14

240 3 0
                                    

DORRRR

.

.

.

Terdengar jelas suara tembakan diiringi oleh cairan merah yang menciprat ke berbagai tempat, dengan kondisi yang masih begitu terkejut dan mematung tak percaya.

"Kak itto!" teriak aku dan kak agus melihat tangan kak ito sudah bercucuran darah setelah besi panas itu mengenainya.

aku melihat daniel gak percaya melihatnya yang masih memegang sebuah sejata api ditangannya dengan tatapan dingin melihat semua itu kak agus langsung bersikap siaga berusaha melindungi aku dan kak itto.

"apa yang lo lakuin?" akhirnya sebuah pertanyaan yang masih terpenjara dalam otakku keluar dengan suara serak yang tertahan.

"yahh kau bisa melihatanya sendiri bukan ? aku sedang menembak saba." jawab daniel dengan entengnya.

"tapi kenapa?"

"yah karna lo bangung ba apa lagi?"

"maksudnya?"

entah kenapa rasanya hatiku sakit sebeum aku mendengar apa jawaban daniel aku hanya berdoa dan berharap apa yang aku pikirkan salah.

"kenpa lo itu punya banyak sekali nyawa? kenapa disaat kritis selalu ada orang yang nolongin elo hah?? KENAPA!!!!!!"

seketika setelah mendengar jawaban daniel rasanya hati ini bagaikan dihujami pisau tak henti orang yang selama ini ku percayai juga orang yang ku anggap sebagai sodara sendiri adalah penghianat yang mencelakaiku kemaren.

"apa kejadian beberapa bulan yang lalu lo yang rencanain" tanyaku dengan nada bergetar.

"iya."

bagaikan disambar petir disiang hari, jika luka hati terlihat mungkin sekarang sudah ada bnyak darah yang mengalir keluar setelah berusaha tenang akhirnya aku memberanikan bertanya sekali lagi dan benar-benar menyiapkan diri untuk jawaban apapun itu nanti.

"niel gw mau tanya dan gw harap lo jawab sejujur-jujurnya apa ini semua kemauan dari diri lo sendiri?"

"iya dan tidak" jawabnya.

aku masih berusaha mencerna apa yang dia ucapkan.

"terus waktu itu ditahun gw ditangkap oleh musuh apa elo orang yang ngembantuin sekaligus jadi mata-mata ditim kita?"

helaan nafas keluar dari mulut daniel membuatku memiliki misteri besar.

"kau tau ba gw punya perasaan terlarang ke leo kan? terus lo pikir gw bakal nyelakain adek kembarnya gitu? lo tau leo sayangnya ke elo kek apa kan"

pernyataan daniel membuatku berfikir masalah ini tak sederhana ini, ada misteri besar dibalik ini semua dan itu masalah besar tapi siapa penghianat yang sebenernya.

"lalu kenapa sekarang lo berusaha ngebunuh gw?"

senyum tipis terlukis jelas di bibir daniel membuatku semakin terheran heran.

"karna dia berusaha membunuhmu laagi"

BRAKKKKKK

DORRR

seketika rumah sakit yang awalnya tenang menjadi riuh serta suara tembakan yang beruntun membuatku berusaha bangkit dengan tenanga yang belum pulih, melihat daniel berbaring dengan cairan merah disekitar kepalanya mata yang tertutup rapat membuatku menghela nafas sedih.

"ba lo disini aja." ucap kak ciyo yang baru nonggol tiba-tiba.

"gak bisa kak aku harus pergi nolongin warga sipil."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can't MoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang