12

318 8 1
                                    

Kepalaku pusing sekali, pandanganku jg masih begitu kabur, tapi lama kelamaan semakin jelas dan aku tak tau apa yang aku liat?? Aku bahkan tak paham sama situasi sekarang? Tempat yang gelap dan begitu asing, pengap serta ada bau ayir darah, membuatku mual ingin mengeluarkan semua isi yang ada diperutku.

Perlahan penglihatanku mulai dapat menyesuaikan cahaya yang ada diruangan itu membuatku melihat banyak bercak darah disetiap sudut ruangan dan lantai bahkan banyak senjata yang berlumuran darah sampai ada karat dibesinya.

Dimana aku sekarang??

Melihat sekiling dengan tatapan tajam, berusaha melepas ikatan yang mengikatku tapi sangat sial sekali dia pandai mengikat aishhh.

"Sudah sadar??"
Terdengar suara barington dr belakangku.

"Sudar selesai melihat-liatnya??"

"Siapa kamu? Apa maumu?"

Tak ada jawaban, langkah kaki yang mendekat, melangkah kedepanku menampakan wajah rupawan dengan struktur wajah yang tegas membuatku seperti bercermin.

"Kak leo??"

"Kau mengenaliku??"
Seringai licik terukir jelas diwajahnya membuatku bertanya tanya apakah ini kak leo sungguhan??

Seketika ucapan bang agus tadi siang membuatku terhenyak dan menyadari sebuah fakta bahwa.

"Kau bukan kak leo" ucapku tegas membuat seringai itu menghilang dari wajah orang didepanku ini.

"Aku leo arselo "

"Kak leo tak pernah menyeringai seperti itu walau kepada musuhnya"

Wajah tegang si pria yang mirip kak leo membuatku semakin yakin dia bukan kak leo.

"Tau apa kamu?"

"Aku saudara kembarnya kita hidup dan menjalani profesi itu bersama apa kamu tolol??"

Tawa mengelegar membuatku sedikit terkejut dan merinding dengan kenyataan kalau dia adalah seorang sikopat.

"Ikalatan kalian sangat erat tetapi kalian terlalu percaya dengan seseorang, kau tau saba didalam timmu dari dulu ada seorang mata-mata dan penghianat, kamu bisa terculik hari itu juga berkat dia, sayangnya leo yang mati menggantikan kamu padahal dia menargetkanmu"

"Penghianat??!"

Aku sungguh terkejut ada penghianta diatar kami? Tapi siapa?

"Iya dia selicik rubah jadi wajar kalau kalian  tak bisa meringkusnya"

"Atas dasar apa aku mempercayaimu"

"Atas dasar obsesiny atas kakakmu"

"Apa???"

"Dia terobsesi dengan kakakmu, dia tak ingin ada yang mirip dengan kakakmu walau itu saudara kembarnya, makannya dia ingin sekali meleyapkanmu"

"Sia_.............."

BRAKK

Sebuah tendangan mendarat diatas perutku hingga aku terpental beberapa meter belakang, menatap tembok dengan sangat keras hingga kursi untuk mengikatku hancur lebur.

Pukulan terus mendarat tanpa memberika jeda apapun, itu menyakitkan sungguh sangat menyakitkan, lelehan darah terus menetes dari dahiku, telingaku berdenging, mulut dan hidungku tak berhenti mengeluarkan darah, suara tulang retak hingga patah terus terngiang diruangan gelap itu, tubuhku hancur dan sialnya aku masih sadar.

"Huhhh lo kuat juga hah"

Suara itu sudah terdengar kelelahan.

"Sekujur tubuh penuh darah juga lo gak pingsan apalagi mati"

Dengan sedikit kesadaran aku tetap mendengarkannya.

"Pantas saja dia kesulitan membunuhmu, gila kuat banget gw ampe kehabisan nafas ngehajar lo padahal biasanya udah mati, dari semua korban gw lo yang terbaik god job boy"

Hening untuk beberapa detik sepertinya dia benar benar istirahat.

"Kau tau ba, penghianatan yang dilakukan orang yang paling lo percaya itu sakitnya jauh lebih sakit daripada kondisi lo sekarang"

Hening lagi.......

"Dia mau lo mati dengan pelan dan penuh penderitaan tapi karna lo korban yang sesungguhnya gw akan ngebunuh lo dengan cepat itu akan ngurangin rasa sakitnya"

Apa maksudnya coba ?? Ini sakitnya udah setengah mati.

"Lo dah disini 3 hari tapi tim lo gak ada gerakan sama sekali, padahal gw sengaja gk matiin hp lo hemm ok mari kita selesaikan"

Tiga hari?? Selama itu aku disini?? Berarti aku pingsan tiga hari?? Ini gila.

Langkah kaki terdengar samar, bahkan  suara pisau yang sedang diasah terdengar tak begitu jelas, darah terus membentuk anak sungai ditempatku berbaring sekarang, kepalaku pusing sekali.

"Aku akan menikam mu dengan cepat selamat tinggal kawan"

Pandanganku menggelap sempurna entar pisau itu menncap ketubuhku atau tidak rasa sakit dari sekujur tubuhku membuatku tak dapat merasakan rasa sakit lagi.

Dorrrrrr dorrrr dorrrrrr

Bukannya itu suara tembakan?? Entahlah

"Saba saba lo bisa denger gw??"
Itu suara bang agus??

"Dia kritis gus denyut nadinya terus melemah"
kak itto juga??

"Apa kita lakuin cpr to??"

"Tidak, tulang disekujur tubuhnya patah kita tidak bisa melakukan itu"

"Tapi saba bisa mati tto"

"Aku punya cara"

Entah apalagi yang terjadi semua menjadi gelap dan sunyi seutunya, sepertinya aku sudah mati.

Tbc

Beuh up kan wkwkwkw selamat membaca tinggalin jejak kalian jangan lupa vote and komen biar gw semangat ngerjainnya. Banyak teka tekinya, kira kira siapa penghianatnya?? Jawab dikomen guys

Can't MoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang