat archie bingung, sefatal apapun kesalahannya jantungnya tak pernah berdegug dengan sangat cepat seperti sekarang, dan itu membuatnya sangat gugup.

"Bu-bukan seperti itu!" Sela archie cepat.

"Lalu???"

"Emmmmm udah lupakan aku pesen capuccino satu ya kafeinnya dikitin"

Buru-buru archie pergi meninggalkan saba yang bingung dengan tingkahnya.

"Ada apa dengan cewek itu???"
Menggaruk kepalanya bertanda dia benar-benar bingung karna sikap archie yang notabenya galak dan tomboy.

"Wooooo apakah aku harus menyiapkan kado pernikahan??"

Ucapan kak itto membuat saba sangat terkejut bahkan dia hampir terjungkal karna itu.

"Ahh apaan sih kak orang lulus kuliah aja belum"

"Terus apa yang terjadi pada malam itu???"

"Malam itu?? Malam yang mana"

"Malam kalian berdua"

"Malam kami berdua?? Malam pas preman itu???"

"Jadi itu beneran dia meluk lo ba??"

"Egk meluknya di ranjang "
Ucap saba lirih

"APA!!!!!"

" udah buatin aja sih pesenannya bang " saba menjeda omongannya lalu

"Satu capuccino dengan kafein rendah"

"Wohh saba mulai belajar kotor nih wahhhh anak polos ge mulai ternodai wahhhh oh nooooo honey!!! Honey!! Baby saba kita udah belajar kotor honey!!!"

Brukkkk

"Jijik gw anjing diem lo gw masih lurus" jitak bang agus kekepala kak itu membuatnya agak terdorong sedikit kedepan mengaduh memengang kepalanya.

Ya sepertinya bakal benjol sil tuh hahaha

"Lo bikin orang malu to SIAL!!!"

"Hehe sorry gus"

Cengiran tak berdosa kak ito slalu dpt membuat bang agus terdiam, melihat mereka pasti membuat semua orang curiga akan hubungan sebenarnya dari mereka berdua.

"Itu cewek bukan cewek biasa ba, lo harus hati-hati bisa aja suatu saat nanti lo akan dalam bahaya karna cewek itu"

Gw terteguh mendengar ucapan bang agus yang pada dasarnya dia tidak tau latar belakang dan masa laluku, tapi.......? Kenapa dia bicara seperti itu????

"Mungkin saat ini lo bertanya tanya tapi suatu hari lo akan tau, ada baiknya saat orang tak banyak tau iya kan????"
Sambung bang agus.

"Jangan galak galak sama saba gus, liat tuh mukannya dah tengang " sela bang ito

"Saba tak selemah itu to, banyak rahasia dari muka polosnya dan sikap baiknya, sebaliknya ada monster yang kapanpun bisa terbangun dan melakukan tindakann yang tak akan terbanyangkan dari sosok saba arselo"

Jantungku berasa berhenti mendengar ucapan bang agus, siapa dia sebenernya ?? Kenapa dia tau begitu banyak tentangku???

"Oh ya ba ingatlah satu hal lagi, apapun yang lo liat belum tentu itu adalah kebenaranya, ada banyak rahasia dan ada banyak trik hanya untuk menjatuhkan seseorang saja ok"

Aku merenungkan setiap kata dari bang agus, memang sewaktu aku melihat kak leo di cafe itu.

"Udah udah ba ini capuccinonya"

Sela bang ito menyodorkan secangkir capuccino siap santap, tanpa menunda nunda segera saja ku antarkan pesanan ke meja archie.

"Lama banget"
Tanpang archie sudah di tekuk macam lumpia goreng

"Maaf tadi ada masalah"

"Apa kau baik baik saja??"

"Iy selamat menikmati"

Segera saja aku tinggalkan archie dan kembali kemejaku, kata-kata bang agus menyita banyak pikiranku, kak leo sudah tidak ada lalu siapa laki-laki di cafe itu??

Banyak pertanyaan memenuhi pikiranku, sebanyak apapun aku memikirkannya tak ada jawaban dari pertanyaan itu, jalan satu satunya adalah menyelidiki semua ini.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, jam 11 malam waktu tutup aku dan yang lainnya sudah membereskan cafe sejak tadi.

"Ba pulang mau bareng"
Tanya bang ito sepertinya dia masih kawatir melihatku terus melamun tadi.

"Aku pulang sendiri aja bang gak apa"

Aku pun berjalan keluar, mulai menyusuri jalan beraspal di bawah gelapnya sang raja malam, tiba-tiba ada seseorang membekapku dengan sapu tangan yang sialnya ada obat bius didalamnya, pandanganku mulai buram, hingga semua menjadi gelap.




.











Tbc

Can't MoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang